Toe Fashion Trend: Dari Fetish Seks ke Haute Couture
Bermunculan item fashion yang menampilkan jari kaki sebagai ikon utamanya.
Teks: Alissa Wiranova
Foto: Leonardo Casalini
Dunia fashion kembali ramai dengan hal baru: toe fashion trend. Toe, alias jari kaki, kini seolah jadi salah satu bintang utama dalam berbagai fashion item level tinggi.
Pada Paris Fashion Week bulan Januari lalu, misalnya. Schiaparelli, brand asal Prancis, menampilkan koleksi pakaian berupa gilded corsets dengan siluet monokrom. Tak hanya itu, Schiaparelli juga melengkapi koleksinya dengan sepasang heels hitem dengan ornamen berupa jari kaki manusia.
Meski begitu, Schiaparelli bukan satu-satunya fashion brand yang mempopulerkan ‘toe fashion trend’ ini. Tahun 2021 lalu, label asal New York, Khaite juga sempat meluncurkan “Berlin slingbacks”, yaitu sepasang midi-heel sandal yang hanya menutupi jari kaki pengguna saja. Brand AVAVAV asal Milan pun sempat melakukan hal serupa, yaitu dengan merilis sepatu (mulai dari heels hingga boots) yang menonjolkan desain serupa jari kaki–beberapa di antaranya bahkan dilengkapi dengan cakar ayam.
Fans think @DojaCat wore chicken feet boots to the #VMAs in response to a tweet that went viral last month. pic.twitter.com/qtulgXX9vo
— Pop Crave (@PopCrave) September 13, 2021
Toe fashion trend ini dinilai merupakan salah satu bukti bahwa fetish seks menyumbang banyak kontribusi terhadap dunia fashion. Jari kaki yang semula merupakan bentuk fetish seks beberapa orang, perlahan kini dijadikan sebagai salah satu objek utama dalam estetika dunia fashion.
“Designers love to take on a challenge,” ujar Maria Bobila, salah satu fashion editor di Nylon dalam wawancara bersama CNN. “They want to turn something super polarizing and ‘ugly’ into fashion, turning it into a coveted piece.”
Bobila juga menyetujui bahwa dunia fashion kadang kala dipengaruhi oleh fetish seks yang dimiliki oleh masyarakat. “Toes are very polarizing. People find them disgusting, but also it’s a fetish.”
Meski begitu, dirinya juga berpendapat bahwa peristiwa fetishizing ini wajar terjadi di masyarakat, menyebutnya sebagai ‘major part of the human condition’.
“Fashion is just the fetishization of clothing. It’s taking something and making it more meaningful somehow — plus, looking fashionable has a sexy glimmer to it, right?” ucapnya.