Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi
Dongeng Teranyar dari Yusi Avianto Pareanom
Jika pada umumnya cerita adalah narasi yang mendeskripsikan realita atau khayalan, pada tulisan Yusi Avianto Pareanom, cerita hidup sebagai medium yang mendistraksi pikiran. Bahkan menggugah iman dan akal pembacanya dalam menyikapi kehidupan. Di tangan Yusi, cerita keseharian bisa menjadi ironi. Tak jarang pula, tragedi jadi komedi. Cukup lama menulis sebagai jurnalis membuat tulisannya mengaburkan konteks fiktif dan faktual. Hal ini membawa namanya dikenal oleh publik, terutama bagi mereka yang gemar menertawakan realita. “Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi” novel debutnya yang dirilis bulan Maret lalu, merupakan salah satu buktinya.
Pertama muncul pada kumpulan cerita pendek “Rumah Kopi Singa Tertawa” yang dirilis melalui penerbit Banana, “Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi” akhirnya lahir dalam bentuk novel sekian tahun kemudian. Dengan tetap menarik respons meriah dari pembaca yang terlanjur penasaran akan dongeng pemberontakan seorang putra bangsawan yang eksentrik ini. Dan untuk membayar rasa penasaran pembaca, Yusi memilih untuk memberi kejutan sebagai pembuka. Beberapa halaman pertama, cerita dimulai pada kisah celakanya sang tokoh utama. Sebuah sensasi klimaks yang tampil sejak halaman pertama. Aneh memang, seakan pembaca langsung dibawa ke tengah gelanggang untuk menyaksikan perang yang membuat orang terengah-engah karena tidak tahu sebab musabab dan arah cerita. Namun, justru lewat halaman tersebut, pembaca dibawa mendaki kelokan alur cerita yang bervariasi.
Pencantuman nama Raden Mandasia di judul secara tak langsung membuat pembaca segera mencari tahu latar belakang yang membuatnya menjadi tokoh utama yang perlu dicetak besar di sampul. Jika biasanya pembaca dihadapkan dengan pilihan cerita dramatis yang klise dengan pembagian tokoh antagonis dan protagonis, namun dalam Raden Mandasia pembaca diajak untuk menebak-nebak apa watak tokoh sebenarnya. Karena masalah yang tergambar bukan hanya melalui kondisi setting cerita, tapi juga watak tokoh yang manusiawi. Tak jarang, imajinasi pembaca dipicu. Layaknya cerita rakyat yang diselipi behind the scene atau bloopers, terdapat bagian-bagian seharusnya hanya menjadi komentar dalam hati saja, justru dengan gamblang tertulis di novel guna menggambarkan karakter-karakter dalam novel ini secara utuh.
Sebuah cerita, membutuhkan tiga hal untuk menjadi abadi dan bisa dibaca berulang kali. Tiga hal tersebut adalah alur, struktur serta detail penokohan. Pada novel ini, Yusi berhasil merangkap ketiganya sekaligus. Kemampuan deskripsi, salah satu ciri khas Yusi menjadi kekuatan utamanya untuk lamat-lamat menguras jam tidur pembaca. Seperti dongeng kontemporer, meski bersetting pada mas lampau, tiap bab yang ada lekat dengan keseharian yang memantik tawa dan makian-makian dalam waktu bersamaan, tanpa harus mengorbankan tingkat intelektualitas cerita. Kalau umpatan merupakan ekspresi ketidakpercayaan akan hal di luar nalar, Yusi melalui novel ini, telah memicu satu atau belasan umpatan dari pembaca.
Yusi membuktikan kekuatan kata sebagai stimulus terbesar dan terkuat untuk otak manusia lewat deskripsi akan aksi yang dilakukan Raden Mandasia dan Sungu Lembu sang deuteragonis. Ada kalanya pembaca dibuat geregetan dan berharap tokoh yang diciptakan itu nyata adanya, bahkan mencari padanan yang tepat dengan orang-orang atau artis lokal yang sesuai dengan karakteristik yang Yusi deskripsikan.
Total 448 halaman membuat novel ini tergolong cukup tebal untuk buku non epik dengan penokohoan yang tak terlalu kompleks. Butuh waktu dan persistensi untuk menandaskan semua halaman novel ini. Tapi Yusi menunjukkan kalau dirinya bisa memikat siapapun lewat rangkaian kata yang aduhai, sehingga siapapun, jika berani, dapat menyimak kembali jalan hidup Raden Mandasia dan Sungu Lembu serta menemukan sudut pandang baru dalam ceritanya. Terbayar sudah penantian lama untuk lahirnya novel ini, dan akhirnya bisa dipahami bagaimana Yusi tidak tergesa-gesa dalam menyiapkan novel ini dengan logika dan emosi yang terjaga.
Pembelian novel Raden Mandasia Si Pencuri Daging Sapi bisa melalui:
SMS/Whatsapp: 082124566066 (Risdi)