Kasus Pencurian Seni yang Dijadikan NFT Pada Platform OpenSea Mulai Meningkat, Apa Solusinya Bagi Seniman Independen?
Pada tanggal 18 Desember lalu, Liam Sharp, mengungkapkan bahwa seseorang telah mengklaim hasil karya miliknya dan kemudian memasarkannya sebagai NFT.
Teks: Titania Celestine
Photo: MF Evelyn via Unsplash
Walaupun sudah diakui sebagai salah satu bentuk media seni modern, NFT masih sering menjadi bahan bercandaan warganet, terutama gurauan “right click and save”, yang mengutarakan komentar akan bagaimana NFT itu sebenarnya hanya gambar digital yang dapat diunduh dengan mudah melalui digital devices. Namun, sekarang mulai bermunculan kisah yang sebaliknya, dimana seniman online yang membuat digital art terkadang menemukan hasil karya mereka yang dicuri untuk dijual sebagai NFT.
Pada tanggal 18 Desember lalu, Liam Sharp, seorang ilustrator dari Inggris yang pernah bekerja untuk pihak besar seperti Marvel dan DC Comics, mengungkapkan bahwa seseorang telah mengklaim hasil karya miliknya dan kemudian memasarkannya sebagai NFT.
“Sedih sekali, mulai saat ini saya akan shut down platform DevianArt saya. Karena banyak sekali pihak yang mengambil hasil gambar saya dan dijual sebagai NFT. Sayangnya saya tidak bisa – dan selayaknya tidak harus – sampai melaporkan setiap kasus ini satu persatu, karena laporan saya juga diabaikan oleh pihak DevianArt,” ujar Sharp melalui sebuah Tweet yang diunggah pada akun Twitter miliknya.
Setelah pihak OpenSea, tempat dimana NFT tersebut diunggah untuk pemasaran, mulai menerima banyak komentar dari ruang publik, Nick Johnson, penemu dan pengembang ENS, berkomentar sebagai berikut: “Saya rasa ini berupa suatu overreaction. Koleksi yang dipasarkan saja tidak memiliki penjualan sama sekali. Ini sama aja seperti contohnya seseorang mengunggah hasil gambar anda ke media sosial tanpa memberikan credit. Memang salah dah mungkin ilegal, namun tidak bersifat membahayakan dalam segi apapun.”
Meski sudah banyak kasus seperti ini, dimana seniman menemukan hasil karya mereka sendiri yang dijual sebagai NFT tanpa sepengetahuan dan restu mereka, sepertinya permasalahan ini masih dipandang sebelah mata oleh beberapa pihak official.
DevianArt sendiri telah mulai menggunakan program artificial intelligence untuk mencegah terjadinya hal-hal seperti ini. Dengan kapasitas untuk mencari karya seni yang merupakan hasil curian yang kemudian dijual sebagai NFT, artificial intelligence ini diharapkan dapat mengurangi kasus yang merugikan bagi pengguna platform DevianArt dan para seniman itu sendiri.
Selebihnya, OpenSea merupakan salah satu kontributor terbesar pada pasar jual-beli NFT. Tercatat bahwa hingga titik ini, banyak sekali cara lain untuk mengajak seniman dalam berkolaborasi untuk menciptakan sebuah NFT. Layaknya perusahaan seperti Visa, Twitter, dan TikTok, yang memasarkan NFT hasil kolaborasi dengan illustrator dan seniman yang beragam.
Untuk kedepannya, diharapkan bahwa protection dan intellectual property management pada pasar NFT dapat dipertajam dalam rangka memberikan kesempatan yang setara bagi setiap artis dan illustrator, keduanya digital dan tradisional.