Yang Tak Kita Duga: Varian Covid-19 akan Selalu Berkembang
Dua tahun pandemi Covid-19 berjalan, hingga hari ini lonjakan kasus tidak separah awal virus ini mulai melanda. Namun, perubahan yang sangat signifikan dari virus ini mulai terlihat, dan ia akan terus bermutasi untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
Teks: Yusril Mukav
Foto: NCCID
Setelah dua tahun berlalu World Health Organization (WHO) menetapkan virus Covid-19 sebagai pandemi dunia. Setelah dua tahun berlalu juga varian Covid 19 bermutasi sangat banyak, di berbagai belahan dunia varian covid ini berkembang dengan berbagai macam nama, mengikuti kondisi dari lingkungan masing-masing.
Pada mulanya, virus ini ditemukan di Wuhan, Cina. Virus yang menyerang saluran pernapasan, menjadi sangat akut ketika sang inang dari virus ini mempunyai penyakit bawaan, seperti diabetes, asma, dll. Untuk inang yang tidak mempunyai penyakit bawaan juga tidak menutup kemungkinan jika akan terkena dampak yang buruk.
Efek dari virus Covid 19 juga bermacam, ketika sembuh dari virus ini, banyak testimoni yang mengatakan bahwa cara kerja otak cenderung lambat, belum lagi dengan bawaan anosmia yang teruntuk beberapa orang tidak kunjung sembuh.
Tak hanya berefek pada kesehatan kita, pandemi virus Covid 19 ini juga berefek pada laju perkembangan ekonomi dari sebuah negara, dalam dua tahun terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia mengatakan bahwa ada penurunan ekonomi sekitar 2,97%. Efek itu dikarenakan adanya sebuah kebijakan dari pemerintah untuk Social Distancing, dan mengurangi tingkat bertemu jarak dekat.
Seperti yang kita ketahui, virus itu bermula ditemukan di Wuhan. Cina. Jika mengingat kembali penyebab virus itu muncul adalah dari makanan yang berbahan dasar kelelawar dan mengkonsumsi hewan eksotik lainnya, pengaruhnya adalah virus yang ada di dalam hewan tersebut terbawa oleh manusia, dan bermutasi menjadi virus yang mematikan.
Untuk saat ini, walaupun kasus tidak separah keadaan awal, namun kita harus tetap waspada. WHO mulai mengumumkan penting untuk tracing virus tersebut di alam liar, melihat dari banyak kemungkinan adanya pertumbuhan mutasi virus tiap bulannya dan mengingat kemunculan virus tersebut dari hewan.
Dari beberapa penelitian, ada banyak hewan yang rentan terhadap virus tersebut, dan dibawa masuk ke dalam restoran dan pasar. Dari salah satu pengamat dan juga penulis di portal newrepublic.com mengatakan “One study showed dozens of animals potentially susceptible to the coronavirus were regularly sold at the Huanan market, right up until November 2019, when the virus likely emerged. Another study linked the first known case of Covid-19 to the Huanan market; before that, an early case was thought to have no link to the market, seemingly pointing to a different source of infection.”
Maka dari itu secara garis besar kita ketahui bahwa pintu masuk virus itu terbuka pada pasar. Pasar yang paling menjadi klausul utama penyebaran virus adalah pasar hewan. Beberapa minggu yang lalu para peneliti di Cina mulai menganalisa bagaimana cara virus ini menyebar, dengan menggunakan analisis subjek dari informasi hingga genetika awal virus ini ada, dan dengan tata letak juga foto yang ada di media sosial. Dari beberapa sumber itu peneliti mulai menyimpulkan bahwa mutasi jenis varian yang baru, berevolusi menjadi varian SARS-CoV-2 beberapa minggu pada tubuh hewan lalu menyebar ke manusia.
Perhatian dalam munculnya penyakit pada manusia dan hewan adalah kunci dari bagaimana kita dapat melakukan langkah pencegahan, dan juga meningkatkan kesehatan manusia juga menjadi salah satu kunci pencegahan adanya gelombang pandemi di kemudian hari.
Dua tahun berlalu, dan tahun ketiga kita masih diterpa pandemi. Kita harus memahami bahwa virus dapat memberikan kejutan untuk kita, kapan saja. Yang dapat kita lakukan hanyalah menyiapkan segala sesuatu kemungkinan yang akan terjadi, menjalani pola hidup sehat, dan jika mulai untuk membiasakan untuk mempunyai pola berfikir kedepan.