Rise of E-Commerce
Membahas gencarnya fenomena online shopping di Indonesia bersama content creator Jovi Adhiguna, penyanyi Alika Islamadina, sampai chef Martin Praja.
Words by Emma Primastiwi
Melalui kenyamanan dan kemudahan yang ditawarkan oleh berbagai platform e-commerce, online shopping telah mengalami perkembangan pesat dalam lima tahun terakhir. Perkembangan teknologi yang semakin lama semakin banyak memindahkan aktivitas belanja ke ranah digital, tidak hanya membantu konsumen dengan kenyamanan yang ditawarkan, tetapi juga menciptakan pasar baru bagi para pemilik bisnis kecil maupun baru untuk memperkenalkan diri pada audiens yang lebih luas. Melihat perkembangan ini, kali ini kami berbincang dengan berbagai tokoh industri, dari content creator Jovi Adhiguna, penyanyi Alika Islamadina sampai chef Martin Praja, mengenai gencarnya fenomena online shopping di Indonesia sampai nasib toko fisik di masa depan.
Toton Januar
Fashion Designer – TOTON
Bagaimana online shopping telah mempengaruhi pengalaman berbelanja Anda secara pribadi?
Pengaruhnya besar sekali terutama dalam hal waktu dan kepraktisan ya. Awalnya agak sempat ‘culture shock’ juga di mana online shopping memberi akses kepada barang-barang yang sebelumnya sulit/tidak mungkin diperoleh, sehingga akhirnya sempat kebablasan juga. Tapi seperti perkembangan teknologi apapun, dibutuhkan kontrol dan adaptasi yang baik.
Melihat perkembangan e-commerce di Indonesia, bagaimana fenomena ini telah mempengaruhi aksesibilitas bagi brand lokal / brand kecil?
Sebagai produsen atau penyedia barang, tentunya online shopping membuka cakrawala baru dalam bertransaksi dan meluaskan pasar.
Menurut Anda, bagaimana fenomena online shopping ini telah redefine industri fashion / shopping secara umum?
Menyambung jawaban saya di atas, akses antara pembeli dan penyedia barang praktis tidak terbatas. Ini tidak hanya mempengaruhi pola belanja konsumen, tapi juga pola produksi dan penyediaan barang dari produsen/penjual. Lebih banyak barang diproduksi dan disediakan, karena platform yang tersedia sebagai distribution channel lebih mudah dan relatif lebih murah.
Setelah mempelajari naiknya aktivitas online shopping, dengan kenyamanan yang disediakan oleh toko online, apakah Anda sendiri masih mementingkan keperluan toko fisik?
Masih. Terutama untuk produk fashion di kelas luxury, atau produk-produk yang lebih niche atau relatif baru dan memerlukan sosialisasi secara langsung.
Menurut Anda, bagaimana toko fisik bisa bertahan hidup di era dimana segalanya telah tersedia secara digital?
Live experience, service, human to human interaction. Banyak hal-hal yang tidak bisa digantikan lewat digital atau diperoleh cuma lewat layar komputer saja. Event ataupun exhibition, special show, dll. juga memberi sesuatu yang spesial pada customer. Akses untuk mencoba barang yang akan dibeli pun menjadi semacam kemewahan di era yang serba instan dan serba digital ini.
Alika Islamadina
Penyanyi
Bagaimana online shopping telah mempengaruhi pengalaman berbelanja Anda secara pribadi?
It changes the way I shop completely! More efficient, karena online shop sudah ada banyak banget yang bisa dipercaya. Truthfully, jadi bikin orang semakin konsumtif sih karena faktor “gampang” nya itu.
Melihat perkembangan e-commerce di Indonesia, bagaimana fenomena ini telah mempengaruhi aksesibilitas bagi brand lokal / brand kecil?
E-commerce menurutku sangat membantu brand-brand lokal. More accessible untuk dibeli orang, jadinya makin banyak local brands yang percaya diri untuk berkembang.
Menurut Anda, bagaimana fenomena online shopping ini telah redefine industri fashion / shopping secara umum?
Banyak sekali brand-brand yang tadinya hanya berjualan secara fisik goes online, mungkin karena semakin banyak orang melakukan online shopping dan tidak mau ketinggalan fenomena tersebut.
Setelah mempelajari naiknya aktivitas online shopping, dengan kenyamanan yang disediakan oleh toko online, apakah Anda sendiri masih mementingkan keperluan toko fisik?
I believe toko fisik itu masih penting dan diperlukan. Tidak semua hal bisa dibeli secara online. There are some things that I still shop directly at the store like shoes, makeup, and luxury stuffs, things that I like to try on the experience first.
Menurut Anda, bagaimana toko fisik bisa bertahan hidup di era dimana segalanya telah tersedia secara digital?
Bedanya shopping secara online dan langsung datang ke toko itu menurutku the experience of shopping-nya. Create more experience that suits the brand, I’m sure that helps.
Jovi Adhiguna
Content Creator
Bagaimana online shopping telah mempengaruhi pengalaman berbelanja Anda secara pribadi?
Online shopping sangat mempermudah dalam segala aspek apalagi yang memiliki fitur cash on delivery, free return, itu sangat mempermudah orang-orang yang tidak punya waktu untuk belanja ke offline store.
Melihat perkembangan e-commerce di Indonesia, bagaimana fenomena ini telah mempengaruhi aksesibilitas bagi brand lokal / brand kecil?
Sangat besar dan membantu! Especially untuk para startup brand untuk reach bigger market dan wider range of location.
Menurut Anda, bagaimana fenomena online shopping ini telah redefine industri fashion / shopping secara umum?
Menurut aku sih, online shopping tidak memberikan definisi yang baru atas shopping secara umum, mereka justru memberikan option dan wider range buat para customer, like I said before, fenomena e-commerce ini hanya mempermudah segalanya!
Setelah mempelajari naiknya aktivitas online shopping, dengan kenyamanan yang disediakan oleh toko online, apakah Anda sendiri masih mementingkan keperluan toko fisik?
For certain cases yes I do still need offline store. Can you imagine going to a mall without a single store?
Menurut Anda, bagaimana toko fisik bisa bertahan hidup di era dimana segalanya telah tersedia secara digital?
Untuk beberapa kategori, offline store diperlukan karena adanya tenaga service yang melayani langsung dan diperlukan prinsip berbelanja dengan mencoba, meraba, merasa sebelum membeli. Small example adalah luxury goods store.
Anugrah Aditya
Musisi – Content Creator
Bagaimana online shopping telah mempengaruhi pengalaman berbelanja Anda secara pribadi?
Dari segi experience saya jelas lebih banyak browsing via internet / online, mudah dilakukan dimana dan kapan saja. Tapi itu sebatas untuk mengetahui apa saja artikel baru yang di release sebuah brand. Untuk saya dalam hal fashion, item tetap penting untuk dilihat fisiknya, dan dicoba, karena berpengaruh terhadap bagaimana kita menjadikan fashion sebagai representasi diri kita. Online purchasing dalam hal fashion, hanya saya lakukan apabila sudah familiar sekali dengan brand-nya.
Melihat perkembangan e-commerce di Indonesia, bagaimana fenomena ini telah mempengaruhi aksesibilitas bagi brand lokal / brand kecil?
Internet / online menciptakan budaya meritokrasi, dimana aksesibilitas brand ke publik tidak lagi dibatasi oleh aspek-aspek birokrasi. Melalui marketing yang tepat secara digital, sebuah brand kecil pun mampu ter-highlight oleh publik dan akhirnya menciptakan market share nya sendiri.
Menurut Anda, bagaimana fenomena online shopping ini telah redefine industri fashion / shopping secara umum?
Pastinya jelas membuat semua ekosistem shopping bergejolak dimana hal baru ini menampar mereka yang tidak cepat tanggap. Fashion retail harus segera adaptif dengan menyediakan / berkolaborasi gerai online, dan bagaimana berinovasi dengan teknologi yang ada. Jelas akan ada R&D baru, investasi baru, cara marketing baru, tapi ya mau tidak mau untuk bisa sustain.
Extreme nya, fashion retail harus bisa infuse insight yang didapat dari online dan diterapkan di offline.
Setelah mempelajari naiknya aktivitas online shopping, dengan kenyamanan yang disediakan oleh toko online, apakah Anda sendiri masih mementingkan keperluan toko fisik?
Jelas, seperti yang sudah saya bilang di awal, keberadaan retail offline masih perlu, konsumen masih perlu fitting, masih perlu memegang bahan untuk tahu kualitas, terlebih untuk brand baru dan apabila nilai jual produknya tinggi. Apabila sebuah brand mau memangkas itu maka harga jual harus rendah, sehingga meminimalisir sentimen negatif konsumen terhadap produk, tapi hal ini tidak selalu efektif. Murah / mahal itu sangat relatif tergantung market yang dituju oleh brand.
Menurut Anda, bagaimana toko fisik bisa bertahan hidup di era dimana segalanya telah tersedia secara digital?
Harus adaptif dengan tech baik dari sisi distribusi dan terutama marketing, mau tidak mau harus. Gunakan insight data konsumen sebagai tools untuk mengembangkan toko fisik, dan ciptakan personalisasi brand yang tepat melalui media online.
Martin Natadipraja
Chef
Bagaimana online shopping telah mempengaruhi pengalaman berbelanja Anda secara pribadi?
Online shopping memberikan pengalaman belanja yang praktis. Gak perlu ke mall. Window shopping hanya dalam genggaman smartphone atau gadget laptop. Walaupun praktis, pengalaman menunggu barang belanjaan datang itu seperti menunggu kedatangan tamu yang ditunggu-tunggu sekali. Jadi saat belanjaan sampai, rasanya bisa senang sekali. .
Melihat perkembangan e-commerce di Indonesia, bagaimana fenomena ini telah mempengaruhi aksesibilitas bagi brand lokal / brand kecil?
Fenomena ini membuat brand lokal atau brand kecil eksistensinya semakin terlihat, tidak kalah dengan brand besar.
Menurut Anda, bagaimana fenomena online shopping ini telah redefine industri fashion / shopping secara umum?
Terkadang menurunkan esensinya belanjanya sih. Kalau belanja (mau aspek apapun itu, tidak hanya fashion ya), pasti ada yang namanya pengalaman melihat barangnya secara keseluruhan, bisa disentuh bahannya, bisa dicoba, tapi kalau online shopping kan hanya visual. Hanya bisa dilihat saja. Walaupun di website online shop bisa memberikan foto tekstur bahannya, tetap saja tidak bisa memberikan pengalaman belanja seluruhnya.
Setelah mempelajari naiknya aktivitas online shopping, dengan kenyamanan yang disediakan oleh toko online, apakah Anda sendiri masih mementingkan keperluan toko fisik?
Oh pasti banget! Saya beli sepatu tertentu masih harus ke toko sepatu nya untuk coba ukurannya, Beli celana jeans juga. Jadi toko fisik yah masih sangat diperlukan.
Menurut Anda, bagaimana toko fisik bisa bertahan hidup di era dimana segalanya telah tersedia secara digital?
Mungkin toko fisik bisa bertahan hidup juga karena mereka sudah merambah dunia online. Coba saja sebutkan toko fisik di mall yang belum ada website atau social media nya. Pasti mereka juga menerima belanja online. Itu karena mereka shifting juga sih. Tapi toko fisik yang bertahan biasanya yang sudah ada nama nya yang besar dan produknya yang dijual sangat kuat image-nya.
Jo Elaine
Co-Founder of ARA Jakarta
Bagaimana online shopping telah mempengaruhi pengalaman berbelanja Anda secara pribadi?
It depends on what I’m after and the features/selection offered by the platforms. Definisi online shopping di Indonesia juga sedikit berbeda dengan definisi online shopping dalam konteks global. Many of us shop online via Whatsapp, meaning, we screenshot the product on Instagram, for example, submit the order via WA, make the payment via Bank Transfer, send proof of transfer also via WA. This applies mostly to very specific products/services yang website-nya cenderung sangat simpel dengan fitur yang terbatas, atau bahkan tidak memiliki webstore sama sekali.
If the platform is a bit more sophisticated, we can enjoy facilities such as credit card payment, installments, etc. This probably applies to products/services that are a bit pricier, and therefore would require more thorough comparative research i.e. plane tickets, hotel, etc. We get to accumulate loyalty points, enjoy deals, etc.
I personally like the fact that we have the freedom to choose. I also don’t have the patience to deal with clueless sales assistants or CS personnel so if I can, I always prefer to complete the transaction in-app or on the webstore. Again, this depends on the platform. If they don’t provide sufficient info/support, then it becomes equally inconvenient. Generally though, online shopping spares me from the torture of having to deal with incompetence, which is great.
Melihat perkembangan e-commerce di Indonesia, bagaimana fenomena ini telah mempengaruhi aksesibilitas bagi brand lokal / brand kecil?
I think it’s been a tremendous help for smaller emerging brands. They’re no longer at the mercy of middlemen, who make decisions based on their individual biases/ understanding of market demands. Tentunya brands tersebut harus gencar promosi tapi setidaknya mereka bisa mengalokasikan dana real estate untuk keperluan lainnya. On the flipside, giant online marketplaces tend to highlight popular brands that tend to be big brands so yes, the emerging brands now have an online platform but they’re buried deep within the massive brand roster.
Menurut Anda, bagaimana fenomena online shopping ini telah redefine industri fashion / shopping secara umum?
I don’t know if it has redefined/transformed an entire industry/behavior. It’s definitely made things a lot more convenient and it’s given customers a lot more freedom and say but I’m a digital optimist. I don’t think technology is the culprit behind the fall of print/brick and mortar etc. It’s a sobering reminder that the world is changing and when incumbent institutions fail to modernise, they’ll be rendered irrelevant. And things will continue to change, rapidly. Maybe soon customers will tire of inspirational campaigns that mask mediocre, plagiarised products but there’s no denying that online shopping (right now at least) has facilitated the meteoric rise of questionable fashion brands (meteoric karena dari dulu juga banyak questionable fashion brands tapi sekarang lebih banyak lagi yang tidak hanya eksis tapi juga sukses).
Setelah mempelajari naiknya aktivitas online shopping, dengan kenyamanan yang disediakan oleh toko online, apakah Anda sendiri masih mementingkan keperluan toko fisik?
Tergantung apakah toko fisiknya menawarkan sesuatu yang penting. Pada dasarnya saya tidak suka disodorkan sesuatu yang tidak penting baik online maupun offline.
Menurut Anda, bagaimana toko fisik bisa bertahan hidup di era dimana segalanya telah tersedia secara digital?
Asalkan sebuah toko fisik masih menawarkan sesuatu yang berharga atau pengalaman yang bermakna, apakah personalised service, in-depth expertise, or even just warm hospitality, saya percaya pasti tempat tersebut bukan hanya akan sekedar bertahan hidup tetapi akan tetap menjadi destinasi pilihan. Tapi kalau seleksinya kacau, penjaga tokonya judes, harganya tidak masuk akal, ya tutup saja.
Lucky Danna Aria
Founder – Matoa Indonesia
Bagaimana online shopping telah mempengaruhi pengalaman berbelanja Anda secara pribadi?
Totally different, saat ini hampir seluruh aktivitas belanja barang yang tidak perlu melihat fisik saya lakukan via online. Saya tidak memiliki trust issue thd online shopping, jadi memang online shopping pd akhirnya bisa menghemat banyak waktu saya.
Melihat perkembangan e-commerce di Indonesia, bagaimana fenomena ini telah mempengaruhi aksesibilitas bagi brand lokal / brand kecil?
Bagi brand kecil aksesibilitas terhadap pasar jelas jadi semakin mudah, bagi yang belum cukup modal tidak perlu membuka toko fisik tapi market yang dijangkau bisa tak terbatas, hanya tinggal putar otak agar bisa stand out di tengah kompetisi yang justru lebih ketat.
Menurut Anda, bagaimana fenomena online shopping ini telah redefine industri fashion / shopping secara umum?
It’s a game changer, habit orang belanja sudah berubah, salah satunya dari belanja hanya saat weekend saja kini bisa tiap saat. Bagi pelaku, kini siapapun bisa dengan mudah masuk ke industri ini, toko fisik tidak lagi menjadi syarat utama. Tapi di satu sisi fenomena ini juga telah menghasilkan lebih banyak pengangguran dengan mulai tutupnya toko fisik.
Setelah mempelajari naiknya aktivitas online shopping, dengan kenyamanan yang disediakan oleh toko online, apakah Anda sendiri masih mementingkan keperluan toko fisik?
Saat ini bagi saya toko fisik masih penting, jika mempelajari customer behavior juga masih banyak konsumen yang belum percaya jika tidak melihat langsung, terutama untuk jenis produk yang belum cukup well known. Namun kondisi saat ini sepertinya membuat kehadiran toko fisik yang tidak perlu sebanyak seperti dulu.
Menurut Anda, bagaimana toko fisik bisa bertahan hidup di era dimana segalanya telah tersedia secara digital?
Adaptif & inovatif. Mau tidak mau toko fisik harus menyesuaikan dgn perkembangan zaman. Kegiatan berbelanja di toko harus diolah menjadi sebuah customer experience yang tidak bisa didapat ketika berbelanja online.
Meyta Retnayu
Fashion Designer – KAYNN
Bagaimana online shopping telah mempengaruhi pengalaman berbelanja Anda secara pribadi?
Yang jelas bikin hidup lebih praktis. Karena memangkas waktu dan jarak dalam berbelanja.
Melihat perkembangan e-commerce di Indonesia, bagaimana fenomena ini telah mempengaruhi aksesibilitas bagi brand lokal / brand kecil?
Bagi brand lokal, saat ini jadi punya akses lebih gampang dan cepat untuk mengenalkan dan memasarkan produknya. Karena E-commerce bisa jadi ajang atau wadah promosi awal produk mereka, dengan bergabung jualan di E-commerce, suatu brand lokal dapat memangkas beberapa aspek seperti sewa toko, (termasuk kebutuhan primer di dalamnya, pegawai dll) dan marketing. Sehingga modal utama bisa fokus untuk kebutuhan produksi awal-awal.
Menurut Anda, bagaimana fenomena online shopping ini telah redefine industri fashion / shopping secara umum?
Fenomenanya luar biasa sekali, tidak jarang beberapa store fisik terlibas akibat adanya fenomena online shop. Karena mungkin kondisi saat ini yang bikin beberapa orang prefer untuk belanja online (macet, dan lebih murah, pilihan barang pun banyak) untuk online.
Setelah mempelajari naiknya aktivitas online shopping, dengan kenyamanan yang disediakan oleh toko online, apakah Anda sendiri masih mementingkan keperluan toko fisik?
Untuk beberapa hal iya. Ada yang mengandalkan online tp ada jg yang tidak mengandalkan online. Biasanya untuk bbrp barang yang berukuran khusus (sizing) saya lebih prefer untuk beli langsung pertama kali. Kecuali uda mendapatkan ukurannya bisa lanjut online untuk pembelian berikutnya. Dan untuk beberapa brand yang belum terlalu kenal kadang juga kita ingin melihat material secara langsung untuk memastikan kenyamanan bahan atau size.
Menurut Anda, bagaimana toko fisik bisa bertahan hidup di era dimana segalanya telah tersedia secara digital?
Toko fisik juga menurut saya masih penting karena banyak orang pun masih konvensional. Mereka lebih nyaman untuk bertransaksi langsung di toko. Mungkinnya saja sekarang toko fisik itu menyeimbangkan sistem penjualannya dengan online juga untuk memfasilitasi customer yang ingin online dari berbagai tempat. Karena dengan online kita bisa merangkul customer lebih luas.
Cassandra Louise
Co-Founder of ÀSHWORKS
Bagaimana online shopping telah mempengaruhi pengalaman berbelanja Anda secara pribadi?
Purchasing products globally and locally is more accessible for us nowadays, because everything is very instant. It is “almost” as fast as offline purchasing, where you see an item, purchase it and is able to get the item within hours after purchasing.
Melihat perkembangan e-commerce di Indonesia, bagaimana fenomena ini telah mempengaruhi aksesibilitas bagi brand lokal / brand kecil?
It created bigger opportunities.
Indonesians are able to fully create quality products (that are similar to international standards) using local resources.
Local brands are able to help export products worldwide, contributing quite an amount to our economic growth.
These craftsmanship qualities and contribution to our economic growth makes our people proud of purchasing Indonesian items. And therefore, resulting us a sustainable business.
Menurut Anda, bagaimana fenomena online shopping ini telah redefine industri fashion / shopping secara umum?
The phenomenon created new marketing tools, such as influencer strategies. Especially since most Indonesian shoppers trust more on consumer photos, rather than brand photos.
Setelah mempelajari naiknya aktivitas online shopping, dengan kenyamanan yang disediakan oleh toko online, apakah Anda sendiri masih mementingkan keperluan toko fisik?
Yes, but not as an investment. With the current rise of local bazaars, local brands now have a way to fulfill this need of a “physical store”. Through this method, we can now provide a service for shoppers to see, feel, use our product before purchasing, whilst spending as little money as possible.
Menurut Anda, bagaimana toko fisik bisa bertahan hidup di era dimana segalanya telah tersedia secara digital?
As instant as digital can get, brands with offline stores are more sustainable and profitable. Some experiences (like customer service) just can’t be recreated digitally. We feel that offline stores will still continue to be a huge impact in the industry.