Twitter Blue Kembali Hadir, Pengguna iOS akan Membayar Lebih Mahal
Setelah sempat ramai ditolak oleh para pengguna, Twitter kembali meluncurkan blue subscription dengan tingkat keamanan yang lebih baik, yakni pendaftaran nomor telepon untuk mencegah peniruan identitas.
Teks: Ahmad Baihaqi
Foto: Jeff Chiu/AP
Twitter kembali meluncurkan Blue Subscription, sebulan setelah upaya pertama yang memicu kegaduhan di timeline Twitter. Seperti yang pernah disampaikan sebelumnya, langganan akan dikenakan biaya USD 8 per bulan untuk pembelian melalui web atau USD 11 per bulan untuk pembelian melalui iOS App Store untuk menutup komisi 30% yang diambil oleh Apple dari pembelian melalui aplikasi.
Dalam pengumuman terbarunya, siapapun yang membayar untuk tanda centang biru pada profil, mereka harus mendaftarkan nomor telepon terlebih dahulu untuk mencegah peniruan identitas. Selain itu, ketika melakukan perubahan pada handle, display name, dan profile picture, maka centang biru akan hilang sampai akun selesai ditinjau kembali.
we’re relaunching @TwitterBlue on Monday – subscribe on web for $8/month or on iOS for $11/month to get access to subscriber-only features, including the blue checkmark 🧵 pic.twitter.com/DvvsLoSO50
— Twitter (@Twitter) December 10, 2022
Dalam sebuah thread yang dibuat Twitter, dijelaskan bahwa Twitter akan memberikan fitur tambahan untuk setiap Blue Subscription, termasuk kemampuan mengedit tweet, mengunggah video 1080p, dan mengakses mode baca. Selain itu, Twitter juga akan melakukan pembatasan terhadap iklan yang ditampilkan menjadi lebih sedikit dan menjadikan akun prioritas dalam pencarian tweet dan reply sebagai “coming soon”.
Twitter juga menambahkan bahwa mereka akan mengganti label “official” yang telah digunakan selama beberapa waktu ke belakang dengan tanda centang berwarna emas untuk akun bisnis serta disusul centang abu-abu untuk akun pemerintah dan multilateral pada akhir pekan ini.
Sebelumnya, Elon Musk pertama kali meluncurkan Twitter Blue pada bulan lalu, tetapi kemudian menarik kembali fitur tersebut dua hari setelah terjadi gelombang akun terverifikasi palsu membanjiri Twitter. Peluncuran yang tiba-tiba juga menyebabkan kekhawatiran pada pengiklan hingga pejabat pemerintah karena dapat menyebabkan peniruan identitas.