Bumi Berotasi Lebih Cepat dan Pakar Memperingatkan Akan Ada Banyak Disrupsi sebagai Dampak
Kerak bumi dari oblate spheroid yang dikatakan telah berubah bentuk karena krisis iklim akan memperparah percepatan perputaran bumi.
Teks: Faesal Mubarok
Foto: Forbes
Pada situasi normal, bumi berputar dengan kecepatan kira-kira 1.000 mil per jam, atau 460 meter per detik (sebagaimana diukur melalui ekuator). Namun, pada 29 Juni 2022, para ilmuwan mengukur perputaran harian terpendek sejak pencatatan dimulai pada 1960-an—bumi telah memangkas 1,59 milidetik dari waktu biasanya, dan hampir melakukannya lagi ketika ia kehilangan 1,5 milidetik tahun lalu.
Rupanya, bumi telah mengalami percepatan selama beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2020, ia mencetak rekor baru tidak kurang dari 28 kali, berdasarkan waktu dan tanggal, meskipun rekor terakhir dibuat jauh di tahun 2005. Para ilmuwan masih belum sepakat tentang perputaran bumi yang semakin cepat.
Pertanyaannya, apakah penting bahwa bumi berputar milidetik lebih cepat saat kita melayang di angkasa? Bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan kita sehari-hari jika kita terus berakselerasi? Apakah kita akan dicairkan oleh gaya sentrifugal? Mungkin tidak, tapi hal itu bisa memiliki beberapa efek samping yang tidak terduga.
Teori ‘Chandler Wobble’
Salah satu penjelasan yang mungkin tepat untuk percepatan bumi baru-baru ini adalah penyimpangan pada sumbu planet yang pertama kali ditemukan pada tahun 1891. Dinamakan “Chandler Wobble” —diambil dari nama astronom Seth Carlo Chandler— ini pada dasarnya berkisar pada fakta bahwa kutub bumi bergeser beberapa meter selama 433 hari.
Namun, dari 2017 hingga 2020, bumi bergeser jauh lebih sedikit, sebuah pergeseran yang bertepatan dengan tanggal di mana hari-hari mulai menjadi lebih pendek. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa hilangnya Chandler Wobble terkait dengan percepatan rotasi bumi.
Dipengaruhi Krisis Iklim
Kecepatan putaran bumi dipengaruhi oleh semua bagiannya yang berbeda, termasuk lapisan dalam dan luarnya, pasang surut, permukaan laut, dan iklim. Salah satu hipotesis untuk percepatan yang terjadi baru-baru ini berasal dari fakta bahwa beberapa bagian bumi berubah dengan cepat akibat krisis iklim.
Saat lapisan es mencair di setiap kutub bumi, mereka memberikan lebih sedikit tekanan di bagian atas dan bawah planet. Hal ini rupanya mengubah bentuk keseluruhan kerak bumi dari oblate spheroid. Karena massa bumi kemudian akan lebih dekat ke pusatnya, kecepatan rotasinya akan meningkat—seperti halnya, jika seseorang berputar di atas kursi, dengan merentangkan tangan akan memperlambat putaran dan jika menyelipkannya akan mempercepat putaran tersebut.