Belajar dari COVID-19, Pemerintah Dituntut Lebih Sigap Hadapi Ancaman Cacar Monyet
Suspek cacar monyet di Jawa Tengah dinyatakan negatif. Meski begitu, masyarakat perlu lebih mawas terhadap kemungkinan penyebaran cacar monyet di Indonesia.
Teks: Ghina Prameswari
Foto: Detik Health
Pada Rabu (03/08), Indonesia mendeteksi kemungkinan kasus cacar monyet di Jawa Tengah. Ini kali kedua suspek cacar monyet ditemukan di daerah tersebut. Meski begitu, hasil PCR negatif yang keluar pada Kamis (04/08) menyatakan pasien tidak terjangkit cacar monyet.
Setelah ditetapkan sebagai darurat kesehatan global oleh WHO pada bulan Juli lalu, Indonesia mulai menyusun langkah preventif menghadapi cacar monyet. Beberapa kiat itu termasuk pengawasan yang dilakukan di seluruh pintu masuk negara serta menyiapkan dua laboratorium rujukan untuk penelitian cacar monyet.
Meski memiliki tingkat mortalitas yang terbilang rendah, cacar monyet dinilai mengkhawatirkan karena penyebarannya yang cukup cepat. Telah ditemukan di Afrika sejak tahun 1970, infeksi cacar monyet baru meluas ke lebih dari 60 negara pada tahun 2022 ini. Pada sisi lain, publik dihimbau untuk tidak panik. Cacar monyet memiliki gejala serupa dengan cacar air–perbedaan terbesar terletak pada pembengkakan kelenjar getah bening pada pasien cacar monyet–dan merupakan self-limiting disease, yakni penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya.
Belajar dari cara Indonesia menangani virus Covid-19, para ahli menyarankan pemerintah untuk mengambil langkah cepat. Beberapa upaya yang harus digencarkan termasuk contact tracing (seperti pada pasien Covid-19), serta pengadaan laboratorium serta alat diagnosa. WHO sebelumnya juga telah menekankan kepada seluruh negara untuk memastikan penanganan cacar monyet dilakukan secara efektif, serta bebas stigma dan diskriminasi.