Teks: Shania Indah Adiyobikenia
Foto: Japanese Film Festival

Japanese Film Festival (JFF) kembali hadir di Indonesia dengan koleksi film-film asal Jepang. Namun, sama seperti tahun-tahun sebelumnya, JFF menghadirkan program menarik lainnya terkait kebudayaan termasuk bahasa Jepang serta kuliah umum mengenai film yang bisa dinikmati oleh penonton. 

Di Jakarta, partisipan JFF dapat berpartisipasi dalam program “MoveeYukata” sambil mengenakan salah satu pakaian tradisional Jepang, Yukata. Untuk mengenakan yukata, penonton hanya perlu menunjukkan tiket film JFF. Kemudian, program “My First Japanese Lesson” yang akan dipimpin oleh Tim Pengajar dari The Japan Foundation, Jakarta, juga hadir bagi mereka yang tertarik mempelajari bahasa tersebut. Selain itu, orang yang cukup fasih berbahasa Jepang dapat mengikuti program “Ayo Ngobrol Bahasa Jepang!”. Untuk Makassar dan Bandung, program serupa hadir dalam bentuk “Japanese Speaking Corner”. Pengunjung dapat mendaftar terlebih dahulu di https://linktr.ee/jffindonesia, khusus jika tertarik dengan program bahasa Jepang.

Sedangkan di Bandung, penonton dapat bertanya kepada sutradara “And So Baton Is Passed” karya Tetsu Maeda, saat sesi tanya jawab online. Di Makassar, sutradara Yosep Anggi Noen (“The Science of Shorts”), akan mengupas signifikansi film pendek Indonesia bagi industri film global. Kuliah umum ini juga menjadi rangkaian dari kompetisi film pendek Digicon6 ASIA. Di hari kedua festival, Yosep Anggi Noen juga akan hadir untuk pemutaran film “INU-OH”.

Melalui program “Movie Review Challenge”, JFF juga memberikan kesempatan kepada penonton untuk memberikan masukan tentang film yang telah mereka tonton dengan mengisi lembar kerja sambil belajar bahasa Jepang.