Noah Memilih Feminist Bird Club untuk Kolaborasi Terbarunya
Upaya Noah dan Feminist Bird Club agar aktivitas birding menjadi inklusif.
Teks: Daniet Dhaulagiri
Foto: Noah
Birding memang kurang familiar untuk masyarakat Indonesia, kata tersebut memiliki makna sebagai aktivitas seseorang untuk mengamati burung di habitat liarnya. Di daerah metropolitan yang minim akan lingkungan hijau, biasanya aktivitas tersebut dilakukan di sebuah taman kota. Ruang publik seperti taman akan banyak dikunjungi oleh berbagai macam orang dengan ras, agama, dan pandangan politiknya masing-masing.
Kolaborasi Noah dan Feminist Bird Club (FBC) ini berupaya agar aktivitas birding atau birdwatching di ruang publik seperti taman itu bisa dilakukan oleh siapa saja terlepas dari macam gender, seksualitas, warna kulit, dan agama. Mereka mencoba untuk meminimalisir kejadian serupa seperti yang dialami oleh Christian Cooper di Central Park, New York, tepatnya pada saat ia beraktivitas mengamati burung di bagian taman bernama The Ramble. Ia dikonfrontasi oleh Amy Cooper dengan menghubungi 911 karena tudingan bersikap kasar pada anjingnya. Video yang diunggah Chris tersebut sempat viral di internet yang membuat Amy mendapat cemoohan dan respon negatif dari warganet.
Menurut Molly Adams, pendiri dari FBC, semenjak terjadi pandemi kegiatan birding memang amat sangat digandrungi oleh orang-orang, karena pada praktiknya masih tetap bisa saling mematuhi anjuran untuk menjaga jarak aman. Ia mengakui bahwa semenjak itu pengikutnya bertambah dari lima hingga enam ribu orang yang kini aktif mempelajari tentang burung ini.
Rhamier Auguste adalah seseorang yang mengisi umur kepala duanya dengan menjadi birder, ia mengaku baru menemukan FBC dan telah bergabung selama dua tahun. “What I love best about birding is the serenity and sense of calm one feels in places like the Ramble in Central Park. It’s just you, the rustling of trees, and the occasional squirrel mistaken for a lifer.” katanya.
Anggota lainnya juga berkomentar, “She (Molly) and the other leaders and members at FBC showed me that birders can be more appreciative, compassionate, and responsible, all while having fun in the field, and while fearlessly bringing to light the difficulties queer, disabled, and BIPOC people face day to day.” Purbita Saha menceritakan bagaimana saat 2017 ia ditunjukan sebuah kliping mengenai FBC, dan pada saat itu pula Saha langsung tertarik untuk bergabung.
Kolaborasi Noah X Feminist Bird Club itu adalah wujud nyata dalam mencegah kepunahan dari berbagai macam jenis burung, seperti terpampang pada desain kaosnya; “Extinction Is Forever”. Jika kalian tertarik dengan kampanye kolaborasi ini, kalian bisa membeli produk yang ditawarkan dan masih tersisa melalui website Noah, karena 10% dari hasil penjualan akan langsung didonasikan untuk Feminist Bird Club.