Melihat Relevansi Cassette Store Day Bersama Arian13, Eross Candra hingga Kikagaku Moyo
Berbincang dengan Eross Sheila on 7, Arian13, Jimi Multhazam, dan sederet musisi lainnya tentang antusiasme kembalinya format kaset lewat Cassette Store Day.
Words by Ghina Sabrina
Cover: Monica Ivana
Seiring pesatnya perkembangan teknologi, musik dan segala aspek yang ada di dalamnya pun berubah. Memang, kini penikmat musik rilisan fisik telah berkurang secara drastis jika dibandingkan dengan masa kejayaannya bertahun-tahun yang lalu, namun masih muncul antusiasme terhadap format tersebut dengan diadakannya perayaan seperti Record Store Day dan Cassette Store Day. Sehubungan dengan perayaan Cassette Store Day yang jatuh pada tanggal 13 Oktober lalu, kami menghubungi beberapa musisi lokal maupun internasional mengenai tanggapan mereka terhadap format musik kaset yang kembali relevan di tengah-tengah era digital.
Eross Candra
Musisi – Sheila on 7
Perayaan Cassette Store Day masih terbilang baru jika dibandingkan dengan Record Store Day. Dengan adanya hari perayaan tersebut, apakah format kaset akan mengalami revival layaknya vinyl?
Menurut saya iya, karena yang pertama, kaset lebih mudah di dapat daripada vinyl terus juga era kejayaan kaset itu belum/tidak selama era kejayaan vinyl dulu. Jadi istilahnya mesin-mesin penggandaan itu masih banyak tersebar di Indonesia, jadi mungkin bisa lebih luas kedepannya untuk kaset.
Suara yang dihasilkan oleh kaset pada dasarnya memiliki kualitas yang lebih rendah daripada format lainnya, melihat hal ini, apakah format tersebut kini sekadar gimmick?
Iya memang saya mengalami dari era kaset kemudian CD kemudian ada era terbaru yakni reissue-nya vinyl, kaset termasuk yang kalau secara kualitas memang di bawah. Dari noise, ketahanannya, karena kalau CD diputar beberapa ribu kali, format itu masih konsisten. Cuma kalau kaset, ada kemungkinan suaranya akan lebih ada noise. Kalau gimmick, mungkin tidak. Memang pada kenyataannya kaset bergantung kepada tipisnya pita kaset dan kualitas pita kaset juga tidak sebagus di generasi pertama kaset di tahun 80-an. Saya tidak tahu kalau produksinya apakah bisa menyaingi bagusnya kaset di tahun tersebut karena saya mengalami era kaset di tahun 90-an itu dan pita kasetnya tipis-tipis. Beberapa ratus kali putar suaranya tidak se-konsisten waktu pertama kali beli.
Apakah Anda masih dapat mengingat kaset pertama Anda?
Kalau zaman dulu ada Sanggar Cerita, waktu itu ceritanya tentang Voltes V. Cuman kalau musik, yang pertama saya beli itu album God Bless yang “Semut Hitam”.
Cassette player bukanlah teknologi yang sering dijumpai sekarang, apakah Anda masih mempunyai alat tersebut?
Iya, saya masih punya alat pemutar kaset yang sampai sekarang masih bekerja. Saya juga masih punya kaset-kaset lama saya yang dari zaman SD, beberapa masih saya simpan. Ketika diputar lagi, penurunan kualitas sudah lumayan cukup jauh, berbeda dengan CD ataupun vinyl.
Jika dapat memilih mengoleksi antara vinyl dan cassette, format manakah yang akan dipilih?
Mungkin saya lebih pilih vinyl karena sebagai pelaku di industri musik dan saya penikmat musik, menurut saya vinyl lebih konsisten, lebih bisa disimpan dalam jangka waktu yang lama. Walaupun menyimpannya lebih susah, jadi butuh tempat yang khusus. Tapi sebenarnya pilihan pertama saya CD, jadi CD, vinyl, lalu kaset.
Perayaan Cassette Store Day masih terbilang baru jika dibandingkan dengan Record Store Day. Dengan adanya hari perayaan tersebut, apakah format kaset akan mengalami revival layaknya vinyl?
Kayaknya sih tidak ya, karena si CSD ini ‘kan sudah berjalan beberapa waktu lama ya sejak 2013, ya masih begitu begitu saja. I could be wrong though.
Format kaset untuk generasi-generasi muda sekarang memang seperti format yang obscure, tapi sebenarnya bagi mereka yang memang terbiasa dengan rilisan fisik sebenarnya format kaset ini cukup umum dan tidak kemana-mana. Hingga kini masih banyak band-band, apalagi yang bergenre noise, metal, hardcore/punk, merilis demo mereka dalam format kaset.
Suara yang dihasilkan oleh kaset pada dasarnya memiliki kualitas yang lebih rendah daripada format lainnya, melihat hal ini, apakah format tersebut kini sekadar gimmick?
Sekarang, mungkin iya ada faktor sekedar gimmick-nya. Kalau dulu, format kaset itu umum untuk band atau musisi baru merekam dan menggandakan demo lagunya untuk diberikan kepada label-label, dibagikan atau dijual di gigs. Kalau sekarang kan sudah jadi format digital, dan band/musisi tinggal memberi link-nya.
Yang saya perhatikan, beberapa band/musisi sengaja merilis karyanya dalam format kaset agar lebih obscure, terlepas itu hal yang pretentious atau tidak. Dulu, memang paling umum ya merilis dengan format kaset karena di Indonesia sudah tidak ada pressing plant untuk vinyl records, dan mencetak CD masih mahal dan tidak umum.
Apakah Anda masih dapat mengingat kaset pertama Anda?
Semasa kecil tinggal di Boston, USA, dulu dapat sebuah kaset kompilasi gratis dari K-Mart kalau tidak salah, seperti Top 10 era itu yang kemudian selalu saya putar. Saya ingat di kaset kompilasi ini ada Madness “Our House”, lalu Kajagoogoo “Too Shy”. Tapi kaset sendiri yang saya beli di toko kaset dulu adalah The Beach Boys “The Very Best Of…”, bokap saya sering memutar vinyl The Beach Boys di rumah, jadi saya kayak ingin punya sendiri album The Beach Boys makanya beli sendiri. Sebelumnya, saya sering dibelikan bokap atau nyokap kaset-kaset lagu soundtrack Disney, soundtrack film-film serial ’80s, dan juga kaset-kaset lawak dan Sanggar Cerita.
Cassette player bukanlah teknologi yang sering dijumpai sekarang, apakah Anda masih mempunyai alat tersebut?
Punya. Sering berganti juga karena rusak. Sekarang saya pakai Denon tape deck. Serinya tidak tahu apa. Dan sampai sekarang saya juga masih menggunakan pulpen atau pensil (do you know what to do with this? haha) sebagai pelengkap.
Jika dapat memilih mengoleksi antara vinyl dan cassette, format manakah yang akan dipilih?
Format vinyl records akan selalu menjadi pilihan pertama untuk saya. Soundnya masif dengan artwork besar. Tapi kalau misalnya saya sangat suka dengan band atau albumnya, saya sering juga mengoleksi dalam berbagai format. Misalnya mungkin yang terakhir saya beli dalam semua format itu album Lana Del Rey “Lust For Life” dan Hatchie “Sugar & Spice”, ada format vinyl, kaset dan CD.
Kareem Soenharjo
Musisi – BAP.
Perayaan Cassette Store Day masih terbilang baru jika dibandingkan dengan Record Store Day. Dengan adanya hari perayaan tersebut, apakah format kaset akan mengalami revival layaknya vinyl?
I hope so, I used to listen to Ciara and Houston on cassette with my big sister on the walkman. Would be kinda cool to have those days back again.
Suara yang dihasilkan oleh kaset pada dasarnya memiliki kualitas yang lebih rendah daripada format lainnya, melihat hal ini, apakah format tersebut kini sekadar gimmick?
To be honest for me as an artist I just wanted physical copies of my music to be shared to the public, and cassette is a fun and affordable way to do it. As for the sound: is what it is.
Apakah Anda masih dapat mengingat kaset pertama Anda?
A bootleg of a Led Zeppelin live recording, forgot what it was.
Cassette player bukanlah teknologi yang sering dijumpai sekarang, apakah Anda masih mempunyai alat tersebut?
Lost or destroyed or both, that’s for sure.
Jika dapat memilih mengoleksi antara vinyl dan cassette, format manakah yang akan dipilih?
Semuanya deh kalau bisa (tertawa).
Uda Sjam
DJ
Perayaan Cassette Store Day masih terbilang baru jika dibandingkan dengan Record Store Day. Dengan adanya hari perayaan tersebut, apakah format kaset akan mengalami revival layaknya vinyl?
Lebih ke nostalgic dan collectible item aja sih. Khususnya di special releases dan gimmick.
Suara yang dihasilkan oleh kaset pada dasarnya memiliki kualitas yang lebih rendah daripada format lainnya, melihat hal ini, apakah format tersebut kini sekadar gimmick?
Ya, gimmick dan sebuah solusi menarik yang bagus untuk bikin rilisan fisik yg ga mahal.
Apakah Anda masih dapat mengingat kaset pertama Anda?
Masih. Michael Jackson “Black or White” pas baru keluar pertama kali.
Cassette player bukanlah teknologi yang sering dijumpai sekarang, apakah Anda masih mempunyai alat tersebut?
Masih suka ketemu sih kalau lagi hunting.
Jika dapat memilih mengoleksi antara vinyl dan cassette, format manakah yang akan dipilih?
Vinyl.
Foto: Jimi Multhazam
Jimi Multhazam
Musisi – The Upstairs
Perayaan Cassette Store Day masih terbilang baru jika dibandingkan dengan Record Store Day. Dengan adanya hari perayaan tersebut, apakah format kaset akan mengalami revival layaknya vinyl?
Kalau mengalami revival sepertinya tidak ya. Nostalgia saja.
Suara yang dihasilkan oleh kaset pada dasarnya memiliki kualitas yang lebih rendah daripada format lainnya, melihat hal ini, apakah format tersebut kini sekadar gimmick?
Saya generasi kaset soalnya. Kadang bunyi desisnya berdampak seksi di telinga. Ada beberapa lapisan masyarakat yang masih mencari sensasi itu.
Apakah Anda masih dapat mengingat kaset pertama Anda?
Masih banget. Bahkan masih menyimpannya. Kompilasi berjudul Top 75. Saya beli dari uang sendiri ketika kelas 3 SD. Isinya sebagian besar New Wave dan Pop yang lagi hits zamannya.
Cassette player bukanlah teknologi yang sering dijumpai sekarang, apakah Anda masih mempunyai alat tersebut?
Saya hanya menyimpan walkman.
Jika dapat memilih mengoleksi antara vinyl dan cassette, format manakah yang akan dipilih?
Pilihan berat. Biasanya saya ada kategorinya. Vinyl hanya untuk album atau single yang influensial. Kalau kaset lebih ke nostalgia. Album atau koleksi yang punya cerita tersendiri.
Foto: Ardi Widja
Go Kurosawa
Musisi – Kikagaku Moyo
Perayaan Cassette Store Day masih terbilang baru jika dibandingkan dengan Record Store Day. Dengan adanya hari perayaan tersebut, apakah format kaset akan mengalami revival layaknya vinyl?
I don’t think it will be big as a vinyl, but I saw some stores had huge collection of cassettes in Jakarta. I bet there are some hidden gem in there.
Suara yang dihasilkan oleh kaset pada dasarnya memiliki kualitas yang lebih rendah daripada format lainnya, melihat hal ini, apakah format tersebut kini sekadar gimmick?
“The lower quality” can be good in some music. Really warm, nostalgic sound.
Apakah Anda masih dapat mengingat kaset pertama Anda?
I think it was a children story called Shimajiro. I remember that I loved how each cassettes had different colours.
Cassette player bukanlah teknologi yang sering dijumpai sekarang, apakah Anda masih mempunyai alat tersebut?
Yes I have a player!
Jika dapat memilih mengoleksi antara vinyl dan cassette, format manakah yang akan dipilih?
I would still prefer vinyl. Artwork is bigger, sounds heavier.
Foto: Iga Massardi
Iga Massardi
Musisi – Barasuara
Perayaan Cassette Store Day masih terbilang baru jika dibandingkan dengan Record Store Day. Dengan adanya hari perayaan tersebut, apakah format kaset akan mengalami revival layaknya vinyl?
Saya tidak yakin soal revival, tapi yang jelas setiap perayaan akan menciptakan momentum. Dan momentum itu akan menciptakan demand.
Suara yang dihasilkan oleh kaset pada dasarnya memiliki kualitas yang lebih rendah daripada format lainnya, melihat hal ini, apakah format tersebut kini sekadar gimmick?
Kalo saya beli kaset, tentu itu bukan karena soal kualitas audionya tapi sebagai collectible item. Mengenai gimmick atau bukan, buat saya bukan soal itu. Lebih ke musisi/bandnya yang memang ingin memberi sesuatu ke pendengarnya atau tidak.
Apakah Anda masih dapat mengingat kaset pertama Anda?
Kalo kaset pertama sih tidak ingat, tapi salah satu momen yang paling memorable itu waktu beli “Is This It” – The Strokes karena harus naik mobil dari Bekasi ke Blok M setelah mencari berminggu-minggu.
Cassette player bukanlah teknologi yang sering dijumpai sekarang, apakah Anda masih mempunyai alat tersebut?
Tidak punya.
Jika dapat memilih mengoleksi antara vinyl dan cassette, format manakah yang akan dipilih?
Vinyl.
Foto: Pemuda Sinarmas
Muhammad Fajrintio
Cassette Jockey – Pemuda Sinarmas
Perayaan Cassette Store Day masih terbilang baru jika dibandingkan dengan Record Store Day. Dengan adanya hari perayaan tersebut, apakah format kaset akan mengalami revival layaknya vinyl?
Ya aku yakin pasti akan mengalami revival, karena format kaset sekarang adalah sebuah alat nostalgia dan apalagi sekarang ada cassette jockey yang selalu memperkenalkan kaset di setiap performance-nya.
Suara yang dihasilkan oleh kaset pada dasarnya memiliki kualitas yang lebih rendah daripada format lainnya, melihat hal ini, apakah format tersebut kini sekadar gimmick?
Kata siapa lebih rendah? Jika kita merawat kaset tersebut dan didukung oleh perangkat memadai (seperti amplifier, equalizer, dan tape deck) suara kaset tidak kalah oleh format lain kok. Jadi ini bukan sekedar gimmick.
Apakah Anda masih dapat mengingat kaset pertama Anda?
Kaset pertama aku waktu SD dulu itu Sheila on 7, The Moffatts dan Blink-182 (tertawa).
Cassette player bukanlah teknologi yang sering dijumpai sekarang, apakah Anda masih mempunyai alat tersebut?
Hmm.. punya gak ya? (tertawa).
Jika dapat memilih mengoleksi antara vinyl dan cassette, format manakah yang akan dipilih?
Cassette dong.
Foto: Randy Danistha
Randy Danistha
Musisi – Nidji/Random Brothers/Nev+
Perayaan Cassette Store Day masih terbilang baru jika dibandingkan dengan Record Store Day. Dengan adanya hari perayaan tersebut, apakah format kaset akan mengalami revival layaknya vinyl?
Sepertinya setiap format akan memiliki pasarnya masing-masing, dan kita belum bisa menebak apakah kaset akan kembali revival layaknya vinyl di era semua serba digital ini. Tetapi pasti akan selalu ada saja yang menyukai recording dalam bentuk kaset.
Suara yang dihasilkan oleh kaset pada dasarnya memiliki kualitas yang lebih rendah daripada format lainnya, melihat hal ini, apakah format tersebut kini sekadar gimmick?
Untuk pecinta ambient music saya rasa kaset adalah media yang tepat untuk menikmati musik dengan karakter lo-fi dan justru kualitas rendah alaminya itu yang dicari. Untuk karya di kaset ini bisa dijadikan samples untuk dimainkan atau mungkin menjadi bahan recording lagu lainnya.
Apakah Anda masih dapat mengingat kaset pertama Anda?
Kaset pada zaman itu sepertinya P-Project (tertawa).
Cassette player bukanlah teknologi yang sering dijumpai sekarang, apakah Anda masih mempunyai alat tersebut?
Punya tapi kondisinya sepertinya sudah lama tidak terpakai.
Jika dapat memilih mengoleksi antara vinyl dan cassette, format manakah yang akan dipilih?
Keduanya sangat layak dipilih, karena bagi saya sebagai pemain modular, playback samples menggunakan kaset untuk mendapatkan efek lo-fi untuk dimainkan berbarengan dengan modular sangat menyenangkan. Tapi untuk menikmati audio secara maksimal saya memilih vinyl.
Foto: Yogha Prasiddhamukti
Yogha Prasiddhamukti
Musisi – Skandal / Co-Founder – Winona Tapes
Perayaan Cassette Store Day masih terbilang baru jika dibandingkan dengan Record Store Day. Dengan adanya hari perayaan tersebut, apakah format kaset akan mengalami revival layaknya vinyl?
Saya rasa, sih, kalau dibilang “revival“, masih terlalu jauh. Konsumsi kaset kayaknya emang ngalamin peningkatan, apalagi 5 tahun belakangan pasca CSD pertama diadakan, tapi ya kalau dibandingin pembelian format rilisan fisik lainnya (kayak vinyl dan CD), ya masih jauh sih kayaknya. Namun, kaset emang sekarang seakan jadi salah satu format fisik yang cukup dinikmati karena menurut saya,orang-orang—penggemar musik dan para kolektor khususnya—emang masih nyimpen sesuatu yang bisa dipegang, yang bisa dilihat gambarnya, lihat benda itu bergerak ketika diputar.
Suara yang dihasilkan oleh kaset pada dasarnya memiliki kualitas yang lebih rendah daripada format lainnya, melihat hal ini, apakah format tersebut kini sekadar gimmick?
Kayaknya tidak juga, cuma emang kayaknya, dengan biaya produksi yang tidak setinggi format fisik lainnya, saya rasa dari sisi musisi maupun label, akan selalu tertarik buat nge-push kreativitas mereka masing-masing kali ya? Kayak, kaset itu bisa diapa-apain packaging-nya, bisa rilis yang terbatas banget, gitu misalnya, jadi tidak ragu buat merilis sesuatu yang “nyebrang” yang mungkin, tidak bisa dilakukan dalam format fisik yang lain. Saya tidak tahu apakah ini relevan apa tidak, tapi saya pernah baca bahwa subkultur kaset ini jadi semacam medium untuk menunjukkan generasi sekarang akar dari produk-produk subkultur kontemporer yang mereka konsumsi saat ini. Contohnya, reissue album band 80-an atau 90-an dalam format kaset. Kan jadinya, selain nostalgia buat generasi yang masih mengalami kaset, generasi sekarang, di era digital dan streaming, masih bisa menikmati format asli album tersebut ketika pertama kali keluar pada masanya. Eh, itu bisa dibilang gimmick nggak tuh?
Apakah Anda masih dapat mengingat kaset pertama Anda?
Masih. Kaset pertama yang saya punya yang dibelikan orang tua adalah album musik latar “Satria Baja Hitam”. Kaset pertama yang saya beli pakai uang saku sendiri adalah kompilasi musik latar World Wrestling Federation, “WWF The Music, Vol.5”.
Cassette player bukanlah teknologi yang sering dijumpai sekarang, apakah Anda masih mempunyai alat tersebut?
Masih. Baik dalam bentuk tape, maupun yang portable semacam Walkman.
Jika dapat memilih mengoleksi antara vinyl dan cassette, format manakah yang akan dipilih?
Milih dua-duanya boleh nggak? Hahaha! Tidak menjawab pertanyaan. Tapi kalau untuk saat ini, yang masih saya koleksi adalah format kaset.