Lizzo Luncurkan ‘Yitty’, Merek Shapewear Inklusif yang Mendorong Rasa Percaya Diri
Bintang pop itu menjelaskan bahwa dia ingin orang-orang merasa ‘good as hell’ terhadap shapewear.
Teks: Jesslyn Sukamto
Foto: YITTY
Setelah seumur hidup memakai shapewear yang terlalu ketat, tidak nyaman, dan ketinggalan zaman, Lizzo memutuskan untuk mengambil tindakan sendiri.
Pada hari Rabu (30/3), bintang pop tersebut mengumumkan peluncuran Yitty, “merek shapewear baru yang revolusioner,” dalam kemitraan dengan Fabletics, Inc.
Label baru tersebut yang akan dirilis pada 12 April mendatang, dinamai sesuai nama panggilan masa kecil Lizzo dan telah menjadi proyek yang telah berlangsung selama tiga tahun.
Yitty adalah merek shapewear inklusif yang “no-shame, smile-inducing” yang dirancang untuk setiap ukuran tubuh dan “semua didasarkan pada prinsip-prinsip cinta diri, kepercayaan diri, dan pakaian sehari-hari yang effortless.”
Untuk rilisan pertama Yitty, penyanyi ini akan menampilkan tiga koleksi berbeda: “Nearly Naked,” koleksi pakaian tanpa jahitan (seamless), “Mesh Me,” yang menampilkan potongan pakaian dalam hingga luar yang transitional, dan “Major Label,” koleksi desain gaya hidup sehari-hari.
Lebih dari 65% desain tersebut dibuat dengan serat daur ulang dan dikemas dalam kemasan yang terbuat dari 100% bahan daur ulang. Mereka juga datang dalam warna seperti “Tempo Lavender” dan “Moody Bitch” dan tersedia dalam ukuran mulai dari 6X hingga XS. Desainnya juga telah dirancang pada “setiap ukuran dan tipe tubuh—tidak hanya diperbesar (atau diturunkan) untuk kenyamanan.”
Dalam siaran pers yang memperkenalkan merek tersebut, Lizzo menjelaskan, “Daripada memikirkan ukuran dalam pandangan yang sangat linear, kami memikirkannya pada spektrum di mana semua orang dapat disertakan. Everyone’s size is just their size. Tidak tinggi, tidak rendah. Tidak cukup besar, tidak cukup kecil. Itu hanya ukuranmu. Unique to your own.“
Lizzo kemudian menjelaskan bahwa inspirasi untuk usaha terbarunya berasal dari pengalaman pribadi karena dia menghabiskan sebagian besar hidupnya disuruh untuk “membentuk kembali” tubuhnya agar sesuai dengan standar kecantikan masyarakat yang tidak terjangkau.
“Saya merasa bahwa saya terus-menerus dikatain oleh TV dan majalah-majalah bahwa tubuh saya tidak cukup baik. Dan, agar dianggap ‘acceptable‘, saya harus merusak tubuh saya agar sesuai dengan pola dasar kecantikan,” kata Lizzo. “Oleh karena itu, saya sudah lama memakai shapewear, mungkin sejak saya kelas lima atau enam.”
Tapi setelah dia membuat keputusan untuk merayakan tubuhnya, Lizzo ingin memakai pakaian yang pas dan meng-enhance penampilan saya daripada membuat bentuk tubuhnya rata dan plain.
“Saya bosan melihat shapewear yang menyedihkan dan restriktif ini yang benar-benar tidak ingin dipakai oleh siapa pun. Saya sering menanyakan diri sendiri, ‘Siapa yang benar-benar bisa berbuat sesuatu tentang ini?’ Saya memutuskan untuk take things on my own hand — membiarkan wanita merasa baik tentang diri mereka sendiri lagi,” kata Lizzo.