Jelajah Skena: Sumatra
Pada edisi Jelajah Skena kali ini kami merangkum beragam komunitas kreatif di Sumatra dan segala upaya mereka untuk menjaga, memetakan, serta mengembangkan geliat seni budaya melalui musik, literasi dan riset, kolektif seni, hingga teater.
Words by Whiteboard Journal
In partnership with British Council - DICE (Developing Inclusive Creative Economy)
Teks: Annisa Nadia Harsa
Geliat kreatif Sumatra kerap luput dari pembicaraan-pembicaraan mengenai inisiatif-inisiatif maupun komunitas kreatif lokal. Nyatanya, pulau ke-3 terbesar di Indonesia ini telah menjadi tempat kelahiran inisiatif dan komunitas yang tak kalah hidup dan unik. Gerakan-gerakan dan komunitas yang tumbuh di Sumatra pun beragam, mulai dari komunitas yang mengusung edukasi seperti literasi, riset, dan studi seni, hingga berbagai komunitas peminat serta penggelar acara-acara musik punk, hingga komunitas seni lintas disiplin serta teater. Dalam edisi Jelajah Skena kali ini, kami merangkum berbagai inisiatif dan komunitas yang telah tumbuh, berkembang, dan menggerakkan semangat kreatif di Sumatra, mulai dari Banda Aceh, hingga Palembang.
Memetakan Budaya dan Sejarah Sumatra Melalui Edukasi, Riset, dan Literasi Media.
Salah satu inisiatif di Sumatra yang bergerak di bidang edukasi adalah Gubuak Kopi, sebuah pusat studi seni dan media melalui riset yang berbasis di Solok. Inisiatif yang didirikan oleh lima individu yang memiliki latar belakang beragam memiliki objektif untuk mengembangkan seni sebagai bentuk metode riset. Gubuak Kopi menawarkan dua program utama, yaitu Daur Subur, sebuah sarana untuk mengkaji isu kebudayaan bertani di Sumatera Barat dengan mengambil lensa warga sekitar. Adapun program lainnya merupakan Remaja Bermedia, sebuah program yang memiliki fokus untuk mengajarkan literasi media bagi anak-anak muda Solok melalui berbagai macam kegiatan kreatif. Selain kedua program tersebut, Gubuak Kopi juga sediakan arsip mereka yang meliputi teks seperti buku atau blog serta pameran guna mendistribusikan pengetahuan, pemetaan sejarah serta kebudayaan Solok.
Medan, sebagai kota dengan populasi terbesar di pulau Sumatra yang ramai akan perniagaan juga memiliki sebuah inisiatif yang bergerak di bidang edukasi. Merupakan sebuah unit usaha dari Yayasan Pusat Kajian dan Dokumentasi Sumatera, Literacy Coffee merupakan wadah ekspresi bagi para seniman lokal di Medan untuk mempromosikan karya mereka, baik itu para pelukis, penari, hingga akademisi. Selain sebagai sarana untuk para seniman, Literacy Coffee juga berfokus untuk mengumpulkan arsip kebudayaan Sumatra. Merupakan inisiatif yang mengutamakan edukasi serta apresiasi seni, Literacy Coffee membawa pengajaran mereka melalui acara diskusi dan apresiasi seni, bedah buku, riset, serta pengumpulan arsip-arsip. Berlokasi di tengah kota terbesar di pulau Sumatra ini, Literacy Coffee juga sajikan sarana bagi para pelajar dan mahasiswa untuk belajar dan melakukan riset mereka, serta tentunya sajikan ruang untuk hiburan alternatif sekaligus progresif di kota Medan yang ramai.
Deretan Kolektif Musik yang Melestarikan dan Memperkuat Kultur Punk Sumatra
Pulau Sumatra, merupakan pulau yang besar dengan budaya-budaya yang beragam. Meski demikian, ada satu pergerakkan yang merupakan kesamaan yang besar di beberapa kota seperti Banda Aceh, Padang, serta Palembang, yaitu budaya musik punk yang kental. Meski memiliki budaya yang cenderung lebih konservatif, komunitas-komunitas tersebut tak melihat persepsi masyarakat maupun pemerintah daerah sebagai suatu penghalang. Di Banda Aceh, para peminat musik punk memiliki sebuah inisiatif berupa BNA Youth Booking, sebuah booking agency yang kerap menggelar perhelatan musik hardcore punk dan mengundang band-band mancanegara di Asia Tenggara. Meski berlokasi di tengah kota yang konservatif dan melihat budaya punk sebagai sesuatu yang subversif, hal tersebut tak memberhentikan para peminat musik punk dari menggelar acara-acara konser, sekalipun perhelatan mereka dibubarkan.
Adapun komunitas punk di kota Padang memiliki sebuah ruang serta komunitas yang berlokasi di Menace Space. Sebelumnya bernama Hardcore Mayhem, ruang ini diciptakan untuk mengembangkan kolektif mandiri yang mengusung etos Do It Yourself serta anti-diskriminasi dalam praktik mereka. Kini telah menjadi tempat berkumpul para peminat musik punk Menace Space tetap memiliki objektif yang sama, yaitu untuk menyajikan ruang kolektif yang dengan pemikiran terbuka, inklusif, dan aman untuk siapa saja. Dalam kegiatan mereka, Menace Space juga menyajikan sebuah festival musik hardcore punk tahunan berupa United Forces Festival yang digarap secara mandiri dan juga mengusung semangat DIY. Tak hanya Padang, festival tersebut merupakan tempat berkumpulnya peminat punk di Asia Tenggara. Selain itu, Menace Space juga sajikan sarana bagi para seniman atau musisi punk untuk terus berkreasi, melalui program penayangan film, pembuatan video klip untuk band lokal, serta pameran. Di Padang, budaya punk juga tak selalu mengalir dan berkembang secara mulus dan sempat mengalami perlawanan dari pemerintah daerah semenjak kemunculannya pada tahun 1990-an. Pada titik itulah Menace Space memiliki peran untuk menaungi komunitas underground di Padang.
Bagi Palembang, kota terbesar di Sumatra Selatan, Spektakel Klab merupakan pemain terbesar dalam pergerakan skena musik punk mereka. Pada iklim musik punk di Palembang, Spektakel Klab berperan dalam menyelenggarakan gigs sekaligus menjadi sebuah label yang merilis dan mendistribusi rekaman musik punk melalui label mereka, Spektakel Records. Tak hanya memiliki peran sebagai penyelenggara ataupun sebuah label rekaman musik punk, Spektakel Klab juga sajikan sebuah wadah penggerak advokasi isu-isu sosial seperti kesetaraan gender dan anti kekerasan seksual seperti āPunk Against Rapeā dan āDance Against Fascismā. Inisiatif untuk menggerakkan sebuah wadah aktivisme bagi komunitas peminat punk pun merupakan upaya dari Spektakel Klab untuk menangkis segala stereotip dan persepsi negatif yang melekat di pandangan masyarakat sekitar. Dengan berbagai inisiatif tersebut, Spektakel Klab ingin menaungi, mengembangkan, mengedukasi, serta membebaskan komunitas punk Palembang dari berbagai stigma yang ada.
Mengembangkan Seni Budaya Melalui Komunitas dan Teater
Tentunya, sebagai pulau yang besar, cakupan komunitas kreatif di Sumatra pun luas juga. Tak hanya bidang edukasi ataupun musik, Sumatra juga sajikan berbagai komunitas kreatif yang aktif bergerak di bidang seni. Bagi Banda Aceh, pergerakan seni tersebut memiliki aktor berupa Komunitas Kanot Bu. Komunitas yang bertujuan untuk memajukan kebudayaan Aceh ini memiliki beberapa inisiatif, yaitu unit desain dan cetak bernama Geulanceng, unit perfilman dan fotografi bernama Lensa Kiri, unit penerbitan buku independen berupa Tansopako Press, unit musik etnik berupa Seungkak Malam Seulanyan, serta sesi program musik akustik sekaligus diskusi berupa Teras Sore. Selain program-program tersebut, Kanot Bu juga sering menyediakan ruang untuk berbagai pameran dan diskusi seni yang mengundang seniman dan kurator dari berbagai wilayah. Komunitas Kanot Bu percaya bahwa seni dan budaya dapat digunakan sebagai suatu perangkat aktivisme, yaitu dengan menerapkan pemikiran dan sifat yang kritis terhadap situasi politik di Aceh dengan kolaborasi kreatif di bidang seni dan budaya.
Jika Banda Aceh memiliki Kanot Bu, Bandar Lampung memiliki Komunitas Berkat Yakin, sebuah komunitas seni yang bergeliat di bidang seni pertunjukan dan teater. Dalam praktisi mereka, Komunitas Berkat Yakin memiliki fokus pada proses penciptaan karya teater yang bersangkut dengan disiplin seni lain. Terlahir dari UKM Bidang Seni dari Universitas Lampung, komunitas teater ini juga ingin menyisipkan prinsip pembelajaran dan kesadaran sosial dalam karya-karya mereka. Telah membawa karya dan pementasan mereka ke berbagai daerah di Sumatra dan berkeliling ke Jawa, Komunitas Berkat Yakin juga sediakan program lokakarya dan penelitian. Dengan semangat muda dan keinginan untuk terus menciptakan karya yang segar, komunitas teater ini memiliki sebuah prinsip berupa āBerpikir serius, bersikap romantik, bertindak rock ān rollā. Merupakan komunitas progresif dan konsisten yang selalu ingin menembus batasan, Komunitas Berkat Yakin merupakan suatu unit yang dapat mewakili skena teater Lampung.
–
Artikel ini merupakan bagian dari proyek kolaborasi British Council ā DICE dengan Whiteboard Journal yang berfokus untuk mengangkat Creative Hubs di Indonesia. Kolaborasi berjudul āDirektoriā ini akan memuat profil komunitas serta kolektif lokal dari video series, interview, hingga buku. Tunggu rangkaian konten berikutnya di website kami.