Spanyol Menyebut Netanyahu sebagai War Criminal karena Telah Melakukan “A Planned Genocide by the State of Israel”
Dalam video 5 menit yang diunggah lewat akun X @ionebelarra, pejabat menteri Spanyol memaparkan rencana dan mengajak pemerintahan EU untuk partisipasi membantu dalam perjuangan Palestina untuk bebas dari kekerasan apartheid Israel.
Teks: Ken Durasi
Foto: Ione Belarra/Twitter
Pada 16 Oktober kemarin, Ione Belarra selaku Menteri Hak Sosial Spanyol dan bagian dari partai politik Podemos mengunggah video dari akun X-nya yang berdurasi hampir 6 menit. Video tersebut berhasil menarik perhatian 4,5 juta serta respon positif dari pengguna platform X yang mendukung pernyataan Belarra di video tersebut.
We ask our partner that, as the Government of Spain, we bring Netanyahu before the International Criminal Court for war crimes. Here is my official statement 👇 pic.twitter.com/Wuu8nnKfVp
— Ione Belarra (@ionebelarra) October 16, 2023
Di awal video, Belarra tidak sungkan untuk memposisikan Israel sebagai pelaku genosida: “Today, we want to raise our voice to denounce that the State of Israel is carrying out a planned genocide in the Gaza Strip,” lalu ia melanjutkan, “leaving hundreds of thousands of people without light, food, and water, and carrying out bombings on the civilian population that are collective punishment, seriously breaching international law and may be considered war crimes.”
Di tengah-tengah narasi yang beredar begitu banyak tentang Israel dan Palestina, khususnya setelah serangan dari Hamas untuk Israel beberapa minggu lalu, Ione Belarra adalah satu dari sedikit pejabat negara yang berani berpihak kepada Palestina dan blak-blakan menolak pembelaan dalam bentuk apapun dari Israel. Dalam video ini, ia juga memaki – maki Amerika Serikat karena sudah memberi dukungan berbentuk fiskal dan senjata militer untuk Israel. Belarra juga memiliki rencana untuk membawa Israel ke hadapan International Criminal Court (ICC) agar Benjamin Netanyahu, selaku perdana menteri Israel, dapat diinvestigasi atas kejahatan perang yang ia lakukan terhadap Palestina dan rakyatnya.
Prioritas pertama Belarra adalah memastikan akses bantuan darurat dan “humanitarian corridors” untuk penduduk Gaza yang terdampak oleh serangan Israel. Ia juga meminta EU serta negara-negara Global South untuk berpartisipasi di dialog untuk mencari solusi permanen dari konflik yang sudah lama tidak terselesaikan dan malah meningkat luar biasa dampaknya. Belarra juga menyorot adanya kemunafikan dalam aksi-aksi Israel yang mengatasnamakan Hamas untuk perbuatannya yang tidak layak dialami oleh rakyat-rakyat yang tidak bersalah.