Peneliti di MIT Telah Temukan Algoritma untuk Membantu Kurasi Karya Seni
Sebuah tim dari MIT membantu menciptakan sistem pengambilan gambar untuk menemukan lukisan yang memiliki kemiripan dari seniman dan periode waktu yang berbeda.
Teks: Adinda Mutiara Anisa
Foto: MIT
Sebuah sistem baru yang dikembangkan oleh para peneliti MIT bernama “MosAIc” disebut dapat membantu proses kurasi karya seni. Sistem berbasis algoritma ini dapat menemukan koneksi tersembunyi yang sulit ditemukan di antara karya-karya seni dari seniman dan periode waktu yang berbeda. Hal ini tentunya sangat sering diabaikan, bahkan sering kali kritikus seni yang paling berpengetahuan sulit menemukan kesamaan yang tak terduga dalam tema, motif, dan gaya visual.
Algoritma baru ini dibuat oleh sekelompok peneliti dari Computer Science and Artificial Intelligence Laboratory (CSAIL) di MIT bersama dengan Microsoft. Tujuan mereka dalam membuat algoritma ini adalah untuk menemukan hubungan tersembunyi antara lukisan di Museum Metropolitan of Art (Met) di New York, Amerika Serikat dan Rijksmuseum di Amsterdam, Belanda. Untuk menggunakan “MosAIc”, pengguna harus memasukkan gambar dan algoritma “MosAIc” untuk menemukan kesamaan dalam karya seni dari seniman dan periode waktu yang berbeda.
Terinspirasi oleh pameran khusus “Rembrandt and Velazquez” di Rijksmuseum, sistem “MosAIc” ini menemukan karya yang memiliki analogi dari berbagai budaya, seniman, dan media. Dalam pameran tersebut, para peneliti terinspirasi oleh pasangan karya yang terlihat berbeda tapi memiliki visual yang sebenarnya serupa, yaitu “The Martyrdom of Saint Serapion“ karya Francisco de Zurbarán dan “The Threatened Swan“ karya Jan Asselijn. Kedua karya tersebut menggambarkan adegan altruisme mendalam dengan penggunaan visual yang tak jauh berbeda. Dilansir dari Computer Science and Artificial Intelligence Laboratory (CSAIL), mahasiswa PhD MIT CSAIL bernama Mark Hamilton, mengatakan bahwa kedua seniman tersebut tidak pernah bertemu satu sama lain selama hidup mereka, akan tetapi lukisan mereka mengisyaratkan struktur tersembunyi yang mendasari kedua karya mereka.
Hamilton juga berharap pekerjaan yang dimulai di “MosAIc” dapat diperluas ke bidang lain, seperti humaniora, ilmu sosial dan kedokteran. Seperti halnya teknologi ini dapat digunakan untuk membantu kurator seni dalam melakukan kurasi karya. Menurutnya, bidang-bidang tersebut memiliki kekayaan akan informasi yang belum pernah diproses dengan teknik “MosAIc” dan dapat menjadi sumber inspirasi besar bagi ilmuwan komputer dan pakar domain.