LGBTQ Aborigin Menjadi Bintang di WorldPride 2023, Pertanda Baik untuk Gerakan Inklusif
WorldPride tahun ini diadakan di Australia dengan sangat meriah. Lebih dari 500.000 orang akan berkumpul di Sydney, yang menjadikannya acara terbesar selama dua dekade terakhir.
Teks: Faesal Mubarok
Foto: Zak Kaczmarek
Di sebuah ruang pertemuan sementara Aborigin yang diberi nama Marri Madung Butbut—atau “Banyak Hati Berani” dalam bahasa penduduk asli Sydney, orang Gadigal—delapan penampil muncul melalui laser dan lampu yang tampak bergerak mengikuti irama elektronik.
Lebih dari dua dekade setelah WorldPride pertama diadakan di Roma, Italia, acara dua tahunan LGBTQ+ di seluruh dunia, akhirnya diselenggarakan di Australia untuk pertama kalinya. Penyelenggara mengatakan ini adalah acara terbesar di Sydney sejak Olimpiade 2000, dengan lebih dari 500.000 orang diharapkan berkumpul di kota untuk festival selama tiga minggu.
Di antara lebih dari 300 acara adalah kontes kecantikan di Marri Madung Butbut yang menampilkan enam waria Aborigin dan Kepulauan Selat Torres—termasuk empat mantan pemenang Miss First Nation—bersaing memperebutkan gelar Miss First Nation: Supreme Queen.
Menjelang final, seorang kontestan dengan nama panggung Lasey Dunaman mengatakan kepada penonton bahwa penampilannya telah membantunya untuk lebih yakin akan identitasnya sendiri. “Saya berada di tempat yang sangat buruk. Perasaan mendalam dan gelap, dan itu benar-benar berasal dari penolakan oleh keluarga saya sendiri,” katanya.
Direktur kreatif Sydney WorldPride Ben Graetz mengklaim bahwa orang Aborigin Australia, yang telah tinggal di benua ini selama setidaknya 65.000 tahun, bukan hanya menjadi budaya tertua yang bertahan di dunia, tetapi juga “komunitas queer tertua di dunia”. Misalnya, pria dan wanita di Kepulauan Tiwi, Northern Territory Australia, dari generasi ke generasi memainkan peran gender yang berlawanan di ruang aman seni pertunjukan. Laki-laki, misalnya, memerankan sedang hamil, melahirkan, dan menyusui dalam sebuah tarian. Pulau-pulau itu juga merupakan rumah bagi populasi sistergirls yang cukup besar, sebuah istilah untuk wanita trans pribumi, sedangkan laki-laki trans dikenal dengan brotherboy.
Pada hari Minggu 5 Maret 2023, 50.000 orang dengan warna pelangi berbaris melintasi Harbour Bridge yang ikonik di Sydney, memeriahkan perayaan WorldPride.