Prada Mengajak 3 Arsitek Senior Dalam Koleksi Terbarunya
Berinovasi namun tetap mempertahankan nilai sederhana dan mewah.
Teks: Stefano William A.
Foto: Prada Group
Sudah menjadi sesuatu yang wajar bahkan wajib bagi brand besar untuk melakukan pengembangan terhadap produknya. Tidak hanya sebagai langkah mengikuti perkembangan zaman, namun harus menjadi pihak yang menentukan tren selanjutnya. Prada sebagai nama besar dalam industri busana baru saja melakukan kerja sama dengan beberapa arsitek dari belahan dunia berbeda dalam koleksi Prada Invites. Brand mewah ini mengajak Kazuyo Sejima, arsitek Jepang pendiri firma arsitektur SANAA, Elizabeth ‘Liz’ Diller, arsitek dari New York bagian dari firma Diller Scofidio + Renfro, serta arsitek senior asal Italia, Cini Boeri.
Pendekatan dari setiap desainer untuk membuat tas sebagai item penting begitu beragam. Diller mengaburkan makna antara tas sebagai aksesoris dan pakaian. Dia membuat karyanya menjadi dua bagian yaitu, “The Envelope” dan “The Yoke”. Menurutnya membedakan pakaian dan aksesoris adalah sesuatu yang aneh sehingga dia membuat “The Envelope”, sebuah jas hujan dari bahan kain yang umumnya digunakan untuk tas, dan “The Yoke”, tas yang bisa digunakan sebagai backpack namun dapat dilipat menjadi clutch bag. Hampir serupa, Sejima mengkaryakan tas dengan sentuhan warna biru dan merah muda yang dikenakan melingkar di atas bahu dengan kantung bisa dilepas sehingga bisa menjadi sebuah tas tangan.
Berbeda dari dua desain tersebut, Cini Boeri konsisten terhadap tampilan tas Prada yang sederhana dan tetap mewah. Dengan sentuhan konvensional, Boeri membuat tas selempang hitam elegan dengan tambahan signature-nya. Pilihan mengajak ketiga figur dari dunia arsitek untuk mendesain koleksi ini merupakan langkah yang tidak keliru dari Prada. Selain berhasil memberikan inovasi, nilai dari brand ini masih tetap dipertahankan.