Yang Kita Bisa Pelajari dari Laneway
Catatan dari Laneway Festival Singapore 2018
Line-up yang Segar
Tanggal 28 Januari 2018, The War On Drugs memenangkan Grammy Awards untuk kategori “Best Rock Album”, beberapa belas jam sebelumnya, Adam Granduciel dan kawan-kawan menjadi headliner penutup di Laneway 2018. Ini adalah pengalaman yang sangat berkesan bagi puluhan ribu pengunjungnya. Banyak di antaranya yang kemudian turut merasa bangga akan pengalamannya di festival ini dan membagi ceritanya di media sosial (beberapa bahkan menambahkan hashtag #Laneway tanpa diminta), ini jelas hal yang sangat positif bagi sebuah acara di era di mana semua diukur dari KPI dan SEO seperti sekarang ini. Tak hanya The War on Drugs, gelaran Laneway kemarin adalah salah satu line-up terbaik dari festival ini, beberapa musisi yang merilis album bagus di 2017 (Aldous Harding, Slowdive, Father John Misty, hingga Moses Sumney) dikumpulkan dalam satu festival dan semua tampil prima. Tak heran kemudian bila di antara barisan penontonnya kita bisa menemukan wajah-wajah familiar dari Indonesia yang dengan senang hati memberangkatkan diri ke festival ini.
Branding Secukupnya
Laneway tahun ini diadakan di kawasan Gardens by the Bay – sebuah kompleks berisi pusat perbelanjaan, taman indah berukuran raksasa hingga bianglala yang jadi salah satu landmark di negerinya. Jika pada umumnya di festival lokal kita akan disambut dengan deretan baliho, poster serta banner festival di seluruh penjuru kota bahkan berhari-hari sebelum acara, di Singapura, setidaknya di weekend itu, nyaris tak ada materi publikasi cetak dipampang di tempat umum. Di Gardens by the Bay, penampakan logo atau poster acara juga tak terlalu tampil – paling hanya beberapa signage kecil yang menunjukkan di mana pintu masuk berada. Pada venue sekalipun, branding ditempatkan secukupnya, tak ada logo super besar yang berlomba untuk tampil. Ini adalah hal baik, bagi festival itu sendiri maupun bagi publik, eksistensi branding yang berlebihan jelas merupakan hal yang tak terlalu menyenangkan. Selain itu, dengan placement branding yang cukup, kita juga bisa menikmati venue – terutama pemandangan sekitarnya – dengan lebih nyaman. Malam itu terasa indah saat Father John Misty bermain di panggung dengan latar belakang kerlip lampu Marina Bay Sands yang megah. Satu lagi poin tambahan untuk tourism Singapura.
Peran Sponsor Yang Tepat Guna
Sponsorship adalah salah satu tulang punggung utama sebuah acara. Keberadaannya menjamin keberlangsungan sebuah festival dan semua elemen yang ada di dalamnya. Yang menarik adalah bagaimana kemudian Laneway menempatkan posisi sponsor di acara ini. Biasanya, treatment yang paling umum diaplikaskan adalah para sponsor akan mendapat placement logo – dan mereka bisa berjualan di area festival. Paradigma sedikit dibalik di pada Laneway kemarin, sponsor memang diberikan space khusus di area acara, tapi brand yang ingin tampil di festival ini juga diberi kewajiban untuk memberikan servis bagi para penonton. Misalnya H&M, di acara kemarin mereka mendapat satu booth besar, tapi di dalam booth tersebut mereka tak terlihat sedang jualan, alih-alih begitu H&M justru membuat aktivasi menyenangkan bagi pengujung dengan berbagai games menarik yang berhadiah beberapa produk mereka. Poin paling tinggi bagi sponsor di acara ini ada untuk Uber. Di Laneway kemarin, Uber menyediakan dua layanan, yang pertama ada atas nama Uber Eats (semacam layanan antar makanan melalui armada Uber), dan yang kedua ada untuk servis Uber Ride. Uber Eats memberikan layanan antar yang membuat pengunjung tak perlu antri di booth makanan festival yang biasanya selalu panjang mengular. Selain itu, mereka juga berbagi beberapa merchandise, yang sebenarnya remeh, namun berkesan, seperti kipas elektronik (esensial di festival outdoor dengan matahari yang menyengat). Uber Ride adalah bintangnya, transportasi menuju dan sepulang acara biasanya jadi salah satu masalah utama, dan kerjasama Uber dengan Laneway menawarkan solusinya. Di pintu keluar, Uber menyediakan booth khusus di mana pengunjung dibantu untuk memesan kendaraan, dan di depan booth itu armada Uber lokal telah berkumpul untuk menyambut pesanan. Nyaman.
Penonton Menjadi yang Terutama
Ada dua elemen penting dalam berjalannya sebuah festival musik: konten acara (mencakupi line-up band, hingga beberapa aktivitas tambahan yang bisa dinikmati) dan pelayanan untuk penontonnya. Untuk poin kedua, Laneway juga memberikan pelajaran penting, di festival ini pengunjung mendapat pelayanan yang cukup memuaskan. Toilet tersedia dalam jumlah yang relatif banyak, venue juga diatur sedemikian rupa supaya nyaman, kualitas sound yang merata dari berbagai sudut adalah beberapa hal yang memanjakan penonton. Para staf yang ada, baik dari tenant maupun panitia inti juga tampak bekerja dengan sepenuh hati dan tenaga. Intinya, tak ada hal besar yang mengganggu pengunjung untuk menikmati acara (meski sayangnya masih banyak pengunjung yang buang sampah sembarangan). Dan untuk itu, Laneway Festival Singapore 2018 meninggalkan bekas yang mendalam di benak semua kepala yang ada di sana.