Kisah Kesuksesan Taschen dalam Menerbitkan Buku Erotis melalui Kenangan Dian Hanson
Dalam rangka 40 Tahun berdirinya Taschen, Dian Hanson berbagi pengalaman pribadinya dengan sang pendiri penerbit buku erotis; Benedikt Taschen.
Teks: Daniet Dhaulagiri
Foto: Taschen
Menjadi penerbit buku yang berfokus di bidang seni tidak mudah, meski buku seni sudah lama ada dan dianggap sama seperti buku lainnya, namun tidak semua penerbit bisa bertahan di bidang ini. Dalam satu abad terakhir hanya ada beberapa penerbit yang mampu mempertahankan mereknya, termasuk Taschen yang sejauh ini paling memukau, mereka merayakan perjalanannya yang ke-40 di tahun ini.
Benedikt Taschen mendirikan perusahaan tersebut pada tahun 1980 di Jerman, saat itu Taschen mengawali perjalanannya dengan menerbitkan buku-buku komik, sebelum akhirnya mengembangkan jangkauan perusahaannya dengan penerbitan buku dalam bidang; pakaian, seni, fotografi, film, desain, arsitektur, periklanan, dan yang paling terkenal yakni penerbitan buku-buku bergenre erotisnya.
Dian Hanson adalah orang yang dipercaya oleh Benedikt Taschen untuk menjadi editor buku-buku erotisnya. Benedikt mengajak Hanson sejak 1994, namun saat itu Hanson menolak karena ia ingin berusaha loyal pada para pembaca dan penerbit majalah Leg Show yang sudah membesarkan namanya sejak 1987. Sejak itu mereka berdua tetap menjaga relasinya satu sama lain, hingga akhirnya pada tahun 2001 ketika penerbit tempatnya bekerja meninggal dan salah satu kriminal keluarga Gambino berusaha mengambil alih Leg Show. Ia memutuskan untuk meninggalkan perusahaan tersebut.
“I called up Benedikt and told him I was ready,” kata Hanson. Pada saat itu juga Benedikt memperjelas bahwa ia tidak akan memberikan Hanson batasan dalam proses kreatifnya menggarap buku-buku erotis. Benedikt akan menyamaratakan semua buku yang diterbitkan Taschen, “We would not just make masterpieces – in his words, ‘We would make masturbation pieces!’” lanjutnya.
Sudah hampir dua dekade Hanson bekerja menjadi editor, ia sudah memimpin beberapa seri mengenai bagian tubuh; dari “The Big Book of Breasts” hingga “The Big Penis Book”. Hanson juga sempat berkolaborasi dengan temannya yang sudah dikenalnya sejak medio ‘70-an di industri pornografi, yakni Vanessa Del Rio, untuk membuat sebuah edisi mewah dan terbatas dengan nama; “Fifty Years of Slightly Slutty Behavior”. “She’s such an unusual woman who embraced her sexuality, who enjoyed working in porn, who never played the victim, who was the first woman of colour to become a star in porn, who broke down barriers in every direction,” Hanson mengungkapkan kekagumannya.
Hanson masih mengingat perkataan Benedikt ketika ia sedang menggarap buku-buku tersebut, “The dirtier the subject matter, the more production values in order to balance the prejudices people could possibly bring to it.’ If you put something in an art book and give it gorgeous production values, you legitimise it, whatever it is. My greatest joy here is to take a photographer or artist who never got any respect [from the art world], make a beautiful book about them, and see the joy it brings them to be elevated on the world stage.”