Masa Depan Desain dengan Kecerdasan Buatan, Sejauh Mana Kerja Kreatif dapat Dijangkau oleh Teknologi?
Teknologi kecerdasan buatan berfokus pada kecepatan dan akurasi yang mempermudah proses produksi seni dan desain. Pun diragukan bahwa kecerdasan buatan mampu menggeser kinerja manusia secara signifikan.
Teks: Septiana Noor Malinda
Foto: Carlos Paboudjian
Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kreativitas adalah jantung dari karya seni. Proses kreatif penciptaan karya seni didasari oleh ide dan konsep yang merupakan buah pemikiran manusia. Namun, dewasa ini kemutakhiran teknologi mampu melakukan mengimitasi proses-proses tersebut hingga menciptakan karya seni yang tentunya mengundang apresiasi.
Adalah Carlos Paboudjian selaku anggota tim kreatif VMLY&R yang memanfaatkan potensi kecerdasan buatan dalam pembuatan karya seni. Paboudjian menggunakan perangkat AI yakni DALL-E-2 dan Midjourney untuk meng-capture desain dari pelukis terkenal asal Meksiko, Frida Kahlo, yang ditampilkan dalam pakaian. Eksperimen yang dilakukan oleh Paboudjian terinspirasi oleh kreativitas khas milik Wes Anderson.
Hasil eksperimen yang ternyata mengagumkan menimbulkan pertanyaan yakni apakah AI bisa menggantikan peran-peran para perancang. Editor Economist, Kennetch Cukier, meyakini, “AI will undoubtedly challenge and replace designers”.
Kehadiran DALL-E-2 dan Midjourney sebagai bagian dari teknologi kecerdasan buatan di level advance yang mempermudah proses konversi teks berbasiskan deskripsi bahasa natural (natural language) menjadi gambar yang realistis. Perjalanan pengguna AI di dunia desain hingga kini sampai pada titik penciptaan yang mampu menghadirkan kreativitas, mistis, intuitif, dan proses yang penuh teka-teki (enigmatic) melalui deskripsi yang sederhana.
AI nantinya justru dapat berfungsi membantu desainer untuk mempercepat dan membuat hasil kerja lebih akurat. Hal ini seperti yang dilakukan oleh DeepFashion yang mengumpulkan data berupa lebih dari 800.000 foto mode bervariasi dengan anotasi komprehensif, mulai dari foto produk hingga real-world-like consumer photos. Data ini membantu antisipasi kategori item pakaian dan membuat gambar yang dihasilkan komputer dari produk tampak serupa.
Keberhasilan AI melalui perannya dalam dunia desain bukan berarti tanpa hambatan. Hingga saat ini masih masih ada kesulitan membentuk mode yang realistis karena banyaknya data dalam foto. Gambar dengan resolusi tinggi menghasilkan piksel yang besar untuk kemudian diverifikasi dan diproduksi oleh Generative Adversarial Networks (GANs).
Hingga saat ini, kecerdasan buatan justru membantu pekerjaan desainer dengan tidak menyebabkan hilangnya pekerjaan secara insignifikan, bahkan menghasilkan lebih dari dua pertiga (68%) pekerjaan berada di tingkat senior.