Who, What, Why: Rebricks
Sebuah platform industri yang menyediakan pengolahan sampah plastik menjadi bahan bangunan yang ramah lingkungan.
Teks: Hanindito Buwono
Foto: Raditya Fadilla/NOWJAKARTA
WHO
Rebricks dimulai dari kepedulian co-founder Rebricks, Ovy Sabrina dan Novita Tan terhadap lingkungan. Dengan informasi dari teman-teman pengepul, diketahuilah bahwa terdapat jenis sampah plastik yang tidak bisa didaur ulang, tidak mempunyai harga dan menjadi permasalahan sendiri bagi para pengepul. Karena tidak ada yang mau menampung hingga pada akhirnya jenis sampah plastik ini paling banyak berada di laut serta TPA. Jenis sampah plastik tertolak ini adalah sampah plastik yang paling dekat dengan kehidupan keseharian, yaitu sachet, kresek, bubble wrap, plastik kemasan lainnya.
Akhirnya, dengan berbekal pengalaman Ovy dalam bidang pembuatan bahan bangunan, Rebricks menguji beberapa percobaan yang memakan waktu hampir 1 tahun 6 bulan untuk dapat menciptakan formulasi dan metode yang sekarang digunakan.
WHAT
Rebricks mencoba menjadi bagian dari solusi kecil dari permasalahannya sampah yang sangat besar, dengan mengolah sampah plastik tertolak yang tidak mempunyai harganya ini menjadi bahan bangunan. Produk pertamanya adalah paving block. Paving block buatan Rebricks sudah diuji di B4T di mana masuk ke dalam kriteria SNI kelas B, cocok untuk digunakan sebagai lapangan parkir dan pejalan kaki dan taman. Dari setiap paving block Rebricks terdapat hampir 20 persennya adalah sampah plastik tertolak. Sejak setahun berdiri, mereka sudah mempunyai variasi produk antara lain, hollow block dan roster di mana penyerapan sampah plastiknya lebih banyak lagi.
Metode yang biasa digunakan adalah metode hijau, di mana tidak menimbulkan sampah baru pada proses produksinya. Tentunya produk yang dikeluarkan mampu bersaing dalam segi harga dan kekuatan dengan bahan bangunan konvensional lainnya. Dengan kapasitas produksi Rebricks sampai dengan 100 m2/ hari, berarti Rebricks mampu menyerap 88.000 sampah plastik sachet atau sekitar 25 kilogram.
Sampai sekarang, Rebricks mempunyai “Rebrickerz” yang setiap harinya mereka mengirimkan pemilahan sampahnya dari rumah tangga dan dikirimkan ke drop point yang tersedia bukan saja dari Jakarta, akan tetapi juga menerima sampah dari luar Pulau Jawa, seperti Sulawesi, Bali hingga Sumatra.
WHY
Rebricks bergerak untuk berbuat sesuatu yang baik untuk Bumi, dengan tingkat sampah plastik yang begitu tinggi hasil dari produksi masyarakat, maka harus bergerak dari sekarang dan dari apa yang mereka bisa. Setiap peranan dalam masyarakat sangat penting untuk melakukan dan bertanggung jawab dari sampah yang kita hasilkan.
Pada saat memulai usaha Rebricks ini, mereka kebingungan untuk mengumpulkan supply sampah plastik tertolak ini. Oleh karena itu, dimulailah kampanye untuk menggerakan masyarakat dan respon yang didapatkan sangat luar biasa. Banyak cerita perubahan perilaku untuk memilah sampah karena pergerakan Rebricks, masyarakat menjadi lebih sadar akan dampaknya jika membuang sampah plastik jenis ini.
Walau tidak semua masyarakat belum memiliki cara pandang yang demikian, Rebricks meyakini bahwa masyarakat bisa melakukan hal yang paling sederhana, apa saja yang dirasa pas serta ikhlas untuk dilakukan. Salah satu contohnya adalah membawa tas kantong belanja atau membawa sedotan stainless dari rumah. Karena tindakan kecil dan ikhlas ini paling mudah untuk dilakukan beserta sangat berdampak bagi lingkungan sekitar.