Demna Menenteng Bungkus “Lays”, Apakah Pertanda Kolaborasi Baru Balenciaga?
Demna, creative director dari brand luxury Balenciaga, terlihat membawa sebungkus keripik “Lays” ke acara kelulusan Antwerp Royal Academy of Fine Arts. Apakah ini pertanda kolaborasi baru?
Teks: Inaya Pananto
Foto: enfntsterribles via TikTok
Creative director Balenciaga, Demna Gvasalia, memang dikenal luas dengan pendekatan desain dan gayanya yang nyentrik. Di bawah arahan kreatifnya, luxury brand Balenciaga telah mengangkat banyak tren benda-benda yang notabene “buangan” menjadi statement pieces. Mulai dari sepatu usang, tas berbentuk seperti plastik sampah, hingga membuat sepatu Crocs menjadi item luxury. Inovasi, atau ide nyeleneh terbarunya adalah membawa bekas bungkus keripik “Lays” sebagai tas clutch.
Weekend kemarin, ketika menghadiri acara kelulusan Antwerp Royal Academy of Fine Arts, Demna membawa bungkus Lays lengkap lecek dan minyaknya. Mengingat jadwal Balenciaga couture show tidak lama lagi, kemungkinan Balenciaga untuk melakukan kerja sama kolaborasi dengan Lays nampaknya tidak di luar jangkauan. Jika look ini adalah sebuah hint untuk kolaborasi mendatang, momen ini seperti pengumuman pakai baliho besar di jalan tol.
@enfntsterribles We went to the graduation show of the #Antwerp #Fashion Department and we saw @Balenciaga’s #Demna ♬ original sound – Troye Sivan
Gaya santai Demna memasangkan bungkus keripik dengan tracksuit matching berwarna hitam hasil dari kolaborasi Balenciaga dengan adidas tampak minimalis namun nyeleneh. Dalam karyanya Demna memang banyak menyentil isu konsumerisme dan pola pandang luxury. Membuat benda-benda lusuh yang secara kasat mata terlihat tidak bernilai dapat memiliki tag harga fantastis jika dibuat oleh sebuah brand fashion high end. Konsep inilah yang nampaknya begitu menarik bagi Demna dan arahan kreatifnya.
Pendekatan ironik ini yang Demna sebut sebagai, “the elevation of the mundane into a new context.” Seperti yang ia katakan tentang rancangannya untuk Kim Kardashian menggunakan selotip hazard sepenuhnya. Orang-orang tidak perlu membeli selotip hazard ke Balenciaga, inti utamanya adalah mengubah sesuatu yang sehari-hari menjadi fashion.
Prinsip desain ini diterapkan di sebuah luxury fashion brand memang bisa menjadi pisau bermata ganda. Sejumlah kalangan berpendapat bahwa Balenciaga terasa seperti mengejek para konsumennya dengan cara mencampur kultur kemewahan buta dengan seni fashion. Namun seperti yang Demna telah secara jelas katakan, ia memang tahu bahwa karyanya tidak selalu harus dimengerti oleh kritik-kritik media sosial dan ia juga tidak peduli tentang bagaimana seninya diinterpretasikan oleh publik yang memang di luar lingkup fokusnya.