Foto: Louis Vuitton

Interbrand, perusahaan global brand consultancy, baru saja mengumumkan daftar merek-merek paling berharga di dunia. Daftar yang mengukur kinerja keuangan, kemampuan merek untuk memengaruhi pembelian dan kekuatan kompetitif tiap brand tersebut dipimpin oleh Apple, Google, Amazon, Microsoft dan Coca-Cola. Namun, apa yang patut diperhatikan adalah pertumbuhan sektor luxury, dengan nilai 9 brand yang terdapat pada daftar tersebut tumbuh sebesar 42%.

Merek asal Prancis, Louis Vuitton dinobatkan sebagai merek luxury paling berharga dengan duduk di posisi 18. Chanel memasuki daftar tersebut untuk pertama kalinya dan duduk di urutan ke 23. Setelahnya, terdapat merk Hermes di ranking ke 32. Sementara itu, posisi Gucci melambung pesat dari posisi ke 51 hingga ke 39, membuatnya sebagai sebuah benchmark bagi merek-merek luxury lainnya.

Pertumbuhan pesat yang dialami oleh pasar luxury brands memiliki kemiripan dengan situasi pasar pada tahun 2004, di saat para konglomerat berlomba-lomba untuk membuktikan kekuatan mereka di pasar yang sedang berkembang. Kini, sektor tersebut kembali meraup keuntungan lewat peningkatan pengeluaran di Cina dan negara berkembang lainnya. Terlebih lagi, merek-merek seperti Gucci telah menarik perhatian konsumen muda dengan desain mereka yang diperbaharui dan cara pemasaran yang tepat.

Seperti dilansir oleh Rebecca Robins, selaku global chief learning and culture officer Interbrand, mereka melihat perkembangan pesat nilai luxury brands sebagai hasil dari kemampuan mereka untuk membangun relasi dengan budaya dan generasi selanjutnya. Layaknya Virgil Abloh yang ditunjuk sebagai artistic director menswear Louis Vuitton dan popularitas Gucci akibat sentuhan tangan Alessandro Michele. Melihat hal ini, sudah waktunya untuk luxury brands memberanikan diri untuk mengikuti perkembangan zaman guna meningkatkan nilai mereka.