Sigma Male, Sang Apex Predator Laki-Laki Sejati Zaman Modern di Tengah Budaya Cryptocurrency dan Kapitalisme
Istilah ‘Sigma Male’ digunakan untuk menggambarkan seseorang yang telah menjadi contoh spesimen maskulinitas, yakni beroperasi di luar sistem hierarki sosial.
Teks: Titania Celestine
Photo: via Know Your Meme
Belakangan ini ditemukan sebuah tren meme baru yang mengakui sexual identity baru pada komunitas warganet melalui memes, yang dikenal sebagai ‘Sigma Male’ atau ‘Giga Chad’.
Istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan seseorang yang telah menjadi contoh spesimen maskulinitas, yakni beroperasi di luar sistem hierarki sosial. Menurut deskripsi yang ditemukan online, Sigma Male maupun Giga Chad merupakan seseorang yang sukses dan populer, tapi juga pendiam dan misterius.
Pertama kali diciptakan oleh aktivis far right Theodore robert Beale dalam blog nasionalis pada tahun 2010, istilah ‘Sigma Male’ menggambarkan laki-laki introvert yang “bermain sesuai aturannya sendiri”.
Diasosiasikan dengan pandangan kuno maskulinitas dan cringe, banyak penganut Sigma Male memotivasi diri mereka untuk beraspirasi menjadi bayangan laki-laki yang superior. Seorang motivational speaker atas nama Vaynerchuk seringkali berbagi akan hustle culture seorang Sigma Male, dan bagaimana hal tersebut akan menjadikan mereka pria sejati.
Hal ini terasa seperti konten parodi, namun sebetulnya banyak pihak yang memilih untuk menganut kepercayaan ini secara serius… somehow.
Namun, banyak juga kelompok warganet yang menjadikan sexual identity ini sebagai bahan candaan, menjadikan basis Sigma Male yang didasari oleh misogyny dan toxic masculinity bahan bakar meme untuk membantu disillusioning the masses.
Menjadikan istilah Sigma Male sebagai bahan bercanda juga dipandang sebagai meta-commentary akan tekanan sosio-ekonomi yang dirasakan oleh laki-laki di masa modern, meruntuhkan ekspektasi tidak realistis yang diterapkan masyarakat pada laki-laki.
On a more serious note, sedih sekali bahwa labels akan jati diri online laki-laki ditentukan oleh kemampuan mereka untuk bertukar cryptocurrency dan membuka botol saos tanpa lap tangan.