Menerjemahkan Dangdut Kita Bersama Via Vallen, Cita Citata dan Hetty Koes Endang
Kami berbincang dengan penyanyi dangdut senior dan kontemporer mengenai unsur ciri khas dalam suatu aksi panggung dan perubahan esensi musik dangdut dari awal kemunculannya hingga saat ini.
Words by Whiteboard Journal
Teks: Vania Almira
Cover: Vincent Widjaja
Sebagai salah satu aliran musik populer di Indonesia, musik dangdut telah mengalami perubahan yang signifikan sejak awal kehadirannya sebagai bentuk hiburan di kalangan masyarakat. Muncul pada tahun 1960-an, dangdut timbul akibat keinginan musisi Indonesia pada saat itu untuk membuat jenis musik baru yang terdengar sangat Indonesia namun dikemas secara modern dengan menyatukan elemen-elemen musik dari ranah lokal maupun internasional, seperti musik India maupun Melayu.
Awal mula terbentuknya melodi dangdut dimulai dengan penyesuaian suara khas dari Orkes Melayu yang populer di daerah Sumatera Utara, dirombak dengan menambahkan suara-suara musik dan instrumen lokal. Musik Melayu sendiri merupakan hasil larutan dari pertemuan antara tradisi musik lokal, Timur Tengah, India, dan Barat. Komposisi musiknya pun terdiri dari beragam instrumen, yang paling umum adalah suling, rebana, gendang, biola, hingga kecapi. Dalam dangdut, musik India juga terdengar tak hanya dari gendang tabla yang digunakan, namun dari ornamentasi vokal dan karakter irama yang kental. Jika dilihat dari perkembangan musik dangdut, walau tak satupun elemen yang ada merupakan asli Indonesia, kombinasi dari unsur-unsur tersebut menghasilkan sesuatu yang dapat disebut sebagai musik khas Indonesia.
Semenjak kehadiran dangdut sebagai genre baru di masa itu, pasangan duet yang dikenal sebagai Raja dan Ratu Dangdut yang terdiri dari Rhoma Irama dan Elvy Sukaesih, bersama penyanyi lainnya berhasil memperkenalkan dangdut ke khalayak luas. Di satu sisi, dengan lirik yang menceritakan keadaan sosial dengan cara apa adanya dan mencerminkan realita masyarakat yang juga ditambah dengan ciri khas masing-masing, dangdut berhasil meraih perhatian kalangan kelas menengah ke bawah. Di sisi lainnya, karena kebanyakan lagu dangdut mempunyai tema yang sama dan hanya menjual roman picisan yang terkadang terkesan vulgar, jenis musik ini kurang diterima oleh kalangan kelas menengah keatas.
Setiap musisi pasti memiliki ciri khas masing-masing, baik di atas panggung atau dari musik yang disampaikan. Rhoma Irama memasukkan unsur musik rock ke dalam dangdut dan menyanyikan lagu tentang isu moral dan politik serta ajaran Islam. Lalu datang Inul Daratista dengan Goyang Inulnya yang berhasil meraih perhatian sekaligus kontroversi karena dianggap sebagai pornografi. Sekarang, telah hadir beberapa musisi baru yang ingin mengubah citra dangdut yang terkesan vulgar dengan lebih memfokuskan pada kualitas lagu yang disampaikan.
Oleh karena itu, kami berbincang dengan salah satu penyanyi dangdut senior Hetty Koes Endang (H) mengenai perubahan esensi musik dangdut dari awal kemunculannya hingga saat ini, dan juga dua penyanyi dangdut kontemporer yaitu Via Vallen (V) dan Cita Citata (C) mengenai ciri khas dan tanggapan mereka tentang image dangdut sekarang.
Hetty Koes Endang
Musik apa yang sebenarnya ingin ditonjolkan pada musik dangdut zaman dulu atau musik Anda?
H: Perbedaan pop dan dangdut pada umumnya itu merupakan isi cerita (lirik) tentang kehidupan nyata. Dangdut itu berbeda-beda, ada dangdut-melayu, pop-dangdut, dan dangdut-klasik. Identitas dangdut dibagi menjadi dua; secara musik, khas nya dangdut adalah tabla (gendang) dan suling, kalau dari penyanyinya adalah cengkok, rasa dan goyangan. Tentunya apa yang ingin ditonjolkan adalah gabungan dari kedua aspek atau identitas di atas.
Apa tanggapan Anda mengenai lirik yang berubah menjadi sensual dan musik yang menjadi lebih modern pada musik dangdut saat ini?
H: Menurut saya memang saat ini dunia musik dangdut sudah cukup banyak yang berubah. Seniman dangdut memiliki ciri khas masing-masing seperti contoh Rhoma Irama, ia membawakan musik dangdut lebih mengarah ke dakwah religi, dan banyak menggunakan kata istilah. Saat ini dengan adanya banyak pendatang-pendatang baru yang menyesuaikan lirik dengan cerita hidupnya yang lebih nyata tanpa menggunakan istilah di dalam lirik dan lebih dibawa ke arah jenaka. Musik dangdut yang lebih modern juga tidak bisa dipungkiri lagi karena semua musik yang lahir pada zaman ini sudah tidak bisa utuh menjadi dangdut klasik karena pengaruh dari berbagai macam genre musik lainnya. Menurut saya, menjadi lebih modern juga hal yang positif agar bisa lebih diterima di kuping masyarakat saat ini.
Musik dangdut dikategorikan sebagai musik rakyat, tapi kehadiran musik dangdut saat ini kerap kali menghadirkan kontroversi di beberapa kalangan masyarakat. Apakah hal ini cukup meresahkan bagi Anda?
H: Dulu dangdut konotasinya adalah untuk kalangan menengah kebawah, tetapi saat ini sudah masuk ke tingkat yang lebih tinggi. Image dangdut pun sudah mulai bisa diterima dikalangan atas. Bagi saya ini tidak meresahkan sama sekali, karena pada umumnya memang itu adalah cerita nyata.
Yang bisa dikatakan meresahkan itu adalah dangdut yang ada di pinggiran (kampung ke kampung) karena yang diutamakan adalah goyangnya yang cukup sensual. Tetapi untuk dangdut yang sudah menjalar di kota-kota besar tidak perlu di resahkan lagi karena kualitas musik dangdut juga sudah semakin bagus, dari aspek kostum yang lebih sopan dan elegan, goyangannya, aransemen musik, dan lirik sudah jauh lebih positif.
Apa arti musik dangdut bagi Anda?
H: Sampai saat ini, bagi saya musik dangdut adalah musik yang sangat merakyat khususnya di Indonesia.
Cita Citata dan Via Vallen
Musik apa yang sebenarnya ingin ditonjolkan pada musik dangdut atau musik Anda?
C: Awal release lagu, Cita Citata lebih mengedepankan lirik yang bertema. Seperti judul lagu “Sakitnya Tuh Disini”, “Goyang Dumang”, “Aku Mah Apa Tuh”, “Perawan Atau Janda” dan lain lain. Secara dangdut dalam musik punya tipe klasik yang lahir di tahun 80-90-an, lalu perkembangan zaman masuk tahun 2000-an dangdut mulai ke genre happy dan ngebeat ala DJ, yang banyak disebut dangdut house music. Sudah tidak ada unsur Melayu dan India atau Arab. Pada intinya musik dangdut akan terus berkembang mengikuti tren musik pada masanya. Yang tidak berubah adalah lirik dangdut yang lahir dengan realita masyarakat dan apa adanya. Dangdut adalah salah satu hiburan yang dinikmati semua lapisan masyarakat, sudah bukan musik kalangan bawah. Jadi dangdut akan terus beradaptasi dengan era zaman. Dangdut tetap akan selalu tradisional dan organik karena dangdut adalah gambaran realita masyarakat.
V: Musik yang ingin ditonjolkan pada musik dangdut adalah suara gendang, karena pada dasarnya dari dulu musik dangdut memang identik dengan suara gendang dan seruling. Cuma bedanya sekarang suara gendangnya koplo yang ditambah suara jargon-jargon yang memang sangat bisa diterima dengan masyarakat luas (pecinta dangdut). Dangdut sekarang juga masih menggunakan musik tradisional, mungkin ada beberapa yang menggunakan unsur musik modern karena sekadar mengikuti arus musik yang sedang tren saat ini. Namun, meskipun menggunakan unsur musik modern tetap ada irama gendang, kok.
Apakah ciri khas merupakan salah satu unsur yang penting dalam musik dangdut?
C: Dangdut mempunyai ciri khas dengan goyangan, semua genre musik punya khas goyangan dari reggae, ska, rock dan lain lain. Dangdut bergoyang mengikuti irama musik pada intinya. Dan goyangan adalah penambah rasa dalam musik yang menjadikan lagu dan musik menjadi semakin asyik dinikmati oleh penontonnya karena goyangan itu dilihat bukan didengarkan.
V: Menurut saya ciri khas sebuah goyangan hanyalah pemanis saja. Unsur penting dalam musik dangdut lebih kepada musik dan suara penyanyinya.
Lirik pada lagu dangdut yang terkadang memberikan kesan sensual kerap kali menghadirkan kontroversi di beberapa kalangan masyarakat. Bagaimana tanggapan Anda mengenai hal ini?
C: Karena apa adanya dan to-the-point dalam berkata-kata – itu realita masyarakat, tapi tetap kita harus membuat lirik yang bermoral dan tidak memakai bahasa vulgar. Contoh “Perawan atau Janda”, lirik yang menanyakan abang suka yang mana, adalah realita masyarakat di Indonesia yang diangkat ke publik melalui lirik dangdut dan hanya ada di dangdut.
V: Semoga kedepan tidak ada lagi kesan sensual di musik dangdut.
Apa arti musik dangdut bagi Anda?
C: Musik dangdut adalah cerminan dari kondisi masyarakat kelas bawah yang memiliki ciri khas kelugasan dan kesederhanaannya.
V: Musik Dangdut adalah jati diri musik indonesia. Kita sebagai masyarakat Indonesia wajib melestarikannya.