Penemuan Obat untuk Obesitas Memperlihatkan Adanya Diskriminasi
Epidemi obesitas yang terus diperangi dengan menemukan solusi menurunkan berat badan sekarang ini justru menimbulkan dilema baru, tentang diskriminasi anti-lemak.
Teks: faesal Mubarok
Perkembangan medis dalam memaksimalkan penurunan berat badan tampaknya sedang berlangsung. Dimulai pada tahun 2021, ketika FDA menyetujui obat diabetes untuk menurunkan berat badan. Suntikan mingguan—dijual dengan merek Wegovy—dapat membantu pengguna menurunkan 5 hingga 10 persen dari berat badan mereka.
Terobosan medis ini bahkan membawa Elon Musk sampai Kim Kardashian untuk menggunakannya, dan semua orang dari Hollywood hingga Hamptons dilaporkan menginginkan resep menurunkan berat badan.
Saat ini, FDA dalam proses peninjauan untuk menggunakan tirzepatide sebagai obat penurun berat badan yang setelah uji klinis menunjukkan bahwa orang dengan BMI berlabel “kelebihan berat badan” atau “obesitas” secara mengejutkan kehilangan 22,5 persen dari berat badan mereka pada dosis tertinggi. Jika semua berjalan sesuai rencana, Mounjaro akan menjadi obat terbaru dalam sektor biomedis yang berkembang pesat.
“Perang” melawan obesitas tampaknya sedang berlangsung, lebih dari 1,9 miliar orang dewasa secara global dianggap kelebihan berat badan atau obesitas, dan jumlah calon pengguna obat akan terus bertambah setiap tahun. Epidemi obesitas ini membuat para dokter berlomba-lomba mencari jalan keluar. Pada bulan Januari, American Academy of Pediatrics merekomendasikan obat-obatan tersebut untuk anak-anak berusia 12 tahun.
Selama beberapa dekade, gerakan melawan obesitas telah mendorong peluang sosial dan ekonomi bagi orang-orang dari semua kalangan melalui hak-hak sipil dan kebebasan, melalui bukti biomedis itu sendiri.
Audrey Gordon dan Michael Hobbes memberi tahu bahwa banyak orang pada saat ini tahu bahwa “perubahan gaya hidup” seperti pembatasan kalori dan olahraga telah gagal menghasilkan penurunan berat badan yang berkelanjutan bagi 97 persen orang dan bahwa banyak pelaku diet akhirnya mendapatkan kembali berat badan lebih banyak daripada yang hilang. Tapi apa yang terjadi ketika obat penurun berat badan tampaknya akan jauh lebih berhasil melawan obesitas?
Mengenai kemajuan dalam solusi penurunan berat badan ini, Susanne Johnson, seorang aktivis gemuk dan praktisi perawat keluarga di Pennsylvania memberi pendapat bahwa obat-obatan dan operasi akan semakin memperburuk diskriminasi anti-lemak. Alih-alih mengkritik orang-orang berbadan besar karena anggapan mereka kurang kemauan, orang-orang saat ini dapat menyalahkan mereka yang bertubuh lebih besar untuk sesuatu yang lebih mirip dengan sikap tekno-pesimis, atau bahkan anti-sains: “Ambil saja obat ajaib!”