Menghabiskan Malam Teatrikal Bersama Unknown Mortal Orchestra
Sekali lagi, noisewhore sukses jadi pembawa acara musik menyenangkan.
Words by Emma Primastiwi
Foto: Ardi Widja
Bukan hal baru jika tiap bulan, noisewhore membawakan musisi internasional ke Jakarta dalam bentuk konser cukup intim. Adalah Unknown Mortal Orchestra (UMO) yang menjadi perhelatan terbaru dari mereka. Digelar pada 26 September lalu di Empirica, kunjungan pertama UMO ke Indonesia, disambut hangat oleh penggemarnya – karena kapan lagi tengah minggu ada suguhan konser dari sang idola.
Jika melihat jalannya konser, seperti biasa terdapat opening act yang kali ini diisi oleh Heals. Dipilih langsung oleh Ruban Nielson, Heals pun mempersiapkan set khusus untuk dibawakan di konser kemarin, yakni adanya 2 lagu “Monolove” dan “Myselves” yang cukup jarang dimainkan oleh mereka – apalagi “Myselves” yang baru pertama kali dimainkan secara live.
Tak lama setelah Heals usai, UMO mengisi panggung dengan memainkan lagu pertama dari album “From the Sun” – sontak membangkitkan rasa nostalgia pada venue malam itu. Tak berhenti di situ saja, Ruban pun berjalan mengelilingi crowd dalam upaya untuk menyambut penontonnya secara langsung. Ditambah dengan karakter mereka yang dikenal memprioritaskan musikalitas, set UMO di Jakarta kemarin dipenuhi dengan guitar solo khas Ruban. Dilengkapi dengan lighting yang sangat megah, unit ini berhasil memberikan suguhan pengganti visual trippy yang biasanya dibawakan di konser mereka.
Pada lagu “Not in Love We’re Just High”, sekali lagi Ruban bergabung dengan crowd dengan menyanyi di tengah keramaian penonton, ditemani oleh instrumental minimal yang seketika mampu menciptakan atmosfer intim antara performer dan penontonnya. Dengan set yang dibawakan semalam, mereka berhasil memuaskan dua kelompok penggemar yang berbeda, yakni penggemar UMO dari album pertamanya, sampai penggemar yang baru mengenal mereka dari lagu-lagu terbarunya.
Namun, untuk mendapati gelaran sempurna, tentu tidak mudah. Malam itu, interaksi antara Ruban dan penonton terasa kurang memuaskan. Alasannya tentu beragam, bisa jadi karena faktor waktu atau karena performance style Ruban yang memprioritaskan musikalitas. Memang patut diakui, dengan menampilkan set seperti itu, sulit untuk berkomunikasi sembari fokus memberikan performa terbaik. Namun, untungnya, setelah konser berakhir, Ruban dan personil UMO lainnya dengan senang hati menyambut para penggemarnya di area backstage.
Melalui pembawaan “Ffunny Ffriends” dari album pertama, sampai “Hunnybee” dari album terbarunya, Unknown Mortal Orchestra berhasil mempersembahkan pertunjukan musik untuk penggemarnya di Jakarta. Sekali lagi, noisewhore sukses jadi pembawa acara musik menyenangkan. Melihat semangat ini, tentunya tak butuh alasan lebih banyak untuk menyaksikan konser Snail Mail di tanggal 13 Oktober 2018 mendatang.