#BookTok, Tren yang Mengubah Cara Kita Memandang Buku
Para pengguna TikTok berbagi ketertarikan mereka terhadap buku dengan jutaan orang lainnya dalam waktu kurang dari satu menit.
Teks: Jesslyn Sukamto
Foto: AP
Dalam ketenaran aplikasi TikTok yang mengguncang dunia, terdapat tren #BookTok yang berisi komunitas pengguna TikTok yang mengulas dan memberikan rekomendasi buku. Seperti banyaknya tren lain yang mencapai popularitas, hashtag ini meledak sejak awal pandemi.
BookTok tampaknya memengaruhi banyak daftar buku terlaris di seluruh negeri dan menarik perhatian lebih banyak penulis baru dan suara yang beragam. Chloe Gong menerbitkan novel “This Violent Delights” yang terinspirasi dari kisah Romeo and Juliet namun berlatar di Shangai pada tahun 1920-an. Tentunya, buku itu meledak di TikTok setelah dirilis dan sekuelnya, yang keluar pada bulan November, sudah dinobatkan sebagai buku terlaris.
@thechloegong ✨Immortal Longings✨summer 2023✨ #booktok #nafantasy #newadult #authorsoftiktok #genzauthors #publishing #bookclub #bookstan #bookworm #bookrecs #books ♬ original sound – Angie Cox
Dampak BookTok telah memengaruhi judul lama dan baru, dengan karya-karya seperti “The Seven Husbands of Evelyn Hugo” karya Taylor Jenkins Reid dan “The Song of Achilles” karya Madeline Miller menjadi viral beberapa tahun setelah tanggal perilisannya di tahun 2017 dan 2011.
Penerbit tradisional juga memperhatikan dampak yang dimiliki BookTok sehingga mereka memutuskan untuk mulai terjun dalam ranah konten TikTok sejak tahun lalu. Beberapa penerbit—khususnya, Random House—berkolaborasi dengan kreator populer untuk mendongkrak penjualan. Sejak November 2021, TikToker @kimmybookss telah mengambil alih akun Random House dan membagikan kecintaannya pada buku-buku romansa dan menyoroti sederet penulis kulit hitam.
@penguinrandomhouse if you haven’t read Yanagihara’s new book yet, you’re missing out!! #toparadise #toparadisenovel #hanyayanagihara #yanagihara #alittlelife #alittlelifebook #balloonbreath ♬ original sound – sophie🤠
Tentu saja, penulis yang menggunakan media sosial sebagai sarana untuk memperluas peminatan dalam membaca buku bukanlah hal baru. Instagram telah lama menjadi pilihan pertama bagi para bibliofil. Anggota komunitas ‘bookstagram’ dikenal kerap mengunggah foto-foto buku yang diposisikan rapi dan didukung pemandangan indah.
BookTok menolak estetika yang dimiliki Instagram, dan menurut blogger buku Cait Jacobs, itulah mengapa TikTok menjadi alat promosi yang lebih kuat. “TikTok secara keseluruhan terasa jauh lebih otentik daripada Instagram,” menurut Jacobs. “Aplikasi ini menyukai versi kita yang tidak difilter, di mana kita dapat memiliki pencahayaan atau riasan yang buruk dan masih bisa menjadi viral.”
@caitsbooks If only this could have been a thing 6 years ago when i was in high school (but also its just so great to see so many people get into reading) #booktok #reader #caitsbooks #bookishhumor ♬ original sound – CaitsBooks
Dengan perpaduan sempurna antara gelombang dark academia dengan penggemar fanfiction, BookTok adalah surga bagi penggemar buku dan bisa menjadi tempat pelarian yang pas untuk mengatasi jenuh. Maka, jika ingin menyelam lebih dalam di antara deretan halaman buku, BookTok adalah tempat yang pas.