Penelitian Terbaru Temukan Perubahan pada Otak Remaja Terkait Penggunaan Media Sosial
Remaja yang aktif mengecek media sosial menerima kritik dan saran dari teman sebaya, namun penyebabnya belum jelas.
Teks: Faesal Mubarok
Foto: Nautilus
Studi kian mengembangkan potongan teka-teki, menyempurnakan implikasi dari aliran interaksi virtual yang hampir konstan dimulai pada masa kanak-kanak. Sebuah studi baru oleh ahli saraf di University of North Carolina mencoba sesuatu yang baru, melakukan pemindaian otak pada siswa sekolah menengah antara usia 12 dan 15 tahun. Periode usia ini memiliki perkembangan otak yang sangat cepat.
Para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang terbiasa memeriksa umpan media sosial mereka pada usia sekitar 12 tahun menunjukkan lintasan yang berbeda. Kepekaan mereka terhadap penghargaan sosial dari teman sebaya meningkat dari waktu ke waktu. Remaja dengan keterlibatan yang lebih sedikit di media sosial mengikuti jalur yang berlawanan, dengan minat yang menurun pada penghargaan sosial.
Studi yang diterbitkan di JAMA Pediatrics adalah salah satu upaya pertama untuk menangkap perubahan fungsi otak yang berkorelasi dengan penggunaan media sosial selama beberapa tahun.
“Kami tidak dapat membuat klaim kausal bahwa media sosial mengubah otak,” kata Eva H. Telzer, seorang profesor psikologi dan ilmu saraf di University of North Carolina, Chapel Hill, dan salah satu penulis studi tersebut.
Namun, dia menambahkan, “remaja yang terbiasa memeriksa media sosial mereka menunjukkan perubahan yang cukup dramatis dalam cara otak mereka merespons, yang berpotensi memiliki konsekuensi jangka panjang hingga dewasa, semacam tahap perkembangan otak dari waktu ke waktu.”
Di sisi lain, sebuah studi tahun 2018 tentang remaja lesbian, gay, dan biseksual menemukan bahwa media sosial memberi mereka validasi dan dukungan, tetapi juga membuat mereka terpapar ujaran kebencian.
Para ahli meragukan karena faktor pengukuran penggunaan media sosial pada siswa masih sangat sedikit teknis, tidak mungkin untuk mengetahui bagaimana perubahannya dari waktu ke waktu, atau mengesampingkan faktor lain yang mungkin juga mempengaruhi perkembangan otak.
Tanpa informasi lebih lanjut tentang aspek-aspek lain dari kehidupan siswa, “sangat menantang untuk membedakan bagaimana perbedaan spesifik dalam perkembangan otak dengan pemeriksaan media sosial,” kata Adriana Galvan, spesialis perkembangan otak remaja di University of California Los Angeles, yang tidak terlibat dalam penelitian.