Who, What, Why: Alvin Nicola
Mengenal lebih dekat analyst sekaligus aktivis muda di balik gerakan Never Okay
Who
Alvin Nicola, lulusan Ilmu Sosial dalam departemen Kriminologi dari Universitas Indonesia adalah seorang analyst sekaligus aktivis belia yang merupakan sosok di balik gerakan neverokayproject.org. Lama mempunyai semangat atas kepentingan hak asasi manusia, Nicola telah lama aktif sebagai volunteer dalam gerakan-gerakan seperti Youth Difabel dan meningkatkan kesadaran atas penyakit Alzheimer. Bangkit dari semangat tersebut, jangkauan Nicola lama-kelamaan berkembang menjadi isu garapan proyek teranyarnya, yakni pemberantasan kekerasan seksual di tempat kerja.
What
Setelah lulus dari bangku kuliah, Nicola melanjutkan karirnya sebagai seorang research analyst di ‘Transparency International Indonesia’ dan juga ‘LAPOR! -SP4N’. Dari kedua itu, ia telah bekerja untuk mengembangkan teknologi ekosistem data atas laporan mengenai pelayanan publik. Namun, rutin Nicola saat ia mendengar cerita dari salah satu sahabatnya, bahwa ia telah dilecehkan secara seksual di tempat kerjanya. Melalui cerita itu, mata Nicola pun terbuka atas ketidakadilan yang dialami oleh korban pelecehan, yang tidak memiliki sarana aman untuk berbagi pengalaman atau bahkan mendapatkan keadilan yang layak mereka dapatkan. Akhirnya, bersama dengan rekan-rekannya yang mempunyai semangat sama untuk mengubah semua ini, terdiri lah gerakan Never Okay.
Why
Selain berperan sebagai sarana aman untuk bertukar pikiran dan berbagi cerita, Never Okay membantu para korban pelecehan untuk mempermudah proses pelaporan, juga menyediakan servis konsultasi untuk para korban tersebut. Dengan menginisiasi gerakan ini, Nicola telah membantu budaya Indonesia untuk menyikapi ketidakadilan yang telah lama terjadi, yang terus menerus didiamkan. Melalui gerakan ini, korban pelecehan seksual, wanita maupun pria telah diberikan sarana aman untuk menyuarakan pengalaman mereka kepada korban lainnya, juga membantai patriarki yang melindungi kesalahan orang-orang dengan jabatan tinggi di tempat kerja. Berkat semangat itu pun, Nicola berhasil menciptakan wadah online pertama bagi para penyintas kekerasan seksual untuk bersama-sama mengobati luka, juga melawan ketidakadilan tersebut.