McDonald’s Times Square Didesain Ulang, Bawa Atmosfer Lebih Netral
Langkah untuk mengubah image McDonald’s.
Teks: Wintang Warastri
Foto: Dezeen
Jika mencari restoran McDonald’s di belahan dunia manapun, bisa dikenali dengan cepat paduan warna merah dan kuningnya yang mencolok. Namun sejak 2015 yang lalu, jaringan restoran cepat saji kedua terbesar di dunia ini mulai mencanangkan desain ulang yang dibantu oleh konsultan branding Landini Associates, dengan desain restoran terbarunya sudah dapat dikunjungi di cabang Times Square.
Landini Associates mengajak Progressive AE sebagai arsitektur dari pembaruan desain tersebut, mengusung konsep yang pertama kali digagas pada 2015 dan dimulai di restoran McD di Hong Kong, yaitu “an experiment in non-design”. Konsep ini dimaksudkan agar pengunjung dapat lebih nyaman bersantai di tengah-tengah atmosfer netral, dimana desain interiornya dapat menyesuaikan suasana sesuai dengan perubahan waktu dan musim. “It’s another step in changing customer perception, which puts us on the path to retain, regain and convert,” ujar Chris Kempczinski, presiden dari McDonald’s Amerika Serikat.
Keriuhan Times Square masih tetap terlihat dari dalam melalui dinding luar yang terbuat dari kaca bagi pengunjung yang menikmati people-watching, namun suasana tenang terbangun di dalam lewat material beton dan kayu yang mempertahankan warna aslinya. Dapur yang terletak di lantai bawah tanah juga mengurangi polusi suara di dalam restoran, sementara pengunjung dapat memesan makanan lewat salah satu dari 21 kios pemesanan, 18 di antaranya terletak di lantai dasar.
Desain ulang restoran McD di New York ini merupakan keluaran mereka yang kedua dibangun, setelah sebelumnya restoran McD di Chicago terlebih dulu meluncurkan desain ulang mereka pada awal tahun ini. Selain Hong Kong dan Amerika, McDonald’s berencana untuk memulai desain ulang ini di berbagai cabang lainnya seperti di Paris dan Rotterdam.