Ditujukan Sebagai Sarana Edukasi dan Bentuk Dukungan Untuk Komunitas Queer, Queer Britain Mendirikan Museum LGBTQ+
Dengan empat ruang galeri, sebuah gift shop, dan fasilitas kantor, ruang museum tersebut diharapkan dapat menjadi sarana edukasi berupa workshop untuk generasi mendatang.
Teks: Titania Celestine
Photo: Mercedes Mehling via Unsplash
Setelah empat tahun dan sejumlah penundaan yang diakibatkan oleh pandemi COVID-19, London akhirnya akan mendirikan sebuah museum yang akan difokuskan pada sejarah komunitas LGBTQ+.
Didirikan oleh organisasi Queer Britain, museum yang akan menceritakan perjalanan serta sejarah komunitas LGBTQ+ akan bertempatkan di King’s Cross– lebih tepatnya pada gedung Granary Square– dengan bebas pungutan biaya masuk. Queer Britain akan menerima dukungan berupa donasi yang akan membantu keberlangsungan museum tersebut.
Dengan empat ruang galeri, sebuah gift shop, dan fasilitas kantor, ruang museum tersebut diharapkan dapat menjadi sarana edukasi berupa workshop untuk generasi mendatang.
Walaupun informasi mengenai pameran dan program secara spesifik belum dirilis secara resmi oleh tim penyelenggara, museum tersebut menjanjikan sebuah eksplorasi akan masa lalu, masa kini, dan masa depan bagi komunitas queer, untuk mendalami sejarah dan masa depan yang diharapkan bagi kelompok queer.
“Saya ingin orang-orang melihat sejarah komunitas queer sehingga mereka dapat lebih memahami siapa mereka dan segala jerih payah perjuangan mereka di masa lalu yang membawa mereka pada titik ini sekarang,” ungkap Joseph Galliano.