Festival dan Ruang Diskusi Sinema, ARKIPEL Kembali Hadir dengan Tema “homoludens”
Tema tahun ini mengeksplorasi permainan imajinasi, representasi, dan spasial dalam penggunaan piranti-piranti digital.
Teks: Winona Amabel
Foto: Arkipel
“Dokumenter merupakan induk dari sinema”, berikut pernyataan dari festival film dokumenter dan eksperimental berskala internasional ARKIPEL yang diinisiasi oleh Forum Lenteng. Melalui medium film dokumenter, publik bisa menjadi saksi mata akan perubahan dalam berbagai realitas kehidupan. Layaknya fiksi, dokumenter juga dapat bereksperimen dalam bermacam-macam hal seperti kajian sinema, seni, media, dan teknologi.
Pada perhelatannya tahun ini, ARKIPEL mengusung tema “homoludens”, sebuah konsep tentang manusia sebagai pemain dalam permainan. Tema ini mengeksplorasi permainan imajinasi, representasi, dan spasial dalam penggunaan piranti-piranti digital. Melihat antusiasme yang diterima dari tahun ke tahun terus meningkat, submisi yang masuk untuk ARKIPEL 2018 pun mencapai lebih dari 1,300 film lokal dan internasional.
Sebagai festival, ARKIPEL tentu hadir tak hanya menawarkan wadah antara pegiat film lokal dan internasional untuk mempertukarkan diskursus film, tapi juga berupaya mempengaruhi medan film eksperimental dan dokumenter di Asia Tenggara. Dengan adanya inisiatif seperti ini, diskusi film baik dari segi praktis maupun perannya sebagai alat penyampai pesan akan semakin menjamur di antara publik. Kini langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah kemauan publik untuk menyerap segala hal dan melihatnya dengan open-minded.
–
ARKIPEL International Documentary and Experimental Film Festival 2018: homoludens
8-16 Agustus 2018
Komplek Taman Ismail Marzuki
Goethe Haus, Goethe-Institut Indonesien
Jakarta
Indonesia
www.arkipel.org
www.forumlenteng.org