Konferensi Iklim Cop26 Diharapkan Telah Mengambil Langkah Jitu untuk Mengatasi Climate Crisis Dunia
Meskipun konferensi tahun ini disertai dengan situasi pandemi dan jumlah lockdown yang tinggi, tahun 2021 menjadi tahun dimana para ilmuwan dan sukarelawan internasional melanjutkan upaya global dalam melindungi alam dan lingkungan hidup.
Teks: Titania Celestine
Photo: NOAA via Unsplash
Pada ajang Cop26 climate conference, para delegasi dari berbagai belahan dunia mulai mendiskusikan masalah krisis ilkim yang terjadi belakangan ini. Pada konferensi tersebut, meskipun gerakan pengurangan emisi tidak memenuhi pesyaratan untuk membatasi kenaikan suhu dunia, telah disetujui sebuah janji untuk menghentikkan dan memutarbalikkan angka deforestasi global untuk dekade yang akan datang.
Selebihnya, sejumlah negara telah berkomitmen untuk melindungi 30% daratan tanah dan lautan di planet ini sebelum tahun 2030 mendatang.
Meskipun konferensi tahun ini disertai dengan situasi pandemi dan jumlah lockdown yang tinggi, tahun 2021 juga menjadi tahun dimana para ilmuwan dan sukarelawan serta konservasionis internasional melanjutkan upaya global dalam melindungi alam dan lingkungan hidup.
The International Union for Conservation of Nature juga meluncurkan daftar green list baru, mengenai kawasan lindung dan konservasi alam. Sekelompok peneliti dari Natural History Museum juga memulai proses pengadaptasian koleksi museum tersebut menjadi bentuk digital, dan lebih dari itu, Kenya mengadakan sensus hewan pertama pada tingkat nasional.
Dalam isu krisis ilkim, progres yang dilakukan sebagai kelompok manusia juga tidak bergantung pada ilmuwan dan policymakers saja. Melainkan, peran dari komunitas dan masyarakat adat dipandang sebagai suatu kontribusi yang vital, dengan harapan bahwa komunitas masyarakat dapat melestarikan keanekaragaman hewan dan lingkungan hayati.
“The science is clear, isu iklim, keragaman lingkungan hidup dan hayati, serya kesehatan manusia seluruhnya saling bergantung,” ujar Frans Timmermans, wakil Presiden European Commission, yang juga merupakan ketua European Green Deal.
Dengan ini, diharapkan bahwa langkah-langkah krusial yang akan diambil selanjutnya oleh international policymakers dapat membantu memutarbalikkan dampak negatif yang telah merusak lingkungan hidup manusia atas ulah tangan kami sendiri.
Kesehatan dan keberlangsungan lingkungan hidup manusia, hewan, dan tumbuhan pada planet bumi merupakan tanggung jawab setiap penghuni dunia. Selebihnya, kesadaran komunitas global akan urgency isu perubahan iklim diharapkan dapat meningkat seiring berjalannya waktu.