Bagaimana Warga Negara Indonesia di Luar Sana Melihat Pemilu Kita
Mengumpulkan respon warga negara Indonesia yang tinggal di Amerika, Inggris, Dubai berbagi pandangan tentang Pemilu 2019.
Words by Whiteboard Journal
Teks: Mayra Tahir & Vestianty
Walau sedang tinggal jauh dari negaranya, warga negara Indonesia yang tinggal di luar negeri tetap memiliki kewajiban yang diemban terhadap Pemilu yang sebentar lagi datang. Untuk memilih siapa yang akan memimpin negara ini untuk lima tahun mendatang, beragam respons mereka pun muncul terkait Pemilu yang diadakan kali ini. Jarak pun menjadi hal yang dipertanyakan, apakah lokasi mempengaruhi opini mereka serta keterlibatan mereka dalam memberikan suara? Apakah terdapat kesulitan dalam pelaksanaannya mereka sebagai pemilih yang tinggal di luar negeri untuk bersuara? Berikut perbincangan kami dengan mereka yang sedang merantau di beberapa negara dunia mengenai bagaimana mereka berpartisipasi dalam Pemilu kali ini dan pengamatan mereka akan persiapan panitia terkait di masing-masing lokasi negara mereka tinggal.
Ayang Cempaka
Ilustrator – Dubai, United Arab Emirates
Apakah Anda akan menggunakan hak suara Anda dalam Pemilu 2019 mendatang?
Sebetulnya saya ingin sekali ikut Pemilu, jadi saya pikir Pemilunya serentak tanggal 14 April di luar negeri. Ternyata di Dubai itu tanggal 12, dan hari itu saya akan dalam perjalanan pulang di pesawat dari Milan ke Dubai. Mau ikut Pemilu di Italia tanggal 14, jadi kalau mau ikut harus mundur, ganti tiket tambah akomodasi dan lain-lain untuk sekeluarga tidak murah.
Saya dan suami tidak ingin golput (golongan putih) sebenarnya. Kami sudah menanyakan info tentang bagaimana caranya ikut Pemilu dengan cara lain, tapi opsinya ya cuma dua itu. Balik lebih cepat ke Dubai atau stay longer di Milan.
Seberapa update Anda terhadap info pemilihan presiden tahun ini dan apa pendapat Anda tentang kondisi menjelang Pemilu?
Kali ini saya kurang update. Mungkin cuma memantau lewat Facebook. Ada debat Capres, pasti timeline penuh isinya membahas soal itu. Situasi politik di Indonesia kan ya gitu deh kan ya… jadi malas juga memantau black campaign sana-sini, komen yang menjelek-jelekkan Paslon 1 dan 2. Pemilu zaman sekarang sudah tidak LUBER lagi seperti zaman dulu. Orang-orang gontok-gontokkan membela Paslon yang mereka jagokan.
Saya dan suami merasa sudah cukup punya informasi mau pilih yang mana.
Berdasarkan data dari Pemilu tahun 2014, partisipasi WNI di luar negeri hanya 33%. Menurut Anda, apa yang membuat keterlibatan sangat rendah?
Mungkin ini termasuk saya ya yang tidak banyak terlibat dengan perkumpulan orang Indonesia? (tertawa). Ya itu tadi mungkin karena timing-nya pas dengan liburan anak sekolah, spring break, jadi orang-orang liburan ke luar negeri.
Walau terlepas dari tanah air akibat jarak, apakah Anda merasakan tanggung jawab untuk melibatkan diri dalam pemilu?
Iya, dan saya merasa sangat bersalah karena tidak bisa ikut Pemilu tahun ini. Soal ini saya juga sharing di IG Story, waktu mencari info di mana kami bisa vote suara di Milan, dan ada beberapa WNI di Italia yang memberi info PPLN (Penyelenggara Pemungutan Suara Luar Negeri) setempat. They are so helpful dan banyak kok yang ingin Pemilu ini sukses.
Aduh kesal deh kalau ingat tidak bisa nyoblos (sedih).
Bagaimana antusiasme WNI di daerah Anda masing-masing terhadap persiapan Pemilu 2019?
Sosialisasi di sini mungkin agak kurang ya. Atau saya saja yang tidak pro aktif dan ogah terlibat.
Kebetulan beberapa bulan ini kami punya asisten rumah tangga, WNI asal Majalengka. Waktu saya tanya mau ikut Pemilu atau tidak, dia bilang tidak daftar. Terus saya jadi penasaran, saya tanya sama dia nih sekarang. Mengutip kata dia ya ini, “Mbak tahu ada Pemilu dari anaknya di Indonesia, dan katanya ada ibu-ibu yang datang sosialisasi ke tempat si mbak-mbak TKW suka kumpul, cuma buat ngasih kertas yang mbak-mbak ini suruh ngisi dan tanda tangan untuk salah satu paslon. Nggak ngerti juga ini tujuannya buat apaan.”
Alessia Gunawan
Fotografer – London, United Kingdom
Apakah Anda akan menggunakan hak suara Anda dalam Pemilu 2019 mendatang?
Yes. In my opinion, your vote is valuable. Even in times when you feel the most diffident and unsure whom to trust, it is still important to give your vote to the one who you share most interest with.
Seberapa update Anda terhadap info pemilihan presiden tahun ini dan apa pendapat Anda tentang kondisi menjelang Pemilu?
Unfortunately I have to admit that I am not very updated. It is very difficult to keep myself to date with all the events happening. Today for example, I was looking forward to watch yesterday’s debate but couldn’t find the complete version of it online although I redefined my search a few times. In addition to that, I feel as most of the people I know of my age living in Indonesia aren’t very politically active, so it is rare to be informed by them. The only person who I know to be very engaged in this presidential election is my dad.
Berdasarkan data dari Pemilu tahun 2014, partisipasi WNI di luar negeri hanya 33%. Menurut Anda, apa yang membuat keterlibatan sangat rendah?
I am not sure why people are engaging less. In a way, I feel as if they are more engaged with the political situation they live in abroad. However, I also think that people might have lost trust in the country and have given up to raise their voice.
Walau terlepas dari tanah air akibat jarak, apakah Anda merasakan tanggung jawab untuk melibatkan diri dalam pemilu?
Definitely! One shouldn’t only be aware of sociopolitical situations, but should also engage.
Personally, I wasn’t doing my best previously in informing myself, but in the past couple years, I have been feeling more and more the need to better comprehend my surroundings. I wouldn’t only want to come to apparent conclusions, but, I wanted engage and find concrete solutions that could bring change.
Bagaimana antusiasme WNI di daerah Anda masing-masing terhadap persiapan Pemilu 2019?
Having talked to some people, I do feel as some are not engaged at all with the elections and the values of each party but nevertheless, will still take action. This is obviously dangerous, as many dissatisfied and uninformed people, will blindly vote for “fresh” faces just for the sake of seeing someone new. People forget that things need time in order to change.
On the other side, the young generation is disappointed in the country as the politicians of both parties have put their attention on religion rather than the rights of the people. Let’s just all hope that positive changes will happen. Ones which will knock down corruption, exploitation of the countries resources, deforestation and religious issues which divide the country.
Diana Rikasari
Author of 88lovelife / Fashion Blogger – Bern, Switzerland
Apakah Anda akan menggunakan hak suara Anda dalam Pemilu 2019 mendatang?
Yes of course! Saya akan nyoblos dari KBRI Bern.
Seberapa update Anda terhadap info pemilihan presiden tahun ini dan apa pendapat Anda tentang kondisi menjelang Pemilu?
Saya mengikuti berita mengenai Pemilu dan para Capres/Cawapres dari berita di TV dan juga Twitter. Saya juga tetap nonton debat Capres & Cawapres melalui live streaming. Dengan informasi yang semakin terbuka melalui internet dan banyaknya warga yang mulai lebih mengerti arti hoax dan sejenisnya, saya sih merasakan masyarakat kali ini lebih bisa memilah mana berita-berita yang bohong dan mana yang hanya bertujuan memprovokasi.
Berdasarkan data dari Pemilu tahun 2014, partisipasi WNI di luar negeri hanya 33%. Menurut Anda, apa yang membuat keterlibatan sangat rendah?
Mungkin tergantung KBRI dari masing-masing negara kali ya. Bisa saja ada KBRI yang kurang merangkul atau mensosialisasikan kepada para WNI.
Walau terlepas dari tanah air akibat jarak, apakah Anda merasakan tanggung jawab untuk melibatkan diri dalam pemilu?
Yes! Bagaimanapun Indonesia is my country dan saya ingin yang terbaik untuk Indonesia.
Bagaimana antusiasme WNI di daerah Anda masing-masing terhadap persiapan Pemilu 2019?
Teman-teman di sini sudah pada mendaftarkan diri ke KBRI setempat jadi kami sih semangat mau menggunakan hak suara kami.
Aldwin Yusgiantoro
Ketua Persatuan Mahasiswa Indonesia – Washington DC, United States of America
Apakah Anda akan menggunakan hak suara Anda dalam Pemilu 2019 mendatang?
Yes.
Seberapa update Anda terhadap info pemilihan presiden tahun ini dan apa pendapat Anda tentang kondisi menjelang Pemilu?
I consider myself to be well updated with regards to the upcoming presidential election. I watched the first debate on KompasTv Facebook live and at times I will be reading through the latest information surrounding this election from twitter and a number of local news media from my phone.
To be honest in my opinion, this year presidential election is unconducive. Supporters from both sides are throwing shades at each other across social media with no respect and people tend to be very judgmental. Judgmental in the sense that if you choose presidential candidate number 2, people are quick to judge that you are irrational and foolish. While on the other hand, if you choose presidential candidate number 1, they appreciate you for being reasonable. So, what I am saying is that, all of us Indonesian need to show the world no matter who we choose, everyone is using their voting right accordingly and exercising the democratic values. Furthermore, we should always be open to hearing both sides of the argument as both candidates have their own strength and also weaknesses.
Berdasarkan data dari Pemilu tahun 2014, partisipasi WNI di luar negeri hanya 33%. Menurut Anda, apa yang membuat keterlibatan sangat rendah?
Well first of all, I doubt targeting Indonesian diaspora of WNI abroad is any presidential and vice-presidential candidate team priority target and therefore lack of information could be one of the pivotal reasons behind the low turnout.
Second of all, WNI who live in bigger cities like Washington DC, LA, SF or NY have an advantage from the presence of strong Indonesian communities and Indonesian embassy or consulate, therefore they are likely to be well informed and vote. But what about those WNI who live in smaller cities? So, I could definitely see the direct correlation between low participation in PEMILU by WNI with small Indonesian communities. Additionally, Indonesian embassies across the world also need to be proactive in reminding its citizens to exercise their rights by providing step by step guidance on how to cast their vote and important dates.
Walau terlepas dari tanah air akibat jarak, apakah Anda merasakan tanggung jawab untuk melibatkan diri dalam pemilu?
With no doubt. Contribution in a sense that I will be reminding my other Indonesian peers to cast their vote and exercise their rights. Every vote count and we need to make this message clear to all WNI who live abroad.
Bagaimana antusiasme WNI di daerah Anda masing-masing terhadap persiapan Pemilu 2019?
Everyone seems excited. Election symbolizes hope and everyone here feel both candidates are giving their best in voicing their next vision and mission in bringing Indonesia to the next step in the world stage.
Meutia Riana Sukma
Mahasiswa – London, United Kingdom
Apakah Anda akan menggunakan hak suara Anda dalam Pemilu 2019 mendatang?
Iya, saya akan menggunakan hak suara saya dalam Pemilu tahun ini.
Seberapa update Anda terhadap info pemilihan presiden tahun ini dan apa pendapat Anda tentang kondisi menjelang Pemilu?
Cukup update dengan berita-berita terbaru, sangat terasa polarisasi masyarakat terutama di Indonesia makin terlihat.
Berdasarkan data dari Pemilu tahun 2014, partisipasi WNI di luar negeri hanya 33%. Menurut Anda, apa yang membuat keterlibatan sangat rendah?
Mungkin karena tidak cukup informasi mengenai cara mengirim surat suara melalui pos, atau tidak mendapat izin untuk meninggalkan pekerjaan ya (untuk buruh migran).
Walau terlepas dari tanah air akibat jarak, apakah Anda merasakan tanggung jawab untuk melibatkan diri dalam pemilu?
Tentu merasa tanggung jawab. Saya masih WNI dan masih menaruh harapan DENGAN Indonesia.
Bagaimana antusiasme WNI di daerah Anda masing-masing terhadap persiapan Pemilu 2019?
Menjelang pemilu perbincangan mengenai Pilpres makin sering didengar. KBRI juga sudah melakukan sosialisasi untuk WNI disini tentang tata cara Pemilu nanti. Antusiasme antar kubu di kalangan diaspora lebih terdengar dibandingkan antar mahasiswa, seperti deklarasi antar kubu.
Keanu Trisulo
Intern at United Nations – Geneva, Switzerland
Apakah Anda akan menggunakan hak suara Anda dalam Pemilu 2019 mendatang?
Iya. Tapi lebih cepat dari di Indonesia, saya akan menggunakan hak suara saya pada tanggal 13 April 2019.
Seberapa update Anda terhadap info pemilihan presiden tahun ini dan apa pendapat Anda tentang kondisi menjelang Pemilu?
Update sekali, selain media sosial dan artikel-artikel, ada beberapa teman yang terlibat di kampanye paslon presiden. Mengenai pencoblosan, sebelum saya ke luar negeri saya sudah kontak RT saya untuk memberikan dokumen pencoblosan saya di luar negeri.
Berdasarkan data dari Pemilu tahun 2014, partisipasi WNI di luar negeri hanya 33%. Menurut Anda, apa yang membuat keterlibatan sangat rendah?
Mungkin ada orang yang juga ngegampangin kalau ya semua orang bisa nyoblos tanpa ada prosedur apa-apa, tetapi kenyataannya tidak seperti itu, dan yang baru-baru saja tinggal di luar negeri ada juga yang kurang atau ketinggalan informasi. Tentang kapan pendaftaran di luar negeri (di setiap negara) berakhir, tanpa bawa kertas A5, bisa repot. Tapi ini tergantung inisiatif orangnya juga sih.
Walau terlepas dari tanah air akibat jarak, apakah Anda merasakan tanggung jawab untuk melibatkan diri dalam pemilu?
Sangat. Karena memilih presiden sangat penting bukan hanya untuk 5 tahun, tapi untuk seterusnya.
Bagaimana antusiasme WNI di daerah Anda masing-masing terhadap persiapan Pemilu 2019?
WNI di sini cukup antusias, dengan share informasi dengan mengingatkan yang lainnya tempat pencoblosan dll.
Jerome Polin
Mahasiswa / YouTuber – Tokyo, Jepang
Apakah Anda akan menggunakan hak suara Anda dalam Pemilu 2019 mendatang?
Iya, pasti dong.
Seberapa update Anda terhadap info pemilihan presiden tahun ini dan apa pendapat Anda tentang kondisi menjelang Pemilu?
Cukup update ya karena kan ada streaming juga tuh debat Capres dan sebagainya, juga di Instagram, atau pun di media-media sosial lainnya juga cukup ramai bahas tentang Pemilu tahun ini dan pemilihan presiden. Juga kan di Instagram banyak meme (tertawa), atau post yang berkaitan dengan Pemilu jadi cukup tahu.
Berdasarkan data dari Pemilu tahun 2014, partisipasi WNI di luar negeri hanya 33%. Menurut Anda, apa yang membuat keterlibatan sangat rendah?
Itu karena menurut saya yang pertama jadwal di luar negeri itu beda dengan jadwal di Indonesia. Misalnya, di luar negeri itu tidak libur, harus kerja. Sedangkan di dalam negeri bisa diliburkan gitu kan. Jadi ya tidak bisa nyoblos. Yang kedua, kalau saya pribadi melihat adalah kurangnya penyuluhan karena banyak banget teman-teman saya juga yang tidak tahu kalau ada Pemilu di Jepang dikarenakan kurangnya promosi dan juga penyuluhan adanya Pemilu. Sedangkan pada saat teman-teman saya baru ‘sadar’ dan mereka bertannya (ke panitia Pemilu setempat) sudah telat, sudah tutup pendaftarannya (sebagai pemilih). Sebenarnya mereka mau ikut, cuma karena kurangnya penyuluhan jadi tidak tahu dan tidak jelas gitu inlformasinya. Jadi mereka jadi tidak bisa ikut Pemilu. Dan yang terakhir, kesan cuek aja sih karena mungkin kebanyakan orang Indonesia yang di luar negeri sudah menjadi WNA gitu jadinya. Kan beberapa orang kan yang dari Indonesia misalkan nikah sama orang Jepang, jadi mereka tidak kembali lagi ke Indonesia. Jadi mereka merasa cuek aja dengan kondisi Indonesia, atau tidak memperhatikan situasi politik di Indonesia.
Walau terlepas dari tanah air akibat jarak, apakah Anda merasakan tanggung jawab untuk melibatkan diri dalam pemilu?
Ya, tentu saja. Kenapa? Karena saya ingin menjadi Menteri Pendidikan Indonesia dan saya juga punya keresahan serta concern terhadap Indonesia. Jadi, mestinya saya pasti balik ke Indonesia kan. Jadi kalau misalnya saya tidak ikut Pemilu dan Indonesia menjadi berantakan karena mungkin – satu suara itu sangat berguna kan – kalau salah memilih dan yang terpilih misalnya presiden yang ternyata tidak bertanggung jawab dan tidak bisa mengatur negara dengan baik, ya bisa-bisa saya pulang Indonesia sudah hancur berantakan gitu, bahkan sudah tidak ada Indonesia. Kan saya sedih gitu.
Bagaimana antusiasme WNI di daerah Anda masing-masing terhadap persiapan Pemilu 2019?
Untuk antusiasmenya sih cukup saya rasakan ya karena teman-teman Indonesia saya di Jepang juga sering bahas tentang debat Pemilu dan kami sering nonton bareng-bareng. Jadi menurut saya antusiasmenya terasa gitu untuk di Jepang ya, tapi untuk daerah lain saya juga kurang tahu. Di Jepang saya kan di Tokyo ya, jadi cukup terasa sih kalau di Tokyo karena saya juga diajak untuk menjadi panitia Pemilu, jadi ya saya rasa cukup mantap jiwa!
Aiman Hadi
Hong Kong
Apakah Anda akan menggunakan hak suara Anda dalam Pemilu 2019 mendatang?
Iya
Seberapa update Anda terhadap info pemilihan presiden tahun ini dan apa pendapat Anda tentang kondisi menjelang Pemilu?
Lumayan update. Saking sibuknya tidak ada waktu banyak banget sih untuk keep up to date dengan baca berita etc. Tapi I keep up to date by talking with my parents, friends around me and most importantly watching the debate. I think the debate is the most important one if you truly want to engage. If you’re busy but you give a damn about it ya palingan most people abroad just engage with the debate sih. If not that then they don’t care.
Berdasarkan data dari Pemilu tahun 2014, partisipasi WNI di luar negeri hanya 33%. Menurut Anda, apa yang membuat keterlibatan sangat rendah?
Malas lah orang-orang. To be honest agak malas juga sih. You feel like you’re not making a difference anyway. For me at least. What? 250 million people and you’re telling me that I’m making a difference? But no, I think that’s why most people don’t go. They feel that they’re not making a difference and malas, kombinasi jadi satu. Doesn’t create a sense of urgency. It’s not like the world will collapse if you don’t go. Even I didn’t go in 2014. But this one, I want to try. We’ll see.
Walau terlepas dari tanah air akibat jarak, apakah Anda merasakan tanggung jawab untuk melibatkan diri dalam pemilu?
Kadang.
Bagaimana antusiasme WNI di daerah Anda masing-masing terhadap persiapan Pemilu 2019?
Anxious and scared. Nothing of positivity. Hint of excitement.