Prediksi yang Tetap Tak Pasti Perihal Dunia Kerja pada Tahun 2022
Dengan segala ketidakpastian yang masih menghantui pada 2022 ini, apa saja yang akan menjadi pembaruan dalam dunia kerja tahun ini?
Teks: Hafiza Dina
Foto: Sigmund/Unsplash
Tahun 2022 resmi menjadi tahun ketiga dari pandemi global yang melahirkan berbagai keterbatasan dalam berkegiatan, termasuk dalam bekerja. Kerja yang dulu selalu identik untuk datang ke kantor, perlahan mulai menyesuaikan dengan kondisi—mulai dari work from home, hybrid working, work from anywhere, sampai work from Bali. Terlepas dari segala penyesuaian yang sudah bermunculan, kondisi pandemi tetaplah penuh ketidakpastian; bagaimana pun para pekerja berharap untuk dapat kembali bekerja offline, penyebaran varian omicron dan varian coronavirus lainnya tetap yang menentukan. Tentu, ke depannya akan terus terjadi berbagai perubahan untuk menemukan metode pekerja yang paling tepat di tengah kondisi pandemi. Namun, berikut beberapa tren yang berhasil diidentifikasi oleh para ahli ketenagakerjaan yang mungkin dapat menjadi gambaran utama gaya hidup perkantoran masyarakat dunia:
Durasi kerja mingguan berubah, apakah hal yang bagus untuk semua karyawan?
Sebelum pandemi, para pekerja kantoran tentu sudah sangat terbiasa dengan budaya kerja 9-to-5 dengan akumulasi 40 jam kerja per minggu. Artinya, dalam waktu seminggu, para pekerja kantoran setidaknya harus bekerja untuk lima hari. Namun, akhir-akhir ini, seiring dengan sistem kerja online yang mengharuskan para pekerja untuk bekerja dengan lebih cepat, dan selalu stay online, budaya lima hari kerja pun digagaskan untuk diperpendek menjadi empat hari saja.
Implementasi kebijakan empat hari kerja ini dipandang oleh perusahaan dan pemerintah sebagai upaya untuk mengurangi beban para karyawan, tapi pada saat yang bersamaan tetap menjaga produktivitas kerja—say hi to work life balance!
Sayangnya, menurut Abigail Marks, seorang Profesor di Newcastle University Business School, gagasan ini hanya akan menguntungkan pekerja tertentu, yaitu para kelas atas saja. Sementara, untuk pekerja kelas bawah, sistem empat hari kerja belum bermanfaat, bahkan, bisa menempatkan mereka pada posisi yang lebih rentan. Ketika beban pekerjaan para pekerja kelas atas berkurang, pekerja kelas bawah justru sebaliknya.
Fasilitas jadi cara untuk menjaga loyalitas pekerja
Siapa bilang, proses rekrutmen dan tetek-bengeknya hanya berat untuk para calon pelamar? Pandemi COVID-19, khususnya tahun 2021 kemarin, membuktikan hal yang sebaliknya. Perusahaan juga mengalami kesulitan yang serupa, mulai dari mencari kandidat yang tepat, hingga mempertahankan para pekerja agar tidak mengundurkan diri. Oleh sebab itulah, tahun 2022 diprediksi akan menjadi momentum perusahaan menyediakan lebih banyak fasilitas yang dapat mengakomodir kebutuhan dan kinerja para karyawannya. Perusahaan, yang biasanya dipandang berada di posisi yang lebih tinggi dari para karyawan, akan menjadi cenderung lebih setara pada tahun 2022 ini. Jalan ini tentu tidak hanya akan menguntungkan para pekerja, tetapi juga merupakan cerminan dari praktik bisnis yang baik.
Kantor yang dulu, bukanlah yang sekarang~
Absennya para pekerja secara fisik dari gedung perkantoran menjadi saat yang tepat untuk memperbaiki infrastruktur ruang kerja. Pembangunan demi pembangunan tentu sudah terjadi di banyak kantor selama dua tahun ke belakang. Itu artinya, kantor yang sudah—atau akan—ditempati oleh para pekerja tidak sama lagi dengan sebelum pandemi COVID-19. Apalagi, perusahaan mulai mempertimbangkan sistem kerja hybrid dengan mengutamakan kolaborasi antar tim. Ruang kerja pun akan disusun ulang, tata letaknya akan diperbaiki, sedemikian rupa guna mewujudkan sistem tersebut. Namun, ukuran kantor belum tentu berubah, ya! Luas ruang kantor akan tetap sama dan tidak menyusut, hanya secara fungsional dikembangkan untuk memfasilitasi kerja hybrid yang diprediksi akan ramai pada tahun 2022.
(Lagi-lagi) kepastian hanya milik Tuhan
Sebagus-bagus manusia memperkirakan, hanya Tuhan yang bisa mewujudkan. Berkaca dari tahun 2021 yang juga diprediksi akan mengembalikan sistem work from office seiring dengan masifnya distribusi vaksin, nyatanya, masyarakat masih lebih banyak yang melaksanakan work from home hingga hari ini. Mulai dari varian delta hingga omicron, pekerja tetap belum bisa sepenuhnya kembali ke kantor meski sudah ada vaksin, obat penanggulangan COVID-19, juga sistem karantina yang lebih memadai. Oleh sebab itulah, para ahli meminta masyarakat untuk jangan berekspektasi tinggi pada tahun 2022. Masyarakat akan bergerak untuk mendefinisikan ulang apa yang dianggap normal setelah pandemi melanda, meski itu artinya gaya bekerja akan benar-benar berubah dari sebelumnya. Namun, satu hal yang pasti: kesehatan masyarakat akan tetap menjadi agenda utama dalam 2022, yang pada gilirannya, turut memberikan pengaruh pada ranah pekerjaan.