Penyelesaian Insiden Pelemparan Sup Tomat Terhadap Lukisan Vincent Van Gogh: Was It Worth It?
Mendebatkan konklusi dari aksi pelemparan sup tomat terhadap lukan Van Gogh oleh dua aktivis Just Stop Oil.
Teks: Shania Indah Adiyobikenia
Foto: The Cut
Aksi pelemparan sup tomat kepada lukisan Sunflowers oleh dua aktivis iklim menjadi diskusi hangat di internet ketika kedua perempuan itu ditangkap dan didakwa dengan kerusakan kriminal pada tanggal 15 Oktober 2022. Kedua perempuan tersebut mengaku tidak bersalah atas kerusakan pidananya selama sesi singkat mereka di Pengadilan Westminster Magistrates. Kedua perempuan tersebut dilepas dengan pembatasan bahwa mereka tidak memiliki cat atau bahan kimia perekat di tempat umum. Dengan selesainya kasus Soup Sunflower, sekarang hanya tersisa satu pertanyaan, kenapa?
Activists with @JustStop_Oil have thrown tomato soup on Van Gogh’s Sunflowers at the national Gallery and glued themselves to the wall. pic.twitter.com/M8YP1LPTOU
— Damien Gayle (@damiengayle) October 14, 2022
Harus dipahami terlebih dahulu bahwa kedua perempuan yang dimaksud adalah anggota kelompok aktivis lingkungan Just Stop Oil. Koalisi organisasi tersebut sedang berjuang untuk mengurangi ketergantungan bangsa pada bahan bakar fosil, bukan hanya karena kontribusinya pada kehancuran dunia tetapi juga dampaknya dalam memperdalam krisis biaya hidup United Kingdom. Di lain sisi, seniman Van Gogh lahir pada tahun 1853 dan hidup dan meninggal dalam kemiskinan. Meskipun tidak memiliki ikatan dengan minyak besar, memang betul ia paling dikenal dengan lukisan minyaknya. Lantas apa hubungannya lukisan Van Gogh dengan isu lingkungan?
“What is worth more, art or life? … are you more concerned about the protection of a painting or the protection of our planet and people?”@JustStop_Oil’s activists explain their action pic.twitter.com/LjvpQrhiDp
— Damien Gayle (@damiengayle) October 14, 2022
Tindakan vandalisme tersebut dilakukan dengan harapan untuk menarik perhatian masyarakat global terhadap misi organisasi mereka. Argumen utama organisasi tersebut adalah bahwa sementara orang siap mencurahkan waktu dan sumber daya untuk menjaga karya seni, sedikit sekali yang menunjukkan semangat untuk menjaga lingkungan. Berkat demonstrasi hari Jumat mereka, organisasi tersebut telah mendapatkan visibilitas lebih dari sebelumnya. Suara publik di sosial media secara keseluruhan menyetujui bahwa, meskipun metode yang dipakai kurang mengenakan, pesan yang disampaikan layak untuk didengarkan.