Menilik Adaptasi Industri Kreatif Asia Tenggara di Tengah Pandemi Bersama British Council
Melalui sebuah diskusi online, British Council mengundang representatif dari creative hubs di berbagai negara Asia Tenggara untuk berbincang dengan adaptasi di tengah COVID-19.
Words by Whiteboard Journal
In partnership with British Council - DICE (Developing Inclusive Creative Economy)
Teks: Annisa Nadia Harsa
Foto: British Council
Pandemi global yang belum kunjung mereda telah memiliki dampak yang sangat signifikan ke berbagai industri, tak terkecuali industri kreatif. Pertanyaan pun kerap muncul akan ketahanan serta peranan para pelaku dan komunitas kreatif di tengah COVID-19. Atas hal tersebut, British Council telah menggelar seri diskusi online bertajuk “Communities of a New Future” yang melibatkan pengelola creative hubs di Asia Tenggara dan Inggris untuk membahas isu tersebut.
Dengan edisi pertama bertajuk “Inspiring Resilience: what are the short-term responses from creative hubs?” telah digelar pada 29 Mei silam, diskusi tersebut pun berfokus mengenai berbagai upaya yang telah dikerahkan creative hubs di Indonesia, Malaysia, serta Inggris. Dalam diskusi tersebut, Felencia Hutabarat dari Ke:Kini Ruang Bersama & Co-Working Indonesia yang menggarisbawahi pentingnya menjadi “voice of change” sebagai pelaku kreatif di tengah pandemi, terlebih lagi mengenai kesehatan mental publik selama karantina mandiri di rumah masing-masing. Selain itu, Felencia juga mengingatkan akan pentingnya transparansi situasi finansial, beradaptasi dengan mengimplementasikan sistem open source, serta edukasi diri dan tim mengenai peranan teknologi.
Selain poin-poin yang digaris-bawahi oleh Felencia Hutabarat, Stephanie Kee dari creative hub Penang Art District, Malaysia juga mengingatkan pentingnya tahap adaptasi dalam perpindahan praktik dari IRL menjadi online. Ia juga mengatakan bahwa meski adanya hambatan proses kerja karena tidak ada interaksi sosial secara langsung, perpindahan ke ruang digital telah membuka pintu eksplorasi yang lebih besar. Ruang digital juga telah menghubungkan satu pelaku kreatif dengan pihak lainnya dengan lebih cepat. Meski demikian, mempertahankan relevansi di ruang digital tetaplah menjadi sebuah tantangan.
Ada dua kesimpulan penting dari forum yang digelar oleh British Council ini, yaitu mengenai perubahan behavior hubungan antara publik dan para pekerja kreatif serta pentingnya peranan pemerintah untuk terus menjaga keberlanjutan industri ini. Meski ada pembicaraan-pembicaraan mengenai situasi normal yang baru, persiapan dan perancangan struktur yang lebih adaptif lah yang dapat memastikan kelanggengan dan kelestarian perkembangan industri kreatif.
Seri diskusi online oleh British Council ini kabarnya akan digelar secara rutin dari Mei hingga Juli tahun ini guna menghubungkan berbagai pelaku kreatif untuk saling berbincang dan bertukar pikiran. Ikuti kanal media sosial British Council untuk informasi lebih lanjut.