Mengusung Tema “Bromocorah”, Festival Film ARKIPEL Kembali Mempertemukan Para Sineas
Setiap tahunnya, ARKIPEL menerima 500 hingga 1000 film yang terdaftar dalam festival ini.
Teks: Billy Dewanda
Foto: ARKIPEL
Sebuah fenomena global dalam konteks sosial, politik, ekonomi, dan budaya terkadang menjadi sesuatu yang membosankan jika dibahas dengan gaya monoton. Sebagai langkah awal mengatasi hal ini, ARKIPEL hadir untuk kesempatan ke-7 dalam merefleksikan fenomena-fenomena global tersebut. Sudah berlangsung sejak tahun 2013, ARKIPEL selalu mendapatkan antusiasme dari penikmat sinema dalam bentuk partisipasi para sineas.
Pada kesempatan kali ini, festival film eksperimental pertama di Indonesia ini mengusung tema “Bromocorah” yang secara khusus mengacu pada fenomena sosial di Indonesia sejak era pra-kemerdekaan hingga saat ini. Festival ini mengarahkan “Bromocorah” sebagai konsep progresif yang ada dalam perkembangan sinema saat ini, baik dalam hal eksperimentasi bahasa, konsep, produksi, hingga sudut pandang dalam menerjemahkan gejala-gejala sosial.
Festival film ini akan disajikan dalam 7 program, yaitu progam Kompetisi Internasional, Kuratorial Bromocorah, Candrawala – local landscape of now, Presentasi Khusus, Penayangan Khusus, Forum Festival, dan Pameran Kultursinema. Tidak hanya dari dalam negeri, festival ini juga menggandeng 50 film dari 33 negara sebagai partisipan.
ARKIPEL hadir sebagai wadah para sutradara-sutradara dari berbagai kalangan dengan capaian puncaknya. Lewat acara ini, penikmat film bisa melihat gambaran besar perkembangan film saat ini, juga membangun relasi dengan sesama sineas utnuk menemukan inisiatif dan pendistribusian pengetahuan secara luas.
Festival ini akan dibuka pada Selasa, 20 Agustus 2019 pukul 19.00 WIB di GoetheHaus, Jakarta.
—
ARKIPEL Bromocorah “7th Jakarta International Documentary & Experimental Film Festival”
18 – 26 Agustus 2019
GoetheHaus,
Goethe-Institut Indonesien
Jl. Sam Ratulangi 9-15
Jakarta 10350