3 Hari Mencari Talenta Baru Bersama Angga Sasongko, Anggun Priambodo dan Iga Massardi
“Layar Kita Bahasa Kita” hadir untuk menjaring talenta lokal guna memberikan ruang kreasi pada mereka sekaligus kesempatan berkolaborasi maupun berkonsultasi bersama Iga Massardi, Anggun Priambodo dan Angga Sasongko.
Semakin hari, video berkembang menjadi bidang baru yang membuka kemungkinan-kemungkinan baru yang menarik. Berdasarkan hal tersebut, sebuah kompetisi bernama “Layar Kita Bahasa Kita” hadir untuk menjaring talenta lokal guna memberikan ruang kreasi pada mereka sekaligus kesempatan berkolaborasi maupun berkonsultasi bersama Iga Massardi, Anggun Priambodo dan Angga Sasongko.
Setelah melewati fase pemilihan finalis, terpilih 17 orang dari Jakarta, Batam hingga Yogyakarta yang tersebar ke dalam kategori video musik, animasi serta short film untuk bersaing mendapatkan kesempatan menciptakan konsep video musik Iga Massardi bersama Stella Gareth dari Scaller, yakni “Arus Merah”.
Adapun pada prosesnya, para finalis hanya diberi waktu 3 hari dari tanggal 11 hingga 13 Mei 2018. Dimulai dengan Directing Class bersama Angga Sasongko untuk mempelajari storytelling, serta proses interpretasi ide untuk kemudian diaplikasikan ke dalam pembuatan video. Pada sesi ini, Angga yang dikenal sebagai sosok di balik kesuksesan franchise “Filosofi Kopi” tersebut memberikan tips penting agar finalis mampu memproyeksikan pesan dalam video ke penonton secara jelas. Lewat storytelling pula, Angga menekankan bahwa clarity, detail serta alur yang menarik mampu membuat penonton menonton sebuah video maupun film sampai selesai.
Setelah mendapat bobot untuk berkarya dari Angga, Iga Massardi kemudian hadir memberikan Music Video Class guna menceritakan idenya untuk memvisualisasikan lagu “Arus Merah”. Iga menjelaskan arti dari lagu ciptaannya dan mengajak finalis untuk menginterpretasi lagunya, Iga pun menstimulasi mereka agar menampilkan ide paling menarik di hari esok.
Pada hari kedua, finalis pun hadir menjadi 6 grup yang akan berdiri sebagai tim produksi untuk pembuatan video musik “Arus Merah”. Di hari ini, Anggun Priambodo yang dikenal sebagai sutradara dan bagian dari The Jadugar hadir untuk menggelar Video Production Class. Sebagai sosok signifikan di skena seni video, Anggun hadir sebagai salah satu pembentuk tren video musik alternatif di Indonesia. Karyanya bisa dilihat dari video LAIN – Train Song hingga yang paling seminal, Naif – Dia Adalah Pusaka Sejuta Umat Manusia yang Ada Di Seluruh Dunia.
Di kelas ini, finalis diajak untuk memoles ide mereka melalui paparan proses kreatif Anggun serta referensi video musik yang pernah Anggun produksi, mulai dari animasi, stop-motion hingga pendekatan dokumenter. Adapun pendekatan intrinsik, yakni pengenalan terhadap lagu yang akan diolah menjadi video maupun sosok sang musisi ditekankan Anggun pada sesi ini. Di hari yang sama pula, tiap grup mendapat kesempatan untuk berkonsultasi secara intensif bersama Anggun untuk membedah ide sekaligus mematangkannya sebalum dipresentasikan pada esok hari.
Pada hari terakhir, tiap grup diminta untuk mempresentasikan ide mereka di depan sesama finalis untuk kemudian dipilih oleh Anggun, Iga dan Angga. Adapun mereka yang terpilih menjadi pemenang serta yang terbaik dari tiap kategori adalah yang memenuhi kriteria dalam hal ide, presentasi hingga interpretasi akan video “Arus Merah”. Mereka adalah Reinald Maychaelson (Best Short Film), Irdian Ziris Febrianto (Best Animation), Jody Surendra (Best Music Video) serta Arief Khoirul Alim dari kategori animasi yang menjadi “Layar Kita Bahasa Kita” Winner dan akan merealisasikan idenya bersama Angga Sasongko untuk video musik “Arus Merah”.
Melihat antusiasme yang ada dari para finalis serta apresiasi dari para mentor dalam kompetisi “Layar Kita Bahasa Kita”, terbukti bahwa masih banyak talenta di sudut Indonesia yang memerlukan akses serta sorotan lebih guna membawa ide mereka ke permukaan dan menjadi bagian dari cairnya skena kreatif Indonesia. Kini, adalah tugas kita selaku penikmat dan praktisi untuk terus menggali dan memberikan spotlight agar regenerasi dalam dunia seni lokal terus hadir demi kreativitas ke level yang lebih tinggi.