Teks: Nancy Rumagit
Foto: Amazon Photo

Pada tahun 2020, Amazon meluncurkan toko pakaian Luxury Stores, yang menjual berbagai barang dari sejumlah luxury brands. Pada tahun 2021, Amazon mengalahkan Walmart sebagai penjual pakaian terbesar di Amerika Serikat. Kini, Amazon tengah merencanakan pembukaan toko pakaian di Los Angeles bernama Amazon Style.

Toko ini akan memiliki berbagai fitur teknologi belanja yang akan mempermudah pengalaman tiap-tiap pelanggan. Pelanggan dapat memulai proses berbelanja mereka di rumah, melalui aplikasi Amazon, lalu meminta item pakaian tersebut untuk dikirim ke toko terdekat untuk mereka coba. Pelanggan pun dapat memesan pakaian di aplikasi Amazon dan menjadwalkan pembelian mereka untuk tanggal nanti.

Amazon Style pun akan memiliki QR Code pada rak pakaian mereka. Ketika melihat sesuatu yang disukai, para pelanggan dapat memindai QR Code tersebut, dan item pakaian itu akan langsung dikirim ke ruang ganti. Pelanggan nantinya akan mendapatkan notifikasi ketika ruang ganti sudah tersedia untuk mereka gunakan. Ruang ganti tersebut pun memiliki touchscreen yang dapatmengirimkan pakaian-pakaian lain ke ruang ganti tersebut.

Meskipun tampaknya Amazon lebih mengandalkan teknologi untuk toko ini, Amazon Style akan tetap memiliki pegawai seperti pada umumnya.

Neil Saunder, managing director di GlobalData Retail, mengatakan bahwa prototipe toko ini akan menambahkan influence Amazon dalam sektor fashion, usaha yang telah dilakukan oleh Amazon selama beberap tahun terakhir ini. Namun ia pun mengatakan bahwa kesuksesan toko ini akan ditentukan oleh eksekusi. “Traditionally, it is not all that good at creating a great in-store experience,” ujarnya. “It tends to be very solid at technology and operations but can fall short on spirit and soul — both of which are particularly important in fashion where consumers love inspiration, curation, and personal services.”