Suhu yang Semakin Panas: Tanda Bumi Mencapai Kondisi yang Belum Terpetakan dalam Krisis Iklim Sebelumnya
Para ilmuwan memaparkan bahwa pemanasan yang “belum pernah terjadi sebelumnya” menunjukkan akan nyatanya krisis iklim terjadi di depan mata kita.
Teks: Rofi Jaelani
Foto: Earth Warming
Suhu di lautan dunia telah mencapai rekor baru. Hal tersebut didapati setelah temperatur lautan bertahan dalam angka tinggi selama lebih dari satu bulan—sampai ilmuwan mengatakan bahwa Bumi telah memasuki “wilayah yang tidak terpetakan” dalam krisis iklim.
Dalam beberapa waktu terakhir, percepatan suhu lautan yang gancang diakibatkan anomali cuaca, namun belum dijelaskan secara komprehensif oleh para tokoh ilmuwan. Data Optium Interpolation Sea Surface Temperature (OISST) yang dikumpulkan melalui satelit dan pelampung oleh National Oceanic dan Atmospheric Administration (NOAA) Amerika Serikat, menunjukan bahwa suhu kini lebih tinggi daripada tahun-tahun sebelumnya, bahkan sejak awal data tersebut mulai dihimpun pada 1981.
Dalam Survei Antartika Inggris, Prof. Mike Meredith mengatakan: “Hal ini membuat para ilmuwan menggaruk-garuk kepala. Fakta bahwa itu semakin memanas adalah kejutan yang nyata, dan sangat memprihatinkan. Itu bisa menjadi ekstrem tinggi berumur pendek, atau bisa menjadi awal dari sesuatu yang jauh lebih serius.”
Fenomena seperti ini dipicu berbagai alasan, dan salah satunya adalah pemanasan lautan. Air laut menempati lebih banyak ruang pada suhu yang lebih tinggi, mempercepat kenaikan permukaan laut, dan air yang lebih hangat di kutub mempercepat cairnya lapisan es. Simpelnya, suhu yang lebih panas bisa berdampak buruk bagi ekosistem laut. Pasalnya, berbagai spesies bakal sulit atau bahkan tidak mungkin beradaptasi dengan kondisi tersebut.
Mark Maslin, profesor Ilmu Sistem Bumi dari University College London, mengatakan krisis iklim terjadi di depan mata kita. “Para ilmuwan iklim dikejutkan oleh peristiwa cuaca ekstrem di tahun 2021,” ungkapnya. “Banyak yang berharap ini hanya tahun yang ekstrem. Tapi ternyata berlanjut hingga 2022 dan sekarang terjadi pada 2023.”
Di kawasan Asia, termasuk Indonesia, terjadinya peristiwa perubahan iklim secara ekstrem menunjukan bahwa peralihan ini telah memecahkan rekor suhu yang merupakan normal baru. Kita tidak bisa menyangkal bahwa perubahan iklim sedang terjadi dan memiliki dampak yang berpotensi menghancurkan dunia.