Iko Uwais Mengobrak-abrik Pesta Seringai di Video Klip “Adrenalin Merusuh”
Apa yang akan terjadi bila Iko Uwais terganggu dengan kebisingan showcase Seringai?
Teks: Winona Amabel
Foto: Seringai
Setelah Iko Uwais membunuh Uco, mungkin sebetulnya film “The Raid 2: Berandal” belum selesai begitu saja. Bayangkan jika cerita berlanjut, Iko Uwais pulang ke rumahnya di lantai 3 Rossi Fatmawati untuk tidur melepas lelah setelah bertarung melawan gangster, namun ia justru terganggu dengan suara bising dari pesta musik keras yang diadakan tepat di atas kamarnya.
Ilustrasi tersebut bukanlah dasar plot untuk “The Raid 3” melainkan jalan cerita dalam video musik “Adrenalin Merusuh”, salah satu lagu band high-octane rock Seringai yang diambil dari album terbaru mereka “Seperti Api”. Mengambil lokasi di lantai 4 Rossi Fatmawati, video diawali dengan pesta showcase Seringai, lengkap bersama moshing, alkohol, permainan skateboard, serta segala keseruan lainnya. Kebanyakan extras pada pesta showcase tersebut merupakan Serigala Militan, sebutan untuk penggemar setia Seringai.
Selanjutnya, Iko yang tinggal tepat satu lantai di bawahnya merasa amat terganggu lantas langsung menghampiri pesta tersebut. Ia menghajar semua orang di dalamnya termasuk para personil seringai itu sendiri. Menonton musik video ini betul-betul menumbuhkan harapan suatu saat Seringai dapat mengisi scoring untuk satu scene klimaks film laga yang diperankan Iko Uwais, karena musik intens Seringai betul-betul terasa amat tepat dengan koreografi laga Iko.
Hal ini yang juga membuat Iko Uwais menerima ajakan Ricky Siahaan, gitaris Seringai sekaligus manajernya sendiri, untuk menjadi aktor dalam video musik ini. Iko langsung tertarik karena ia merasa jika gaya bertarung Iko menjadi musik, maka Seringai itulah musiknya. Edy Khemod, drummer Seringai sekaligus sutradara music video berikut, juga merasa senang dapat membuat koreo untuk Iko Uwais melalui video terkait.
Lagu ini membuktikan keseriusan Seringai dalam bersenang-senang, di samping keseriusannya dalam menyoroti nilai-nilai sosiopolitis seperti pada lagu-lagu lainnya di album yang sama, yakni “Disinformasi” yang membicarakan hoax serta “Enamlima”, berbicara tentang tragedi HAM yang belum terselesaikan hingga kini. Dengan pesan sederhana tanpa perlu interpretasi berlebihan serta eksekusi koreografi yang rapi, video musik ini benar-benar membawa kesegaran baru.