Jelajah Skena: Bali
Gambaran mengenai komunitas kreatif yang membawa semangat, keragaman, dan perspektif yang unik dan hidup di Pulau Bali.
Words by Whiteboard Journal
In partnership with British Council - DICE (Developing Inclusive Creative Economy)
Teks: Annisa Nadia Harsa
Bali merupakan tempat yang terkenal akan jiwa semangat yang besar dalam berseni dan eksplorasi. Dengan warna-warni percampuran kultur yang tradisional serta modern, pergerakan ekosistem kesenian di Bali pun sulit untuk didefinisikan dan dikotak-kotakkan dengan label. Dari musik, desain, komunitas kreatif yang menggelar workshop, pameran seni, hingga komunitas yang mengusung literasi. Gerakan-gerakan budaya di Bali mencakup segala aspek sehingga dapat memenuhi keinginan untuk bereksplorasi yang berbeda bagi tiap orang. Untuk edisi ke-2 dari Jelajah Skena inilah kami akan mempersembahkan rangkaian kolektif, acara, dan tempat-tempat yang memberi ruang kepada pergerakan-pergerakan tersebut.
Denpasar
Sebagai Ibukota dari pulau dewata, Denpasar merupakan kota sibuk yang sering diramaikan oleh kegiatan serta kehadiran oleh banyak orang dari kota-kota maupun negara lainnya. Tak heran jika komunitas di Denpasar terlihat sangat dinamis, merupakan percampuran dari segala elemen yang beragam dan unik yang telah menjadi suatu gerakan yang utuh. Hal ini membuat skema komunitas seni di Bali sebagai sesuatu yang dapat menumbuhkan dan mempererat relasi antara pihak-pihak yang berbeda. Dari sebuah hub yang menyediakan panggung dan ruang untuk berdiskusi serta menggelar pameran, hingga penggerak skena musik yang sangat hidup.
Salah satu komunitas yang menyediakan ruang untuk tumbuhnya geliat kreatif di Denpasar adalah Rumah Sanur Creative Hub. Berlokasi di kota yang dinamis ini, Rumah Sanur berperan sebagai tempat berkumpulnya individu dari segala penjuru untuk berdiskusi, berkolaborasi, dan mempererat tali komunitas yang sudah ada. Dalam ruang-ruangnya, Rumah Sanur sediakan tempat serta menggelar acara diskusi, pameran seni, pemutaran film, hingga workshop kreatif. Lebih dari itu, Rumah Sanur juga menggandeng beberapa usaha startup oleh pemuda kreatif Bali, seperti Kopi Kultur, Teras Gandum, to~ko Concept Store, Chris the Barber, serta Yayasan Semesta Nusantara yang menyediakan fasilitas untuk difabel. Bersama-sama, mereka ciptakan lingkungan yang kondusif, dinamis, serta inklusif bagi berbagai lapisan masyarakat di Bali.
Selain creative hub tersebut, Denpasar juga menyuguhi industri musik yang sangat hidup. Salah satu acara musik yang unik dan khas dari Denpasar adalah Chaos Non Musica, yang kerap menyajikan acara-acara musik eksperimental yang merupakan perpaduan dari noise music, electronic, punk, hingga rock. Chaos Non Musica secara rutin menggelar acara-acara dengan membawa nama-nama penampil eksperimental seperti Gabber Modus Operandi, yang terkenal dengan percampuran unsur tradisional dan modern dalam musik mereka. Nama-nama lain dalam kancah musik eksperimental yang kerap disajikan adalah Jagajaga serta Glibly Ninja. Tak hanya di Bali ataupun antar komunitas lain di Indonesia, Chaos Non Musica pun telah mengukir nama mereka di kalangan musisi eksperimental di Asia Tenggara. Pada tahun 2019 silam, bersama dengan Maternal Disaster yang berbasis di Bandung, Chaos Non Musica telah mengundang Pisitakun dan Wuttipong, nama-nama yang juga aktif dalam skena eksperimental Thailand.
Ubud
Sebagai salah satu destinasi yang populer dikunjungi di Bali, Ubud juga merupakan salah satu titik tumbuh berbagai gerakan budaya dan kesenian. Tak hanya berbagai destinasi turis yang populer, Ubud juga memiliki komunitas-komunitas kreatif yang unik. Dari sebuah ruang yang diciptakan untuk komunitas pecinta musik hingga para pekerja dan penggiat segala aspek industri desain seperti grafis maupun arsitektur, Ubud tawarkan ruang-ruang dengan geliat budaya dan seni yang hidup dan berwarna.
Salah satu ruang yang sajikan platform unik bagi komunitas kreatif di Ubud adalah Studio Eksotika. Lebih tepatnya, Studio Eksotika adalah sebuah venue dengan konsep lounge bernuansa retro yang sajikan musik-musik eksentris bagi para penggemar musik. Merupakan bagian dari Potato Head, Studio Eksotika kerap menggelar acara-acara musik yang menampilkan penampilan-penampilan segar dari berbagai DJ. Tak hanya koleksi vinyl, Studio Eksotika juga memajang koleksi buku yang unik dan dapat dilihat oleh pengunjungnya sehingga merupakan destinasi yang segar bagi yang gemar bereksplorasi genre-genre musik baru maupun lama. Tak hanya itu, Studio Eksotika juga sediakan platform bagi komunitas penggemar film melalui program-program pemutaran dan diskusi film.
Tak hanya geliat musik, Ubud juga diwarnai oleh komunitas desain yang aktif. Salah satu acara yang populer bagi seni visual Ubud adalah Seminyak Design Week. Dalam perhelatan ini, para desainer, grafis, arsitek maupun yang lainnya, diajak untuk saling menampilkan karya mereka serta beradu gagasan. Dengan kurang-lebih 100 partisipan, acara tersebut sajikan pameran serta diskusi-diskusi dinamis dan interaktif mengenai teknis, konsep, bisnis, juga sustainability. Tak hanya itu, komunitas Seminyak Design Week juga memiliki keinginan untuk memberi dukungan serta mengangkat para seniman dan desainer muda melalui showcase karya-karya maupun bisnis mereka. Melalui aktivitas-aktivitas tersebut, Seminyak Design Week mengusung perkembangan dari segi inovasi serta eksplorasi industri desain Bali.
Bali Selatan
Jika berbicara tentang Pulau Dewata, Bali Selatan merupakan daerah yang cenderung lebih populer, ramai dan sibuk. Dengan jejeran pantai-pantai yang populer sebagai destinasi pariwisata, seperti Pantai Pandawa, Pantai Sanur, serta Pantai Jimbaran, terkadang sulit untuk melihat dan mengenali lebih dekat kunjungan atau acara lain yang dapat dinikmati di Bali. Namun, Bali Selatan memiliki beberapa pilihan alternatif, dengan komunitas literasi dengan taman yang asri serta acara seni kontemporer tahunan yang dapat dijadikan jendela untuk mengenal Bali Selatan dengan lebih dekat.
Didirikan oleh Agung Alit dan Hani Duarsa, Taman Baca Kesiman merupakan komunitas yang bergerak di bidang literasi dengan menyediakan perpustakaan sekaligus ruang baca. Koleksi yang disediakan oleh Taman Baca Kesiman pun beragam, mulai dari buku-buku sejarah, sosial, politik, sastra, hingga jurnal-jurnal ilmiah. Keberagaman koleksi tersebut pun ada guna memelihara budaya literasi serta berpikir dan berdialog secara kritis. Selain itu, Taman Baca Kesiman juga kerap digunakan sebagai wadah untuk berdiskusi, seperti yang dilakukan melalui program “Berdendang TBK”, yang menyediakan penampilan serta diskusi kritis mengenai sosial dan budaya bersama para musisi. Taman Baca Kesiman pun sediakan penyaluran ekspresi serta pertukaran ide bagi para penggemar film dengan adanya program Cinecoda yang sajikan acara-acara pemutaran serta diskusi film. Berlokasi di Bali yang kaya akan destinasi pariwisata yang selalu sibuk dan ramai, Taman Baca Kesiman juga sediakan taman yang asri sehingga dapat dijadikan destinasi alternatif untuk bernafas serta berinteraksi dengan komunitas seni dan budaya di Bali secara lebih akrab.
Selain ruang untuk berdiskusi dan bertukar ide, Bali Selatan juga sediakan sebuah platform dan komunitas bagi penggiat seni rupa dalam bentuk acara tahunan, ART Bali. Pameran ART Bali berfokus kepada seni kontemporer dari berbagai seniman lokal maupun internasional. Seni yang dipamerkan pun datang dalam medium yang sangat beragam, mulai dari lukisan, seni ukir, instalasi, hingga multimedia yang masing-masing sajikan cerita serta perspektif yang unik. Merupakan eksibisi tematis, pada 2019 silam, ART Bali menggelar eksibisi bertajuk “Speculative Memories”, yang mengeksplorasi naratif sejarah dan berbagai penyajian dengan perspektif baru di era yang lebih modern. Dengan ragam seniman serta medium, ART Bali sajikan acara di mana banyak keberagaman bisa berkumpul, bersatu, dan berinteraksi.
—
Artikel ini merupakan bagian dari proyek kolaborasi British Council – DICE dengan Whiteboard Journal yang berfokus untuk mengangkat Creative Hubs di Indonesia. Kolaborasi berjudul “Direktori” ini akan memuat profil komunitas serta kolektif lokal dari video series, interview, hingga buku. Tunggu rangkaian konten berikutnya di website kami.