Alasan Dibalik Pesatnya Perkembangan Fashion Timur Tengah
Beberapa tahun terakhir, jumlah local talent dan fashion initiatives ditemukan mulai berjamur di Dubai, bersama dengan banyaknya jumlah desainer yang mulai memasuki homegrown fashion scene.
Teks: Titania Celestine
Photo: Dubai Fashion Hub
Ketika ditanya mengenai industri fashion di tahun 2009, desainer asal Dubai, Basma Abu Ghazaleh menjawab tentang seberapa susahnya mencari pilihan high end clothing items di daerah Dubai.
Namun, belakangan ini, tampaknya lanskap industri fashion kontemporer sudah mulai berkembang secara pesat di daerah Dubai. “Sekarang, Anda bisa menemukan banyak lemari baju yang dipenuhi aksesoris dan pakaian yang merupakan hasil karya desainer Timur Tengah,” ungkap Abu Ghazaleh.
Beberapa tahun terakhir, jumlah local talent dan fashion initiatives ditemukan mulai berjamur di Dubai, bersama dengan banyaknya jumlah desainer yang mulai memasuki homegrown fashion scene.
“Banyak demografi konsumen yang mendukung desainer asal Arab, dan biasanya mereka condong lebih tertarik akan new and upcoming names dibanding nama-nama yang sudah besar dan terkenal,” tutur Haya Al Abdulkareem, desainer asal Kuwaiti dan penemu label Folklore.
“Selebihnya, kelompok dari Timur Tengah yang suka belanja sangat menggemari diversity tanpa harus mengorbankan kualitas produk. Saya percaya bahwa industri fashion Timur Tengah memiliki suatu tingkat apresiasi tersendiri untuk budaya dan bahasa milik kami, kemudian hal tersebut juga ujungnya menguntungkan bagi kami karena itu mempermudah proses komunikasi dan pemasaran ide yang kami ingin sampaikan.”
Yasmin Mansour, seorang desainer asal Qatar, merupakan pendiri salah satu merek fashion pakaian wanita kontemporer pertama di Qatar pada tahun 2014. Pandangan dan desain miliknya yang mengambil pendekatan edgy untuk pakaian formal memadukan berbagai bahan kain dan menggabungkannya dengan silhouette yang modern dan dramatis.
Lebih dari itu, banyak pihak kreatif baru dari Timur Tengah yang mulai mengedepankan fashion forward mindset, seperti Haya Jarrar, Faris Bennani, Zeid Hijazi, dan Hanna Bassil.