Teks: Adinda R. Syam
Foto: Yicai Global/Twitter
Toko retail diskon asal Cina, Miniso, kemarin (18/8) meminta maaf terkait strategi pemasarannya. Terutama masalah desain logo yang terlihat seperti khas negara Jepang.
Miniso Group juga mengumumkan akan melakukan perubahan terhadap logo tersebut di lebih dari 1.900 unit gerai, termasuk di luar negeri. Rencananya perubahan itu baru akan rampung di akhir Maret 2023.
Dari sinilah, lahir gelombang protes di China karena banyaknya anggapan bahwa Miniso merupakan jaringan ritel milik Jepang.
Menilik kembali ke belakang, hal ini ramai diperbincangkan karena unggahan seseorang di Instagram yang menampilkan foto yang disebut sebagai boneka Geisha Jepang. Hal ini menuai kemarahan juga di Cina karena boneka tersebut justru menggunakan baju tradisional Cina.
Mengutip dari Reuters, Miniso akhirnya merilis pernyataan panjang berisi permintaan maaf dan mengakui bahwa perusahaannya telah mengambil jalan yang sejak awal didirikan.
Kita juga mengetahui bahwa citra merek dagang pun strategi pemasaran Miniso identik karena desain logo dan nama yang berbau Jepang. Saat ini, desainer tersebut pun telah diberhentikan dan setiap orang terkait dikatakan akan mendapat proses hukum.