Who, What, Why: Deby Sucha
Mengenal lebih jauh Deby Sucha, seorang fotografer perempuan berbakat yang mampu membangun kredibilitas di tingkat global.
Teks: Yohana Belinda
WHO
Deby Sucha adalah seorang self-taught fotografer yang saat ini menetap di Tokyo. Perjalanan kariernya sebagai fotografer dimulai pada tahun 2007, ketika dirinya masuk dalam seleksi kompetisi fotografer amatir di Tokyo. Deby Sucha sempat kembali ke Indonesia dan menjadi asisten fotografer perempuan Indonesia, Nicoline Patricia Malina, pada 2009. Lalu, pada tahun 2013 Deby memutuskan pindah ke Jepang untuk menempuh pendidikan seni di Tokyo sembari bekerja menjadi fotografer lepas. Selepas menyelesaikan pendidikannya, Deby memutuskan untuk menekuni profesi fotografer independen. Kini ia menjadi fotografer multidisipliner untuk berbagai project mulai dari foto komersial, foto editorial, creative directions, hingga personal projects.
Meski awal mulanya tak pernah terpikir untuk menjadi seorang fotografer, Deby mengungkapkan bahwa dunia fotografi memberikan ruang bagi dirinya untuk berekspresi. Tak hanya itu, dunia fotografi juga membuat Deby Sucha untuk keluar dari zona nyamannya. “Memaksa” dirinya untuk berinteraksi dengan orang-orang baru meskipun sebenarnya ia adalah seseorang yang introvert. Dalam berkarya sendiri, Deby gemar mengangkat objek yang ada di sekitarnya, misalnya orang-orang terdekat atau benda-benda yang sering ia temukan. Deby memang ingin mengangkat unsur kesederhanaan atau hal-hal yang lumrah dalam karyanya. Deby ingin mereka yang menikmati karyanya dapat merasakan energi dari hal yang dia abadikan lewat foto.
WHAT
Deby mengatakan bahwa dirinya membutuhkan setidaknya sepuluh tahun untuk sampai pada titik kariernya hari ini. Pada mulanya, dia kerap kali mengalami berbagai rintangan terutama karena dirinya adalah seorang pekerja freelance asing dengan latar belakang sebagai perempuan dan people of colour. Deby mengatakan bahwa banyak orang meragukan kredibilitasnya dan tak sedikit orang yang hanya mengambil keuntungan semata tanpa menghargai secara adil hasil kerjanya. Tak jarang dirinya tidak dibayar secara materi dan hanya diberi imbalan melalui akreditasi di media sosial. Maka dari itu Deby menekankan bahwa menjadi seorang freelancer tidak selamanya “indah”, sebab dibutuhkan tekad yang kuat untuk menjalaninya. Meski begitu, Deby tetap mendukung mereka yang ingin mengekspresikan dirinya lewat fotografi dan menuturkan bahwa hasil seni tidak selalu dapat diukur dengan uang.
Kini, Deby telah berhasil membangun reputasi dan berkolaborasi dengan klien-klien besar. Salah satunya adalah Airbnb yang bekerja sama dengan Deby setelah melihat website pribadinya dan menjadikannya sebagai salah seorang fotografer freelance pada tahun 2015 silam. Tak hanya, Airbnb Deby juga pernah berkolaborasi dengan Getty Image, Girlgaze dan Dove untuk project #ShowUs. Dalam project ini, Deby berkesempatan untuk bekerja sama dengan 116 fotografer perempuan dari 39 negara berbeda untuk menampilkan kecantikan yang berbeda. Ini adalah project yang paling dibanggakan oleh Deby, sebab dalam project ini Deby menampilkan karya yang sangat personal, yaitu foto ibu dan sahabatnya, dua orang yang menjadi inspirasinya.
WHY
Berada di industri kreatif yang sedang berkembang, kini banyak freelancer lokal yang mencoba untuk mendobrak pasar global. Namun, dibalik anggapan bahwa bekerja secara lepas dapat mendapatkan kebebasan dan keleluasaan dalam berkarya, seorang pekerja lepas seringkali direndahkan kredibilitasnya dan tidak mendapatkan hasil yang sesuai dengan nilai karyanya. Sehingga, penting untuk konsisten dalam berkarya dan memiliki tekad kuat dalam meningkatkan value atas diri sendiri. Perjuangan dan prestasi yang telah di Deby Sucha sebagai seorang fotografer freelance dapat menjadi gambaran akan seorang yang mampu membangun kredibilitas di ranah global. Ia membuktikan bahwa latar belakangnya sebagai seorang pekerja asing perempuan tidak menghalanginya untuk terus termotivasi untuk berkarya dan berkolaborasi lebih banyak lagi di ranah global. Dengan melihat hal itu, Deby sepertinya telah menoreh hasil yang sepadan dan patut dibanggakan.