Teks: Novila Nuramalia
Foto: Jacobolus

Ketika Facebook menghadapi peningkatan reaksi serangan atas kebijakan iklan politiknya yang longgar, Twitter langsung melarang seluruh kategori politik untuk masuk ke dalam media sosial Twitter. Dalam serangkaian tweet yang diunggah, CEO Jack Dorsey mengatakan perusahaan akan menghentikan semua iklan politik – tidak hanya di Amerika Serikat, tetapi juga secara global. 

“Kami percaya jangkauan pesan politik itu harusnya diperoleh dengan gaji, bukan malah dibeli,” tutur Dorsey dalam tweet-nya. Meskipun Wall Street tampaknya kurang antusias, namun langkah ini menuai banyak pujian pada Twitter.

Di sisi lain, adanya larangan ini membuat saham Twitter menjadi turun sebanyak 2,38% setelah langkah kerja tersebut diberlakukan. Untuk bisnis iklan Twitter, hal ini cukup berisiko karena perusahaan Twitter baru-baru ini melaporkan pendapatan iklan yang lebih rendah dari perkiraan untuk kuartal ketiga tahun 2019. Secara keseluruhan, stok Twitter menjadi turun lebih dari 34% sejak awal September.