Sci-fi or Reality? Sebuah Eksperimen Telah Berhasil Menggunakan AI Untuk Membaca Pikiran
Teknologi AI semakin bertumbuh pesat. Pada 1 Mei 2023, sebuah riset oleh Departemen Neuroscience di Universitas Texas, Austin telah berhasil menggunakan AI untuk membaca pikiran manusia.
Teks: Dafa Sena
Foto: Science News
Kini, teknologi AI telah memungkinkan kita untuk membaca pikiran orang lain untuk pertama kalinya. Pada sebuah studi mengenai AI, para peneliti telah sukses menciptakan sebuah decoder AI yang mampu menerjemahkan aktivitas gelombang otak menjadi informasi dalam bentuk bahasa secara tekstual. Studi tersebut dilakukan oleh sejumlah peneliti dari Department of Neuroscience, The University of Texas at Austin, Austin, TX, USA, dan telah diterbitkan di jurnal Nature Neuroscience.
Seperti yang dikutip dari abstrak studinya, cara kerja dari penemuan ini menggunakan functional Magnetic Resonance Imaging (fMRI) untuk merekam aktivitas gelombang otak, dan lalu diterjemahkan oleh dekoder tersebut dengan bantuan AI GPT-1.
Berikut adalah ringkasan dari studi Tang et al., (2023):
– Researchers have developed a non-invasive decoder that can reconstruct continuous language from cortical semantic representations obtained through functional magnetic resonance imaging (fMRI).
– This decoder is capable of generating intelligible word sequences that capture the meaning of perceived speech, imagined speech, and even silent videos.
– The decoder can be applied to a range of tasks, demonstrating its versatility.
Testing the decoder across different areas of the brain showed that continuous language can be decoded separately from multiple regions.
– To ensure mental privacy, the researchers examined whether subject cooperation is necessary for successful decoding. They found that both training the decoder and applying it require subject cooperation.
– These findings indicate that non-invasive language brain-computer interfaces are a viable option for scientific and practical applications.
Bagan di atas mendeskripsikan cara kerja dekoder tersebut dalam menerjemahkan informasi gelombang otak. Actual stimulus sebelah kiri menampilkan informasi sebenarnya dan decoded stimulus adalah hasil terjemahannya.
Pada eksperimen tersebut, peserta riset tersebut diminta untuk berbaring di mesin fMRI dan membuat lima cerita berbeda di pikirannya. Dekoder mampu menangkap cerita yang dibayangkan oleh para peserta menjadi teks dengan akurat, menangkap inti dari cerita yang mereka ceritakan, serta kata-kata yang juga tepat. Selebihnya, pada eksperimen berikutnya, peserta juga diminta untuk menonton sebuah video tanpa suara. Dekoder tersebut juga dapat menangkap konten dari video tersebut berdasarkan aktivitas gelombang otak.
Namun, dekoder tersebut belum sempurna dikarenakan masih adanya beberapa error dalam penerjemahan. Contohnya, sebuah peserta yang mendengar kalimat “I don’t have my driver’s licence yet,” diinterpretasikan berbeda menjadi: “She has not even started to learn to drive yet.”
Continuous #language can be decoded from #fMRI recordings to recover the meaning of perceived and imagined speech stimuli and of silent video clips
New from @jerryptang @alex_ander et al.https://t.co/rwstpfoYUW
— Nature Neuroscience (@NatureNeuro) May 1, 2023
Selebihnya, dekoder tersebut juga masih miss dalam menangkap informasi yang detil. Contohnya, sebuah peserta berkata dalam pikirannya, “I got up from the air mattress and pressed my face against the glass of the bedroom window expecting to see eyes staring back at me but instead finding only darkness,” namun, yang ditangkap dekoder tersebut: “I just continued to walk up to the window and open the glass I stood on my toes and peered out I didn’t see anything and looked up again I saw nothing.”
Walaupun masih ada error, penemuan teknologi ini sangat terkemuka—dan bisa juga menakutkan—seperti yang kita sering lihat di cerita-cerita sci-fi seperti 1984 oleh George Orwell, atau serial seperti Black Mirror. Implikasi sosial yang harus ditekankan terkait teknologi sangat mencemaskan apabila teknologi ini jatuh ke tangan yang salah dan tidak bertanggung jawab.