Andra Matin Gelar Pameran Bertajuk “PRIHAL: arsitektur andramatin” di Galeri Nasional Indonesia
Menampilkan 800 lebih karya arsitektur juga penanda dua dekade perjalanan studio andramatin.
Teks & Foto: Novila Nuramalia
Dikenal sebagai seorang Arsitek kenamaan dan salah satu figur kontemporer pada perkembangan dunia arsitektur di Indonesia, Isandra Matin Ahmad atau yang akrab disapa Andra Matin, menggelar sebuah pameran untuk menandai dua dekade perjalanan berkarya studio arsitektur andramatin bertajuk “PRIHAL: arsitektur andramatin”. Bertempat di Galeri Nasional Indonesia, pameran yang digagas dan dikepalai oleh Andra Matin sendiri ini menampilkan kumpulan gagasan dan karya-karya perancangan dari studio andramatin sejak tahun 1998, dengan membingkai 800 lebih karya-karya arsitektur andramatin ke dalam 8 bagian. Pada perancangan materi pameran, “PRIHAL” juga turut berkolaborasi dengan dua studio desain grafis ternama yaitu Leboye untuk graphic identity, dan Nusae pada signage system.
Dikuratori oleh Artiandi Akbar dan Danny Wicaksono, mereka memprakarsai dua ide besar yang kemudian dijadikan gagasan cemerlang untuk pameran “PRIHAL”. Yang pertama mengenai peran yang diambil andramatin lewat perancangannya terhadap beragam dimensi ruang hidup di Indonesia. Kedua mengenai bagaimana disiplin arsitektur itu sendiri diciptakan, dikelola dan dibina, baik secara sengaja atau tidak di dalam keseharian kerja lingkungan studio andramatin. Berangkat dari gagasan tersebut, hadirnya pameran ini tak sekadar memperlihatkan apa saja yang tampak dari karya-karya andramatin, namun juga menggiring pengunjung untuk dapat memahami berbagai pokok persoalan dan makna-makna tersirat, yang dalam banyak kesempatan justru tidak sering ditunjukkan kepada khalayak.
Memasuki pintu utama pameran, pengunjung akan memasuki sebuah lorong yang terbuat dari anyaman rotan, di dalamnya terdapat 826 karya desain andramatin sejak tahun 1998 hingga tahun 2019. Ditampilkan dalam bentuk lini masa, desain-desain tersebut memperlihatkan karya arsitektur andramatin yang disusun berurutan sesuai dengan nomor proyek. Lengkap dari bangunan yang completed, proposal, ongoing, juga cancel; bangunan yang pada akhirnya tidak jadi dibuat.
Kemudian alur pameran akan membawa pengunjung kepada Gedung A, di dalamnya terdapat 4 ‘perihal’ yang dimulai dari “Prihal Jakarta”, berisi 11 proyek bangunan publik buatan andramatin di Jakarta, seperti Revitalisasi Kawasan Monas jadi salah satunya. Lalu memasuki area “Prihal Kota-Kota Lain”, berisikan 16 proyek andramatin di beberapa kota di Indonesia selain Jakarta. Kemudian “Prihal Bentuk”, menampilkan lebih dari 30 karya andramatin yang tidak atau belum dibangun – memiliki fokus pada pencarian bentuk arsitektur di dalam perancangannya. Sebelum memasuki ‘perihal’ yang lain, pengunjung akan disambut dengan “Ruang Nerawang”, yaitu sebuah ruangan material kaca yang tertutup dengan pencahayaan minim, yang menimbulkan refleksi ruangan terlihat luas. Kemudian sampai kepada “Prihal Material”, yang memperlihatkan eksplorasi beberapa material andramatin.
Pada Gedung B, pengunjung akan diajak melihat keseharian di studio andramatin lewat foto, video, dan mock-up ruang kerja pada “Prihal Sehari Hari”. Lalu bertemu dengan “Prihal Yang Berulang”, menampilkan video wawancara dengan 7 orang klien andramatin, juga menjadi bagian penutup yang berupa area interaktif – seperti adanya lego-lego berserakan di satu meja bundar, yang sengaja diatur untuk melibatkan pengunjung ikut merasakan membangun desain dalam bentuk miniatur.
Secara keseluruhan, “PRIHAL” mampu menjadi ruang komunikasi dan refleksi dari gagasan arsitektur yang diangkat. Terlebih adanya penataan ruang dan karya begitu apik, mendetail dan terarah dengan rapi, kerap mendorong partisipan yang hadir memiliki pemahaman lebih mengenai arsitektur dan kerja arsitek secara langsung. Adapun yang membuat semakin menarik, pemilihan material seperti pada lorong anyaman rotan yang sengaja tidak disempurnakan juga seakan tidak menghilangkan esensi material alami, membuat pengunjung kian menjadi meresapi setiap tampilan karya andramatin.
Di sisi lain, segala arsip yang pada akhirnya diperlihatkan pada pameran ini patut diapresiasi. Di saat kini tidak sedikit manusia yang terkadang acuh akan dokumentasi pada sebuah proses, andramatin justru mampu merangkum semuanya dan dikemas menjadi satu paduan pameran artistik. Kehadiran “PRIHAL” mampu menyingkap apa arti arsitektur dengan cara positif. Tentunya akan menjadi nilai lebih untuk para generasi di masa ini maupun masa mendatang, sehingga bisa meluaskan wawasan dan wacana lanjut dari perkembangan dunia arsitektur di Indonesia saat ini.
–
“PRIHAL: arsitektur andramatin”
27 November hingga 11 Desember 2019
Selasa-Minggu (09:00-16:00)
Galeri Nasional Jakarta (Gedung A dan B)
Jl. Medan Merdeka Tim. No.14
Jakarta Pusat